CHAPTER 15

73 9 9
                                    

Brum!

Brum!

Suara deru motor yang saling bersaut sautan terdengar nyaring memasuki telinga siswa siswi yang sudah datang ke sekolah.

Terlihat inti Crave yang mulai memasuki halaman sekolah, tak lupa dengan Cusia yang duduk di jok milik Galen, semua mata tertuju pada mereka. Setelahnya mereka turun dari motor membuka helm masing masing.

"Anjass berasa anak geng motor gua" ucap Aidan.

Eh eh eh ehhhhh ente kadang kadang ente_ authorsaid

"Yoi berasa paling keren gua" sahut Dylan.

"Oy lan trend tiktok baru cuy, Kamwu nenyee cukuranku ini cukuran apa, ini cepmek ya" ejek Aidan sambil meniru suara Dilan yang berada di apk tiktok itu.

Dylan dan yang lain menatap ngeri Aidan, bisa bisanya ada manusia begitu.

"Wih keren suaranya mirip Dilan" seru Cusia dari atas motor Galen.

"Dilanda kemiskinan" Albyan berucap lalu turun dari motornya dan berjalan lebih dulu.

"Wah yan Lo ga bisa gitu, itu namanya pembullyan" Aidan tidak terima lantas diapun mengejar Albyan dengan sedikit tertatih.

Gerakan Aidan tak luput dari pandangan para inti yang masih di belakang, mereka menatap heran kenapa Aidan pincang?

"Dia abis di anu?" Ucap Cakra asal.

"Anu matamu, mungkin abis kesleo Lo Taukan tu bocah pecicilan" sahut Galen.

Mereka semua berfikir positif mungkin memang habis jatuh, setelah itu mereka menyusul dengan berjalan beriringan tak lupa juga menurunkan Cusia dari atas motor Galen.

Di sepanjang koridor Cusia selalu mengandeng tangan Galen tak ad tanda-tanda ingin melepaskannya.

"Gandengan Mulu mau nyebrang Lo" Cakra berbicara dengan raut yang menyebalkan.

Cusia menatap Cakra malas, sehari saja tidak mencari masalah sama Cusia sepertinya ada yang kurang di hidup Cakra.

"Diem ya ketombe kering" ucapan pedas keluar dari mulut Cusia.

Galen, Dylan,serta Alldric pun tertawa. Dapat dialog dari mana gadis itu mengatai Cakra dengan ketombe kering.

"Wah ngelunjak si buntut" Cakra maju ingin menjewer telinga Cusia.

Sayangnya sebelum itu telinganya sudah di tarik terlebih dahulu dengan kekuatan yang amat sangat, kalau di rasa rasa sebentar lagi telinga Cakra pergi dari tempatnya.

"ADOH!" Triak Cakra kesakitan.

Dia menoleh melihat siapa yang berani menjewer ya dengan tenaga yang tidak main-main.Setelah menengok dia hanya menyengir miris, Albyan kapan manusia ini datang argh!.

"Mau kasar sama cewe? Banci Lo?" Ucap Albyan.

"Yaelah mau candaan doang Yan Lo malah bawa serius" balas Cakra, jeweran di telinganya kembali menguat.

"ADOH! ADOH! AMPUN BAGINDA" teriaknya sambil berusaha melepaskan jeweran dari telinganya.

Albyan melepaskan jeweran ya dan menarik Cusia yang masih setia menggandeng Galen.

Cusia tak terima dia memberontak tapi apalah daya kekuatannya tidak sekuat Albyan, Alldric diam dia hanya memandang Albyan dengan tatapan rumit, setelahnya mereka mengikuti Albyan dan Cusia dari belakang.

Sesampainya di depan kelas Cusia, mereka menyuruh gadis itu masuk dan mulai meninggalkannya di kelas.

Cusia masuk dengan senyum cerianya, dia menatap temannya dengan senyum yang tidak pernah luntur.

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang