35. 💍 Bersamamu Hingga Jannah 💍

5.2K 238 19
                                    

Hari berlalu, perkembangan si kecil Marwa sudah banyak sekali, ia semakin menjadi anak yang aktif dan tentu saja sehat. Usianya kini sudah delapan bulan.

Sedari dini, ia selalu di biasakan untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an oleh Hikam dan Alifia, agar pendengaran senantiasa mendengar hal-hal yang baik.

"Assalamualaikum, anak umma yang cantik, sini makan dulu, umma masakin sup kesukaan Marwa nih," ucap Alifia seraya membawa makanan MPASI untuk Marwa.

Si kecil Marwa tampak tertawa girang seraya menepuk-nepukan kedua tangannya.

"Tuh, nak, umma udah datang, yeeeyy makan!" ucap Hikam seraya membawa Marwa pada Alifia.

Kemudian, ia meletakkan Marwa pada tempat duduknya.

"Sebelum makan, jangan lupa berdo'a dulu, ya?" Ucap Alifia seraya menengadahkan tangannya.

Kemudian, setelah itu, ia mulai menyuapi Marwa dengan perlahan, sampai akhirnya makanan itupun habis tak tersisa.

"Alhamdulillah, makin pintar makannya ya, sehat-sehat terus, ya, nak!" ucap Alifia seraya membelai puncak kepala anaknya.

"Mmaa--," ucap Marwa seraya menarik khimar yang dikenakan oleh ummanya.

"E-ehh, iya, kenapa sayang? Umma mau naruh ini dulu, Marwa sama abati dulu, ya?" ucap Alifia seraya melepaskan genggaman tangan Marwa pada khimarnya.

"Iya sayang, sini sama abati dulu ya? Yukk sini gendong," ucap Hikam.

Kemudian, Hikam membawa putri kecilnya menuju sebuah taman kecil yang ada di rumahnya.

Ia mengajak Marwa untuk melihat ikan-ikan hias yang ada di kolam, bayi mungil itu tampak berbinar sekali kala melihat ikan-ikan berenang kesana kemari dengan lincahnya.

"Marwa suka ya lihat ikan di sini?" tanya Hikam pada putrinya.

Setelah puas melihat kolam ikan, ia pun mengajak Marwa untuk duduk sejenak di sebuah kursi kayu yang ada di sana. Namun, tiba-tiba saja awan yang tadinya cerah mulai berganti menjadi gelap.

Jedarrrr...

Suara gemuruh tiba-tiba menganggetkan keduanya, terlebih lagi Marwa, sontak bayi mungil itu menangis kencang dikarenakan kaget.

"Astaghfirullah, nak, maaf ya, syutt, tenang sayang, di sini ada abati," ucapnya seraya mendekap Marwa erat.

Mereka pun segera kembali ke dalam rumah sebelum hal seperti tadi terulang kembali.

****

"Astaghfirullah, mas, ini Marwa kenapa nangis? Kamu apain sih?" ucap Alifia seraya mengambil alih Marwa dari tangan suaminya.

"Maaf, sayang, tadi di luar gak sengaja dia dengar suara petir, kaget kayaknya dia," ucap Hikam.

"Astaghfirullah, ada-ada aja, gak apa-apa sayang, udah aman kok sekarang, tenang ya, ada abati dan umma, kok," ucap Alifia lembut seraya mengelus punggung Marwa.

Kemudian, ia menimang-nimang putrinya itu sampai ia tertidur dengan pulasnya dalam dekapan Alifia.

Ia segera meletakkan Marwa ke dalam tempat tidurnya, kemudian mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.

Lalu, ia duduk pada tepi ranjangnya, ditemani dengan suaminya tentu saja, cuaca di luar saat ini tengah di guyur hujan yang cukup deras.

"Fia!" panggil Hikam.

"Hmm? Iya, mas? Kenapa?" sahutnya.

"Terima kasih ya," ucap Hikam tiba-tiba.

Alifia tentu merasa heran, mengapa tiba-tiba Hikam mengucapkan terima kasih? Apa jangan-jangan karena efek suara gemuruh petir tadi?

"Terima kasih untuk apa?" tanyanya.

"Untuk semuanya, terima kasih kamu sudah mau menerima mas untuk menjadi pelengkap imanmu, sudah mau menjadikan mas sebagai imammu dan terima kasih sudah kamu sudah mau menjadi bidadari syurganya mas, terima kasih juga, kamu sudah memberikan mas keturunan yang cantik serta In Syaa Allah shalihah seperti kamu," ucapnya tulus.

Alifia tentu merasa terharu dengan ucapan dari suaminya, kemudian ia menatap netra suaminya lekat-lekat.

"Sama-sama, mas, aku berharap kelak kita akan dipertemukan kembali di Jannah-Nya, semoga kita bisa berjodoh di dunia dan di akhirat ya," ucap Alifia.

"Aamiin," jawab Hikam.

Lalu, Alifia dan Hikam berjalan mendekati tempat tidur Marwa yang ada di sampingnya, mereka menatap wajah mungil nan cantik malaikat kecilnya.

Harapan serta do'a selalu mereka panjatkan untuk sang putri kecil yang kini telah menjadi pelengkap dalam kehidupan rumah tangganya.








Hallo semua ❤😍... Salam sayang dari aku 😆... Gimana nih gimana? Tunggu kelanjutan ceritanya ya, ikuti terus kisah Alifia dan Hikam sampai akhir, ya ❤😍

Imam Untuk Alifia ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang