CHAPTER 6

151 13 1
                                    

Happy reading!

Kantin.

Cia duduk di tengah tengah Albyan dan Alldric, Cakra dan Aidan memesan makanan untuk mereka temani Vanya.

"Abang mau duduk Deket kak Galen" rengeknya sambil mengguncang lengan Alldric.

"Duduk diem di sini dek jangan ribut" Alldric memegang tangan adiknya seraya mengelusnya.

"Aku mau duduk sama kak Galen Abang!" Cia tetap merengek.

"Lo bisa diem ga, tinggal duduk doang" Albyan yang sudah pening pun membuka suara.

"ih ikut campur aja" sinisnya

"Sana gih" ucap Alldric membolehkan.

Cia senang, lantas ia berdiri dari duduknya hendak berjalan ke Galen. sebelum dia berjalan sebuah tangan menarik pinggangnya dan membuatnya kembali duduk, tapi bukan di kursi melainkan di pangkuannya.

"Albyan!" Teriak mereka berbarengan, cia mematung.

"Bocil ga usah ganjen" suara rendah milik Albyan mampu membuat cia terdiam.

"Yan Lo ga bisa kaya gini turunin adek gua" Alldric tidak terima.

"Ga"

"Kak" cia berkata dengan lirih.

"Diem jangan banyak tingkah" Albyan tak perduli dengan tatapan membunuh dari Alldric.

Sedangkan seisi kantin hanya melihat ke arah mereka, ada juga yang menahan suara. Banyak yang menatap kagum dan iri.

"Turunin sekarang" Alldric berkata tajam.

"Gua ga peduli" Albyan menjawab dengan tenang.

"Yan Lo ga bisa seenaknya gitu, dia adek bos kita" ujar Dylan.

"Peduli apa gua, orang yang gua pangku aja diem" Albyan berbicara sambil mengelus rambut cia, sedangkan cia dia hanya menunduk dan memainkan jari tangan nya. "Kak mau turun, mau ke kak Galen"

Albyan memejamkan matanya, dia bingung apa yang dia lakukan sekarang.

"Duduk diem, gua ga akan makan Lo kok tenang daging Lo alot" ucap Albyan.

"Kok nyebelin cubit ni!" Cia yang kesal langsung melayangkan cubitan maut ke perut Albyan.

Mereka yang melihat itu hanya menggelengkan kepala, sedangkan Alldric dia sudah menahan amarahnya.

Cakra, Aidan serta Vanya. Pun datang membawa makanan, mereka melihat aksi pangkuan pangkuan yang di lakukan Albyan.

"Weh apa nih pangku pangkuan" seru Cakra sambil menaruh makanan di meja.

"Albyan berulah" jawab Dylan.

"Ga biasanya Lo begitu" ucap Aidan.

"Brisik" Albyan berkata dengan malas.

Dia menurunkan Cia dari pangkuannya, dan mendudukkan gadis itu di kursi miliknya sendiri.

"Makan" Albyan menatapnya dengan senyum yang penuh arti.

"Iya" jawab cia dan mulai memakan makanannya, sesekali merasakan ekusan rambut dari Alldric.

"Jangan lagi dek Abang ga suka" ucap Alldric lembut.

Cia mengangguk patuh, memakan makanannya sambil melirik ke arah Galen, Tidak lupa mengedipkan matanya.

"Kelilipan Lo" sini Albyan yang dari tadi memperhatikan Tingkah cia.

Cia mendengus kesal, dia mengalihkan pandangannya dan menatap makanan Alldric dengan minat.

"Abang kayanya enak nih" ucapnya sambil menyomot bakso Alldric.

Alldric menggelengkan kepala,menatap geli adiknya yang tidak kenyang kenyang.

"Oy cia Lo kaga kenyang kenyang apa? Badan Lo udah kaya buntelan kentut begitu" ucap Cakra asal.

Cia menoleh dan menatap sinis Cakra " ih ga banget, ngaca dong ih gasadar diri banget"

"Gua setiap ngaca liat orang ganteng, kenape Lo ga ya?" Cakra berucap bangga.

"Sebenernya kacanya muak liat muka kakak yang pede sama realitanya anjlok" cia mulai kesal.

"Yeh kalo buka adek nya Al gua gua..."

"APA!" Ucap Alldric dan Albyan.

"Ga jadi" ucapnya ciut.

Dylan yang melihat itu tersenyum remeh ke arah Cakra, begitu juga yang lainnya.

"Yang Lo lawan pawangnya macan" ucap Aidan.

"Sekali ngap langsung ngep" kata Dylan.

"HAHAHHAAH" mereka semua kompak tertawa, kecuali Al dan byan yang hanya tersenyum tipis.

"ih itukan dialoknya Mikail di Upin Ipin" ucap Cia.

"Heh ngawur Mikail malaikat woy jangan Ngadi' itu Mail" sahut Vanya.

"Loh udah ganti?" Tanya cia.

"Emang dari dulu Mail bocil, gua rasa otaklo ketinggalan di kelas" jawab Cakra.

"Bisa diem ga si kok kak Cakra cerewet banget" kesal cia.

"Ga usah di tanggepin orang gila" ucap Galen.

"Sip calon pacar" genit cia.

Cia melanjutkan acara makannya, dia mencomot beberapa bakso milik Alldric, ralat bukan beberapa melainkan semua hingga tak tersisa.

Mereka yang berada di meja itu menggelengkan kepala melihat porsi makan cia.

"Udah nanti kekenyangan perutnya sakit" ujar Alldric.

"Nah iya tu mulut Lo dari tadi ngunyah ngga pegel ape" sahut Cakra.

Cia menggeleng, dia masih lapar tinggal tiga biji bakso lagi. Tapi mangkoknya malah di tarik, cia menoleh dan mendapati pelaku hanya menatap datar.

"Balikin ih" kesala cia.

"Lo dah makan banyak, perut Lo nanti sakit terus Lo ntar nyusahin yang ada" ucap albyan ya Albyan lah yang mengambil mangkok tersebut.

"ih bisa ga jangan ganggu cia, sksd banget padahal baru kenal" kesalnya.

"Dek jangan gitu lagian Albyan bener" ujar Alldric melarai.

"Kita emang ga kenal tapi Lo nyusahin" ucapnya.

"Yan Lo jangan gitu juga dong kasian, di luar negri dia ga pernah makan makanan kaya gini" Galen ikut menimbrung.

"Norak" Albyan berkata dan langsung bergegas pergi membawa mangkok bakso tersebut.

_______________________________________

       

Makasih udah baca guys.

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang