11. 💍 Penasaran 💍

8K 537 128
                                    

Saat ini Alifia sudah berada di halaman kampusnya dan bergegas menuju ke kelasnya karena beberapa saat lagi mata kuliah pertama akan segera di mulai, lalu tiba-tiba seseorang terlihat menghampirinya.

"Assalamualaikum, Alifia," ucap seorang wanita muda itu.

"Wa'alaikumussalam, eh, Nayla kirain siapa, mau ke kelas juga kan? Bareng yuk?" tawarnya.

"Iya nih, yaudah ayo, eh iya Fia, tadi yang nganterin siapa? Suami kamu?" tanya Nayla penasaran.

Alifia mengangguk sambil mengisyaratkan Nayla untuk memelankan suaranya, sebab mengenai pernikahan Alifia memang hanyalah orang-orang terdekatnya saja yang mengetahuinya.

"Ciee pengantin baru, masih romantis-romantisnya nih kayaknya, gimana rasanya jadi istri? Enak gak?" tanya Nayla.

"Ciee kepo ya?" jawab Alifia sambil terkekeh.

"Yaa gimana yaa, kepo dikit doang," ucap Nayla.

"Pokoknya nikah tuh nikmatnya tiada tara deh, semua hal yang kita kerjakan itu juga bisa jadi ibadah loh, seperti melayani suami, dan lainnya, makanya nikah sana," sindir Alifia halus.

"Ckk, mentang-mentang udah nikah nih, ya do'ain aja, semoga jodohku segera datang," ucap Nayla.

"Aamiin, udah ah ayo ke kelas, malah jadi mengghibah nih kita," ajak Alifia.

Nayla dan Alifia pun akhirnya bergegas ke ruang kelasnya setelah terjeda oleh obrolan mereka tadi.

Hari ini tampaknya mereka akan semakin sibuk oleh segala tugas yang diberikan oleh para dosen, apalagi saat ini mereka sudah memasuki semester akhir.

****

Tak terasa kini sudah saatnya mereka pulang, sebelum itu, karena waktu shalat ashar sudah berkumandang sejak beberapa menit yang lalu, Alifia beserta Nayla pun menyempatkan untuk beribadah sejenak.

Mereka tampak khusyuk dalam melaksanakan kewajibannya, sampai beberapa saat kemudian mereka telah selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Eh, Fia, mau aku temenin sampai suami kamu datang atau aku tinggal aja nih?" tanya Nayla.

"Tunggu dong, Nay, masa kamu tega sih ninggalin aku sendirian?" ucap Alifia merajuk.

"Hufhhh iya deh iya, aku temenin," jawab Nayla pasrah.

"Eh, Nay, kita jajan batagor dulu yuk, itu mumpung penjualnya masih ada, kayaknya enak nih makan batagor terus minumnya es jeruk," ajak Alifia.

"Ayo, ayo, kebetulan nih aku juga lapar, cacing-cacing di perut aku udah nyanyi nih dari tadi," ucap Nayla bersemangat.

"Hmmm, giliran urusan makanan aja gercep banget," ucap Alifia lagi.

Nayla hanya terkekeh mendengar penuturan jujur dari sang sahabat, kemudian kedua perempuan yang bersahabat itu mulai melangkahkan kakinya ke sebuah jajanan kaki lima yang jaraknya hanya beberapa meter dari hadapannya.

Setelah sampai di tujuan, mereka pun bergegas untuk memesan jajanan yang mereka inginkan, setelah menunggu beberapa saat, dua porsi batagor dan es jeruk pun telah tersaji di hadapan mereka. Dengan lahap keduanya tampak menikmati makanan tersebut.

"Alhamdulillah," ucap keduanya bersamaan.

"Udah selesaikan? yuk bayar," ajak Alifia.

Tak lama setelah mereka membayar makanan yang mereka beli, Hikam pun tampaknya sudah berada di sana dan langsung menghampiri istri tercintanya.

"Assalamualaikum, Habibati," ucap Hikam sambil menepuk pundak Alifia.

"Wa'alaikumussalam, eh, mas dari kapan ada di sini?" tanya Alifia sambil menyalami tangan sang suami.

"Baru aja kok, yaudah mau pulang sekarang?" tanya Hikam.

Alifia pun mengangguk.

"Ekhemmm, duh gerah deh, dari pada iri melihat keuwuan di sini, mending pergi deh, aku duluan ya, Assalamualaikum, dadahh," ucap Nayla sambil melangkah pergi.

"Wa'alaikumussalam, eh, Nay, Syukron ya shohibati," ucap Alifia.

"Afwan, ya shohibati," ucap Nayla sambil tersenyum.

Kemudian, Hikam dan Alifia pun bergegas untuk pulang ke rumahnya.

****

Di perjalanan, mereka tampak menikmati waktu kebersamaannya, kemudian Hikam menoleh sejenak ke arah Alifia, ia pun terkekeh melihat ada noda saus kacang yang menempel di bibirnya.

"Makannya belepotan banget sih Habibati, kayak anak kecil aja," ucap Hikam sambil membersihkan noda saus itu menggunakan tangannya kemudian menjilatnya.

"Ih, mas, kok dijilat, itu kan bekas dari bibir aku, jorok tau," ucap Alifia.

"Gak apa-apa, lagian dari bibir istri tercinta, mana ada jorok," ucap Hikam tersenyum.

Alifia tampak tersenyum malu mendengar penuturan dari suaminya itu, Hikam ini selalu saja bisa membuat jantung Alifia berdegup lebih cepat dari biasanya.

"Udah nyampe nih, ayo turun," ajak Hikam.

Alifia pun mengangguk sambil melepaskam safe belt yang masih melingkar di tubuhnya.

Ketika ia hendak turun dari mobil, ternyata Hikam sudah terlebih dahulu turun dan membukakan pintu mobil untuknya, tak sampai di situ, ia pun lekas menggendong istrinya.

"Mas ih, turunin, aku mau jalan aja," ucap Alifia sambil memukul-mukul pelan dada bidang suaminya.

"Udah, gak ada penolakan, pokoknya aku gendong sampai ke kamar," ucap Hikam bersikeras.

Alifia pun hanya bisa menuruti keinginan suaminya itu, meskipun sebenarnya tak masalah jika Hikam melakukan itu, hanya saja jantungnya seperti tak aman ketika Hikam memperlakukannya semanis itu.

"Eh, pengantin baru, udah main gendong-gendongan aja, umi juga mau dong," ucap umi mengggoda anak dan menantunya itu.

Alifia dan Hikam tampak malu-malu ketika sang umi memergoki aksi gendong-gendongan mereka.

Kemudian, Hikam menurunkan sejenak Alifia, untuk menyalami tangan ibu mertuanya, lalu kembali menggendongnya.

"Yaudah sana, kalian ke kamar dulu, ganti baju," ucap sang umi.

Alifia dan Hikam mengangguk, kemudian melanjutkan kembali aksi gendong-gendongannya itu.

Sang umi hanya tersenyum melihat kelakuan pasutri muda itu.

"Dasar pasangan baru, masih lengket-lengketnya tuh," gumam umi.







Halloo, gimana nih bab ini? makin seru donggg? 😁.... Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa ❤❤... Dan tunggu terus kisah selanjutnya dari pasutri ini 😊❤

Imam Untuk Alifia ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang