CHAPTER 7

144 12 0
                                    

KRING!

Bell pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas dan menuju kendaraan masing masing.

"Oy nyamperin adeknya si Al dulu kagak?" Tanya Dylan.

"Cabut" Alldric menjawab dan meninggalkan mereka yang sedang memikirkan ucapannya.

"Cabut, udah itu doang ini ga di kasih kepastian" omel Cakra.

"Bacot Lo jomblo, mending kita ikutin aja" Dylan menggeplak kepala Cakra.

"Gess gua ga bisa Mak gua minta anterin ke Mall" ujar Aidan.

"Oke Santai ntar gua kasih tau Al, cabut" jawab Galen.

Aidan menaiki motornya dan pergi dari area sekolah, sedangkan Cakra, Dylan dan Galen menyusul Alldric. Kalo kalian tanya Albyan kemana? Nanti kalian pasti tahu.

"HUAAA ABANG CIA DI CULIK" triakan cia menggelegar di lorong sekolah, untung saja sudah sepi karena para murid sudah pulang.

"ALBYAN TURUNIN ADEK GUA!" Dari belakang terlihat Alldric yang sedang mengejar mereka.

Cakra, Dylan dan Galen yang melihat itu terheran, ada apakah gerangan ini Miska.

"KAKAK TURUNIN!" Triakan cia kembali terdengar.

"Diem!" Albyan menekankan  katakanya dan melanjutkan langkah dengan cia masih berada di gendongannya ala karung beras.

Albyan berhenti di dekat ketiga sahabatnya, dia menurunkan Cia dan menatap malas ke arah gadis itu.

"Wah wah apaan nih barusan" ucap Cakra.

Bugh!

Bogeman mentah mendarat di pipi Albyan, mereka yang melihat itu meringis, sedangkan Albyan masih mendatarkan wajahnya.

"Al Lo kenapa nonjok byan?" Tanya Dylan.

"Dia seenaknya gendong adek gua yang jelas udah meronta minta turun" geramnya.

"Tanya adek Lo kenapa gua gendong dia" Albyan berucap lirih dengan mengancam.

"Lo ngapain buntut?" tanya Cakra.

"Buntut apaan anying" Dylan menggeplak bahu Cakra.

"Buntelan kentut" jawab Cakra enteng.

"Mulut Lo Cok ntar pawangnya kesinggung tinggal batu nisan Lo" Dylan bergidik ngeri.

Cia masih terdiam, Albyan menatapnya seakan meminta penjelasan. Alldric juga menatapnya tak kalah intens.

"Lo ngga berani jawab? Tadi mulut Lo triak bisa Sekarang jadi bisu?" Ucap Albyan.

"Cia jelasin" Alldric meminta penjelasan dari cia.

"Tadi kan cia lagi duduk di kelas.."

"Terlalu bertele tele, dia tadi makan samyang" ucapan cia di potong oleh Albyan.

"siapa yang ajarin kamu sembunyi sembunyi cia?!" Geram Alldric.

" Tapi kan cia pengen bang" lirihnya sambil menunduk.

"Abang ga pernah larang tapi kesehatan kamu, kamu ga bisa makan terlalu pedes jangan kaya gitu lagi" lembutnya sambil mengelus rambut cia.

Albyan memutar bola matanya Malas, sedangkan 3 antek anteknya hanya menatap drama family belom jadi dengan hikmat.

"Ayo pulang" ajak Alldric.

"Mau sama kak Galen" ucap cia Dengan samangat yang kembali.

"Ya udah sana" ujar Alldric.

"Yeayyy!" Seru cia dan berjalan menuju Galen.

"Dasar buntut" cibir Cakra.

"ih kok kayak ada yang ngomong ya, tapi ga ada wujudnya" seru cia.

"Lo kira gua dedemit" ujar Cakra dengan tidak santai.

"Aku ga ngomong gitu Lo padahal, tapi kalo ngerasa ya sukur deh" cia tersenyum miring.

"Buntelan kentut Lo" sinis Cakra.

Cia tidak menggubris dia sekarang berada di depan pujaan hati, dia berdiri dengan menatap Galen tak lupa mata yang di kedip kedipkan seperti kelilipan.

"Kak Galen kok ganteng si ga cape apa?" Tanya cia dengan malu malu.

Mereka yang melihat itu hanya menahan hasrat ingin mencekik secara brutal, jika bukan adik Alldric. Tapi apakah kalian tahu? Alldric juga sebenarnya cape punya Adek modelah cia.

"Masa si kakak ganteng" ujar Galen dengan lembut.

"Aduh! Iyaa Lo ini ganteng banget, apalagi suaranya kakak buehh sampe ke uluh hati, jantung,ginjal,paru paru aku aja sampe jedag jedug" jawab cia ngawur.

"Mau mati Lo?" Cibir Cakra.

"Jomblo jangan ikut campur ya" timpal cia dengan pedas.

"Njink..."

"Udah-udah ayo naik mau sama guakan?" Tanya Galen dan di angguki dengan semangat oleh cia.

"Awas kelempar pala Lo" ucap Albyan seraya menaikki motornya di ikuti yang lain.

Cia memberenggut kesal, dia naik ke motor Galen dengan susah payah, Cia memegang bahu Galen.

"Pegangan pinggang gua ntar Lo jatoh" ucap Galen.

"Emang gapapa?" Tanya cia.

"Yaelah make nanya rejeki tuh" ucap Dylan dengan agak kencang.

"Basa basi ih ga tau strategi bdk.."

BRUM!

Suara gas motor yang di tarik sangat nyaring hingga memotong omongan cia, siapa lagi kalau bukan Albyan pelakunya.

"Cabut!" Teriak Alldric menjalankan motornya memimpin teman temannya.

Cia berpegangan pada pinggang Galen, dia memejamkan mata menikmati jalan yang indah.

____________________________________

Udah abiss nih gess tenang tenang masih banyak kok stok chapter nya:)

Makasih yang udah berkenan membaca, jangan lupa follow Instagram @swulandri_ dan votenyaa juga jangan lupa guyss!!

Saranghaee!

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang