Pagi ini Alifia tengah bersiap untuk pergi ke kampusnya di karenakan hari ini ia akan melakukan sidang skripsi, dengan menggunakan gamis berwarna coklat dan khimar panjangnya.
"Sayang, udah siap belum? Nih, minum susunya dulu, setelah itu kita berangkat, takut nanti telat," ucap Hikam yang tiba-tiba muncul sambil membawa segelas susu hamil hangat.
Alifia menoleh ke sumber suara, kemudian tersenyum
"Terima kasih, mas, maaf ya jadi ngerepotin," ucap Alifia.
"Gak ngerepotin sama sekali kok, udah, sini duduk dulu," ucap Hikam lagi.
Alifia pun menurut, kemudian lekas meminum susu tersebut dengan perlahan-lahan sampai habis.
"Nanti di kampus hati-hati ya, jangan lari-larian, awas aja kalau nakal, mas cubit hidungnya," ucap Hikam sambil mencubit pelan hidung istrinya.
"Hmm, iya jauzi," ucap Alifia, kemudian tersenyum.
"Tapi mas, aku gugup deh, kira-kira skirpsiku dinyatakan lulus atau engga ya? Aku bisa wisuda tahun ini gak ya?" ucap Alifia cemas.
"Bismillah, In Syaa Allah semuanya lancar sayang, mas yakin skripsi kamu pasti lulus, nanti jangan lupa berdo'a dulu ya, biar dimudahkan pas jawab pertanyaan dari dosen penguji," ucap Hikam menenangkan.
"Iya mas, terima kasih udah nenangin Alifia," ucapnya.
"Sama-sama, sayang, udah yuk berangkat," ajak Hikam.
Lalu, keduanya lekas keluar dari kediamannya untuk melakukan aktifitasnya hari ini.
****
Kini, keduanya telah sampai di depan halaman kampus Alifia, sebelum pergi, seperti biasa Alifia akan menyalami tangan suaminya, begitu pula dengan Hikam, ia akan mengecup sejenak kening Alifia dan kebiasaan barunya saat ini adalah mengecup perut Alifia dan sedikit memberikan nasihat pada calon anak yang ada di rahim istrinya.
"Semoga lancar ya sayang, kalau ada apa-apa, hubungi mas secepatnya," ucap Hikam.
"Iya mas, yaudah Alifia pergi dulu, mas juga hati-hati," jawab Alifia.
Hikam mengangguk, kemudian Alifia pun bergegas pergi menuju kampusnya, setelah beberapa hari ia tak menginjakan kaki di kampusnya.
****
Alifia kini tengah berjalan menuju ke ruang sidang skripsi yang letaknya tak terlalu jauh dari gerbang kampus, ia menatap sekeliling area kampus yang tampak asri.
"Assalamualaikum," ucap seseorang.
"Wa'alaikumussalam, eh, Nayla, aku kangen tau!" ucap Alifia, kemudian segera menghambur ke pelukan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Untuk Alifia ( End )
Novela Juvenil[ Religi-Romance ] ( Belum Revisi ) Alifia tidak pernah menyangka jika di usianya yang baru menginjak 20 tahun ia harus di jodohkan dengan lelaki bernama Muhammad Hikam Al-Ghifary. Seorang lelaki Shalih lulusan dari salah satu Universitas dan pond...