CHAPTER 10

116 14 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading

"Lo kalo mau tidur kagak usah gelendotan ke gua setan" ketus Cakra.

"Minjem bentar ah Lo berisik amat heran" jawab Aidan.

"Kerjaan Lo nyusahin orang emang" ujar Cakra.

Aidan mendengus dan mulai menegakkan duduknya, menatap sinis Cakra.

"Minjem doang bentar" balas Aidan tak kalah sinis.

"Bentar Lo Berjam-jam setan" geram Cakra.

Dylan yang menatap mereka jengah, tiada hari tanpa adu mulut.

"Brisik amat Lo bedua, budeg kuping gua sialan!" sahut Dylan tak santai.

"DIEM!" triak mereka berdua bersamaan.

"Hah? eh oke" Dylan kaget menganga, terbengong, dan cengo. Salahnya apa?

"Migir Lo ga usah di sebelah gua" usir Cakra.

"Apaan Lo ngusir emang ini sofa Lo" Aidan tetap kekeuh.

"Kok Lo batu, pergi ga Lo atau gua yang pergi"

"Lo aja sama!"

"Kagak pokoknya harus Lo, gua dah pw"

Keasikan berdebat sampai tak menyadari anak-anak yang lain sudah datang dan menonton mereka adu mulut.

"Diem ga Lo ribut amat duduk doang" sentak Aidan frustasi.

"Ya elo ah sempit ini" sinis Cakra.

Padahal realitanya sofa yang mereka duduki muat untuk dua orang atau malah tiga, Cakra selalu menggeser duduknya dan mendorong dorong Aidan.

"Ah rese Lo Cak" Aidan berdiri dan duduk lesehan di bawah.

Cakra tersenyum kemenangan, mengejek ke arah Aidan yang mendengus kasar.

"Apa Lo liat liat"

"idiy idiy pede kali bah"

Albyan dan Alldric masuk ke dalam rumah yang mereka sebut bescamp, menatap dua orang yang telah selesai beradu mulut.

"Oy Al,Yan, tumben Lo bedua bareng ada apaan nih" tanya Dylan.

"Kepo" singkat mereka berdua.

"Kompak ? Anzayy" seru Cakra

"Norak Lo sepion Supra" sinis Aidan.

"Kentang diem aja ya Lo ga di ajak" Aidan mendelik tajam ke arah Cakra sedangkan manusianya hanya menjulurkan lidah.

"Emang ya Lo bedua kagak ada abisnya kalo berantem" gumam Galen.

"Dragon" Albyan membuka suara.

"Kenapa lagi mereka?" Tanya Dylan.

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang