sepuluh.

177 20 2
                                    










Minggu ini agaknya semesta tak ingin menampakkan cahayanya. Beberapa akhir ini pekatnya awan mendominasi langit. Guntur yang terus saja bersautan menjadi teman Nareth berjalan sore ini. Ia membiarkan tubuhnya terguyur hujan. Langkahnya terus berjalan dengan pelan. Ditangannya tergenggam sebuah piala yang ia dapat siang tadi dari olimpiade sains mewakili sekolahnya. Diujung jalan ia melihat Yeira merentangkan sebelah tangannya dengan payung hitam yang ia genggam disebelah kiri.

Nareth sedikit mempercepat langkahnya guna meraup dekapan sang kakak.

Yeira membiarkan tubuhnya didekap oleh Nareth. Tak peduli jika bajunya akan ikut basah.

Didalam sana Nareth menumpahkan lelahnya. Dekapan hangat dibawah lampu jalan membuatnya ingin sekali menangis keras.

"Hebat sekali adek kakak, gimana? Soalnya susah ya?" Yeira menepuk pelan pundak Nareth membuat sang tuan melepaskan pelukannya.

"Enggak kok" jawabnya.

"Maaf ya tadi kakak nggak bisa hadir" Yeira berucap penuh penyesalan.

"Nggak papa, tadi kak Joyara dateng kok. Kakak kan juga punya kesibukan sendiri." Ucap Nareth.

Yeira menggenggam tangan dingin itu.

"Ayo hari ini di sekolah kakak ada acara yang diadain osis. Mau kesana?" Tanyanya.

Nareth mengangguk. Empat kaki itu melangkah bersama menyusuri jalanan yang basah. Nareth terus saja menggenggam tangan hangat Yeira.

~

Dari gerbang sudah nampak banyak sekali manusia yang ikut serta meramaikan acara sore ini. Banyak stand makanan yang berjejer. Didepan sana panggung megah berdiri dikerubungi banyak manusia dari berbagai kalangan.

Konser kecil yang diadakan anggota osis setelah ujian akhir selesai. Hanya sebatas penghibur. Suasana begitu hangat meski lapangan itu baru saja diguyur hujan.

Jefran malas sebenarnya jika saja ia tak diseret oleh Joyara. Sungguh saat ini ia ingin bergelut dengan selimut dikamarnya. Meringkuk tenang diatas kasur tanpa susah payah berbagi oksigen dengan banyak orang seperti ini.

"Hai semua apa kabar?" Pembicara itu adalah ketua osis Gelaras. Ah ralat. Dia, adalah kekasih Bara. Panggil saja dia Glora. Perempuan dengan tinggi 163 cm itu bediri ditengan panggung dengan senyum yang begitu indah. Ujung almamaternya nampak sedikit basah. Mungkin akibat ia harus berlarian dibawah hujan untuk mengurus beberapa masalah.

"Hari ini adalah hari terakhir classmeet SMA Gelaras. Maka dari itu mari kita rayakan semua dengan lepas." Ucapnya.

"Dipertengahan acara hari ini saya selaku ketua osis SMA Gelaras ingin mengucapkan banyak banyak terimakasih kepada semua atas partisipasi kalian." Ia tersenyum bangga.

"Juga anggota osis dan panitia yang selalu ada disamping saya."

"Maka dari itu, semoga hari ini kita semua dapat menyelesaikannya dengan bahagia."

Tak lama setelah itu, salah satu lagu terputar.

Runtuh.

Lagu kolaborasi Fiersa Besari dan Feby Putri terdengar nyaring. Riuh teput tangan penonton terdengar meriah.

"Untuk pertama kalinya, saya berdiri disini hanya untuk mengatakan sesuatu."

"Hai apa kabar manusia manusia baik? Bagaimana hari hari kalian?" Suara lembut itu membuat semuanya terdiam. Mulai fokus dengan apa yang Glora ucapkkan.

"Sore ini pukul empat lebih sepuluh menit saya ucapkan kepada semuanya bahwa kalian semua hebat. Manusia kuat yang Tuhan lahirkan didunia ini. Barang berharga ya Tuhan berikan kepada setiap pasangan." Glora menatap lurus semua penonton yang duduk bersila didepan sana.

Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang