CHAPTER 4

183 13 0
                                    

Happy reading!

"Iya gue juga kalau mau belok milih-milih kali" sahut Aidan sinis.

"Udah lu berdua belok beneran mampus" Dylan bersuara.

"Udah Al dudukin adek lu di sofa nggak capek Lo berdua gendong-gendongan? "Ucap Galen.

Alldric pun mengangguki ucapan Galen dan berjalan kearah sofa lalu mendudukkan cia di sana, setelah itu dia duduk di sampingnya dan mengelus rambut adiknya itu.

"Kamu udah makan?" Tanya Alldric dan hanya di balas gelengan dari cia.

Alldric yang hanya mendapat anggukan itu pun meraih ponselnya dan menekan aplikasi grabfood untuk membeli makanan adiknya.

"Abang udah pesen jangan tidur"ucap Alldric.

"Iya lagian cia juga tadi udah tidur, ya kali mau tidur lagi emangnya Putri tidur"

"Kiw, kakak yang disana" ucap cia seraya menatap Galen.

Sedangkan galen yang ditatap pun hanya tersenyum, dia menatap adik dari sahabatnya itu dengan hangat.

"Ih kok kakak ganteng banget sih cia suka" ucap cia antusias.

"Kamu bisa aja makasih ya" jawab Galen.

"Aduh ini mah tipe cia!" Triakan cusia histeris.

"Lebay" sahut Albyan datar.

"Ih syirik banget loh heran" cia menatap Albyan sinis.

Sedangkan Aidan, Dylan dan Cakra hanya menatap mereka.

"Bang nama kakak itu siapa ganteng banget buat cia aja ini mah"

Alldric yang gemas dengan adiknya pun mencubit hidungnya sampai sang empu meringis.

"Ih ko dicubit kan nanya!" Sewot cia.

"Kamu anak kecil jangan ganjen ya" ucap Alldric.

"Biarin aja daripada kakak jomblo"

Cia berdiri lalu duduk di samping Galen, yang lain hanya menatap gadis itu dengan tanya.

"Kakak namanya siapa Sabi ga nomor telepon nya" ucap cia dengan mengedipkan sebelah matanya.

Pertanyaan yang di lontarkan gadis itu membuat mereka cengo, apa apan ini adik dari pak ketu kok kaya adek adek pedopil.

"Dek" panggil Alldric kepada cusia.

"Apa si bang nanti dulu ini ketemu sama jodoh ga boleh di skip"

"Al itu beneran dek Lo?" Tanya Cakra.

"Gua rasa bukan" sahut Alldric.

"Kak kok diem ayolah kiw 08"

"Nih salin sendiri" ucap Galen lalu memberikan handphonenya.

Dengan semangat cia mengeluarkan handphonenya lalu menyalin nomor Galen.

"Udah kak makasih ya" cia memberikan senyum manis ke arah Galen.

Tanpa mereka sadari ada yang menatap mereka datar nggak ingin membunuh, senyuman sinis tertarik dari bibir orang yang menatap mereka sedari tadi.

"Jam brapa oy Sekarang" tanya Dylan.

"Jam sore"jawab Cakra seadanya.

"Ada jam sore?"

"Kalo ga ada di ada Adain"

"Gua doang yang waras" ucap Aidan.

"Sesama ga waras jangan begitu ya" jawab Cakra.

"Dih Lo aja gua mah ogah, yakali mau gila rame-rame" sahut Dylan.

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang