CHAPTER 16

61 6 0
                                    

Mereka berlari kencang dan melihat Cusia yang sudah terbaring lemah di lantai dengan darah yang keluar dari hidungnya.

Albyan sampai lebih dahulu dan hendak mengangkat Cusia. tapi sayang, pergerakannya kalah cepat dengan pria lain.

"MINGGIR LO SEMUA!" Teriak pria itu lalu menggendong membawa Cusia lari menuju UKS.

Albyan tidak tinggal diam, dia serta para wanita teman Cusia dan inti crave mengejar pria itu dari belakang. setelah sampai di depan UKS, Albyan serta yang lain masuk ke dalam.

"Sorry Al, gua sama team gua minta maaf atas kelalaian ini" ucap pria itu.

"Sans jay, yang penting adek gua ngga parah" jawab Alldric setenang mungkin walaupun perasaannya risau.

Jayden raksandra ketua basket sekaligus wakil osis, aktif dalam segala organisasi dan Jayden jugalah yang selalu mengikuti olimpiade yang  mewakili sekolah.

Berbeda dengan Albyan yang sudah mengepalkan tangannya menahan emosi, entah apa yang dia fikirkan.

"Gua keluar dulu Al, tadi pak Suratman manggil gua, gua permisi" pamit Jayden.

Alldric dan yang lain mengangguk mengiyakan, mereka menatap Cusia yang terbaring lemah dan masih setia menutup mata.

"Kak, Vanya sama Milea ke kelas dulu ya sekarang, nanti biar Vanya yang izinin Cia" ujar Vanya.

Alldric hanya mengangguk sebagai jawaban, sebelum mereka pergi.

"Mau di anterin neng?" Goda Cakra.

Mereka berdua memasang muka garang, " maaf kak ga perlu" jawab mereka serempak lalu meninggalkan UKS.

"Kamu nenye aku mau di anterin apa engga?" Ledek Dylan.

"Bacot!" umpat Cakra.

Mereka semua membolos di UKS, ada yang main hp ada yang tidur di brangkar ada juga yang lesehan di lantai.

"Ini si bocil pingsan apa turu" dumel Cakra karena sudah terhitung 2 jam Cusia tidak kunjung membuka mata, jam pelajaran saja sudah masuk jam ketiga dan Cusia masih setia menutup mata.

"Lumayan lah ga masuk kelas" sahut Dylan.

"Nah bener, bahasa Inggris cok mumet"  Aidan membuka suara setelah lama bengong seperti orang bodoh.

Kebayang kan komuk Aidan pas bengong? Iyalah masa ngga.

Eugh!

Leguhan terdengar dari mulut gadis yang sadari tadi di tunggu kesadarannya, dia membuka mata dan membuat semua yang ada di ruang UKS mendekatinya penasaran.

"Kalian ngapain?" Tanya Cusia.

"Kita Lagi arisan cil" jawab Aidan geram.

"Ya lagi nungguin Lo bangun pingsan lah, heran amat punya bocil satu otaknya di dengkul " lanjutnya tanpa filter.

Setelahnya dia di anugrahi tatapan tajam dari dua singa, Aidan merasakan aura galap disekitarnya.

"Merinding ya" komentarnya.

Tak menghiraukan Aidan, kembali kepada Cusia.

"Mana yang sakit dek?" Tanya Alldric.

Cusia menggeleng " ngga ada bang cuman pusing dikit"

"Wehh kuat juga Lo cil" ucap Aidan sambil menggeplak pundak Cusia.

"AIDAN!" Mereka semua melotot kaget dan spontan berteriak.

Hal yang di lakukan Aidan memang di luar nalar, lihat Cusia baru bangun sudah di geplak. Memang Aidan ini sedang memancing singa singa tertidur.

"Ehh, peace boss" ucapnya dengan mengangkat dua jari berbentuk V dengan  cengiran andalannya.

"Ga sakit kan cil" bisik Aidan.

Cusia menggeleng dan tersenyum menyebalkan, Aidan berdecih sedikit dan kembali memasang senyum manis semanis manisnya.

"Kak bian ambilin minum dong" Cusia menatap Albyan yang sadari tadi duduk di kursi dekat brangkarnya.

Tanpa menjawab Albyan mengambilkan segelas air dan memberinya kepada Cusia.

Cusia meneguk air tersebut hingga tandas, dia menatap abang dan teman temannya.

"Kalian ngga masuk kelas?" Tanya Cusia.

"Ya kagak lah cil yang jagain Lo sapa, Lo pingsan aja kaya orang turu, lama." Sahut Cakra sewot.

"ih santai dong, kan aku ga minta kalian buat di sini!" jawab Cusia tak terima.

"Lo bener bener ye buntut" geram Cakra.

Cusia menjulurkan lidahnya mengejek, mereka semua terkekeh, memang Cusia semenyebalkan itu.

"Kak Galen gendong aku dong aku ga kuat ni" ujar Cusia dramatis.

Semua memutar bola matanya malah kecuali Galen yang terkekeh gemas.

"Bocil cari cari kesempatan " sindir Cakra.

"ih syirik tanda tak mampu" jawab Cusia songong.

Galen menggelengkan kepala, ia hendak menghampiri Cusia sebelum gadis itu kembali membuat drama klasik. Tapi baru saja ia ingin mengangkat Cusia, ada tangan yang lebih dahulu mengangkat badan mungil gadis tersebut.

"Loh, kak Albyan kok malah kakak si orang aku maunya kak Galen" Cusia kesal, pasalnya dia sudah mendramatis agar di gendong Galen malah kulkas ngga berpintu ini yang mengangkatnya.

"Caper." Kata yang amat menyebalkan keluar dari mulut Albyan.

"ISHH ASU" umpat Cusia yang mendapati tatapan kaget dari semuanya.

"Cangkemu cil"  ucap Aidan terkaget-kaget.

Cusia menyengir kuda " lagian kak biannya nyebelin"

"Mulut kaya sampah Lo" serkas Albyan.

Cusia bungkam dia terlampau sakit hati, lebih ke mau drama si sok tersakiti.

***

Cusia sedang berbaring santai dengan kaki dan kepala bertukar posisi.

"Makan mie enak kali ya" ujarnya.

"Eh, main aja kali"

"Ngga Deng, makan aja sambil nonton Spongebob"

Cusia bangun dari tidur dengan posisi anehnya dan berjalan menuju ruang tv, dia duduk di ruang tv dan menyalakan siaran kuning kesukaannya.

Dia turun ke bawah dan di hadiahi pemandangan yang di luar nalar.

"KALIAN NGAPAIN ADOH RUMAHKU!" Teriak Cusia saat melihat 6 ekor manusia sedang duduk dengan beberapa sampah ciki yang berserakan.

Semua yang berada di sana pun menolehkan kepalanya, menatap Cusia dengan senyum Pepsodent.

"kalian..."

________________________________________

Kangen ngga? Sebenernya aku banyak idee banyak bangett tapi mau nulisnya ituu yang maless karna ceritanya sepi tanpa peminat.

Ayodong bantu ramein cerita aku biar aku makin semangat upnyaaa, btw jangan lupa follow ig: @swulandri_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang