CHAPTER 8

127 13 1
                                    

Basecamp!

Setelah mengantarkan cusia ke rumahnya mereka semua pun langsung menuju ke tempat tongkrongan mereka.

"HOYY DIEM BAEE, AYOK NYANYI?!" Triakan Cakra.

Semua orang yang berada di basecamp melihat ke arah inti mereka "GAS CAK!" Balas anton dengan triakan pula.

"KAMI DARI 27 BULAN MEII!" Triakan Cakra cambil mengibaskan tangannya seperti orang yang sedang ngerapper.

"BULAN MEII" Sahut semua anggota CRAVE dengan semangat.

"AYO DONG BANTAI KAMI!" lanjut Cakra.

"Ayo dong bang!" Mereka sahut sahutan dengan Cakra.

"Kalo elo punya nyali, kalo punya nyali ye" Cakra bernyanyi dengan semangat.

"Tongkrongan kami, bukan tongkrongan pecundang!" kali ini Dylan yang bernyanyi.

"PECUNDANG PECUNDANG!" Sahut mereka semua.

"Set dah berasa tawuran" gumam salah satu anggota.

"Kami siap membuktikan" lanjut Dylan.

"MEMBUKTIKAN"

"Coba daerah perkampungan, jalan ke depan dikit ketemu anak Dragon!" Sambung Cakra.

"ANAK DRAGON"

"Yang mukanye kaya karma!" Dylan tak mau kalah.

"GUA TONJOK BILANG EMAKK" Triakan Cakra.

"ASEKKK"

***

Setelah pulang dari basecamp mereka langsung menuju ke rumah masing-masing karena waktu sudah hampir Maghrib, walaupun mereka punya musuh dan suka tawuran mereka tetap takut dengan amukan orangtua mereka.

"Alby turun sayang kita makan malam" teriak Audy dari ruang makan.

Albyan segera berdiri dari duduknya, menghampiri suara yang berteriak memanggilnya.

Mendudukkan dirinya di kursi, mengambil sendok serta piring dan menunggu mamanya selesai dengan pekerjaannya.

"Ayo sayang ini di makan cobain sayur santan udang mama" ucap Audy menaruh telur mata sapi serta sayur.

Albyan menatap masakan yang berada di meja makan dengan minat, ingin mengambil nasi tapi suara mengganggunya.

"Oh makan ngga nungguin tuan rumah ya" suara berat Aldi masuk ke telinga mereka.

"Udah pulang mas? Tumben jam segini pulangnya" ujar Audy seraya mengambil tas dan jas milik suaminya.

"Aduh mi ati ati takutnya papa ngeBO" ucap Albyan asal.

"Heh! moncongmu boy!" Heran Aldi tak terima.

"Tuh kan mi udah keliatan, panik dia. Panik ga? Panik ga? Ya panik lah masa engga" ledek Albyan.

"Di depan papa udah ada sambel Lo ini yan, mau tak tuplekin ke muka mu?" Ucap Aldi dengan senyum manis.

"Apaan lagi di tumplekin belajar bahasa dulu dong, sok - Sokan jadi bos bahasa Indonesia aja belom lulus" cibir Albyan sambil memakan makanannya.

"Anak siap..."

Belum selesai Aldi dengan ucapannya tapi mulutnya sudah di masuki oleh perkedel, pelakunya siapa lagi kalau bukan ibu negara mereka tersayang Audy.

" Mulutnya ya ngelunjak, mau ngomong apa kamu hah?! Anak siapa? Gitu? Jadi dengan ga langsung kamu ga ngakuin anak yang aku kandung mas!" Omel Audy.

"Sayang bukan gitu lagian.."

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang