'lekas kembali diriku yang mulai kembali hilang.'
Dua hari lagi ujian kelulusan akan dilaksanakan, semua murid kelas 9 kini nampak seperti manusia sibuk. Kemana-mana hanya buku pelajaran yang dibawa. Seperti itu pula Nareth Dan Renka. Entah dirumah, sekolah maupun saat bermain bersama pun yang mereka bicarakan hanya seputar pelajaran. Bahkan mereka akan tidur bersama untuk saling berbagi ilmu dan berakhir tidur larut diatas jam 2 pagi.
Jika kalian bertanya dimana Jefran, anak itu bahkan sudah pusing dan muak saat dua sahabatnya membicarakan rumus rumus fisika maupun matematika, entah saat bertemu atau saat mereka melakukan panggilan telefon.
Dia hanya berharap dan berdoa kepada Tuhan agar diberi keberkahan saat ujian, siapa tau otaknya menjadi sepintar Nareth?
Karena ujian kelulusan sudah menunggu orang tua Nareth menambahkan jam lesnya. Jujur Nareth sendiri juga ingin seperti Jefran, bebas tanpa harus dibebani tuntutan.
Bukankah Jefran juga bungsu?
Tapi Jefran tidak pernah dituntut untuk mendapatkan nilai sempurna. Jefran mampu menentukan sendiri pilihannya untuk kedepannya. Sedangkan dia? hahaha bahkan sekolah pun yang menentukan orang tuanya.Hari ini matahari nampak malu memunculkan sinarnya, ia memilih untuk bersembunyi dibalik awan awan gelap yang memgambang diatas sana.
Hari ini adalah hari pengumuman olimpiade dari beberapa SMA, termasuk SMA Gelaras. SMA yang menjadi idaman banyak orang.
Minggu lusa Nareth mengikuti beberapa olimpiade di SMA-SMA dikotanya. Namun yang menjadi tujuan utamanya adalah SMA Gelaras, bukan karena itu sekolah favorit, namun ibunya ingin ia masuk kesana seperti sang kakak.
Diruang tamu kedua orang tuanya sedang menunggu pengumuman olimpiade itu, dengan Nareth yang melafalkan doa doa dihatinya. Semoga apa yang orang tuanya mau dapat terlaksana olehnya.
Namun saat pesan yang berisi daftar peserta pemenang olimpiade masuk, kenyataan pahit harus ia telan.
Pandangan tajam sang ibu terarah kearahanya, menghunusnya bak pisau yang tajam.
"KAMU INI GIMANA SIH NARETH??? LIHAT KERJAAN KAMU??"
sang Ibu menperlihatkan daftar daftar peserta yang masuk, tidak ada nama Nareth disitu. Laptop yang ada dimeja itu ditutup secara kasar. Nareth hanya bisa memejamkan matanya."Nareth minta maaf Mom..waktu itu tiba-tiba Nareth demam, jadi Nareth nggak fokus..." Jawabnya.
"Halah kamu itu alasan aja!! Makanya kalo waktu tidur itu tidur! Bukan malah main handphone!" Gertak sang Ibu.
"Lihat tuh Renka aja bisa masuk! Masak kamu enggak? apasih yang kamu bisa Nareth!!"
Setelah itu sang ibu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar, sedangkan sang Ayah hanya menatapnya datar.
"Makanya jangan main aja yang kamu tau!" Tegas sang Ayah.
"Lihat, lihat coba hasilnya!! Gitu kok mau sukses!" Sama seperti sang Ibu, bukannya memberi dukungan pada sang anak ia malah pergi meninggalkan Nareth sendiri.
Nareth mengambil laptop itu lalu masuk kedalam kamar. Mengunci pintu, ia terduduk lemah dikursi belajarnya.
Lagi lagi ia mengecewakan kedua orang tuanya. Andai saja waktu itu sebelum olimpiade ia tidur cukup dan sarapan sebelum berangkat, mungkin suhu badannya tak akan meningkat tiba-tiba.
Jujur, ia sendiri juga kecewa.
Tapi apa yang harus dia lakukan? Tidak ada. Ia hanya bisa menyesali apa sudah terjadi.Tak lama ponselnya menyala, melihatkan notifikasi dari aplikasi chat.
Setelah milihat itu Nareth hanya menghela nafasnya. Setidaknya dengan sifat antusias Jefran yang bahagia melihat mereka diterima di sekolah yang sama sudah membuat hatinya sedikit menghangat.
~
Hari ini hari senin dimana hari yang banyak orang benci karena harus melakukan kegiatan mereka lagi setelah akhir pekan.
Kini ketiga sejoli itu sedang duduk dipojok kelas. Berbincang random dengan kekonyolan Jefran.
"Jadi kalian bakal masuk mana?" Tanya Jefran.
"Di depan aja.." Nareth menyaut.
"Nggak di SMA Gelaras?" Tanya Jefran lagi.
"Nggak."
"Lo gimana Ren? Mau di Gelaras?" Tanya Nareth membuat Renka yang sedari tadi menikmati siomay mendongak.
"Hah apa?" Sautnya.
"Budek lo! Nareth nanya jadi di Gelaras?" Sahut Jefran tak santai.
"Enggak, gue didepan aja bareng kalian." Jawabnya singkat kembali melahap siomaynya.
"Btw diantara kita, nanti siapa ya yang mati dulu?" Tanya Jefran random.
Namun yang ia dapatkan malah lemparan penghapus karet dari Nareth.
"Mulut lo Jef, mau gue robek?" Tuturnya.
"Dih kan nanya..." Lesunya.
Tak lama bel berbunyi tanda jam istirahat sudah selesai.
"Udah ah udah masuk gue duluan" Nareth berdiri mendahului sahabat sahabatnya.
"Lo nggak balik Ren?" Tanya Jefran melihat Renka yang masih melahap siomaynya.
"Hah? Udah masuk njir? ASU MANA HABIS INI PAK TOHA LAGI, SIOMAY GUE GIMANA?" Paniknya.
"Mampus makanya kalo beli siomay tuh limarebu aja, lo mah nggak manusiawi beli siomay sepuluhrebu" Jefran menoyor kepala Renka dan berbalik menghadap kedepan.
Hai hai, aduh lama banget nggak update. Maaf banget ya kemaren mau lanjut nulis lagi sakit.
Buat bonus malem ini double up deh.
Semoga kalian suka.
Bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kita
RandomKisah persahabat 3 remaja. Banyak yang mengira bahwa persahabatan 3 orang tidak akan bertahan lama. Namun buktinya mereka masih bisa bertahan dan selalu bersama. 3 manusia yang tidak percaya akan karma dari persahabatan tiga orang