CHAPTER 3

193 17 0
                                    

Happy reading!

Albyan yang tidak tahu harus membawanya ke mana pun akhirnya membawanya menuju basecamp, sesampainya di sana Albyan menepuk pipi cia tapi tidak ada sahutan dari sang pemilik tubuh.

Akhirnya Albyan pun menggendong cusia membawanya masuk ke dalam basecamp yang sudah ramai anak-anak, dia berjalan melewati teman-temannya yang sedang mengobati luka mereka.

Cakra yang menyadari kehadiran Albyan pun membuka suara.

"Yan anak sapa yang lu bawa!" histerisnya.

Berkat ucapan histeris dari Cakra semuanya pun menengok kearah Albyan, sedangkan yang sedang diperhatikan itu hanya menghela nafas.

"Yan?" Alldric membuka suara.

"Ga gua apa-apain dia cuman ketiduran" jawabannya seadanya.

"Bawa ke atas aja" ucap Alldric.

Albyan tak menjawab lagi dia langsung bergegas membawa cia ke kamar.

Dia menaruh cia dengan hati-hati di ranjang, menyelimuti tubuh mungil gadis itu dan keluar dari kamar tak lupa menutup pintu.

Albyan turun menuju ruangan di mana teman-temannya berada, dia duduk di sofa single dan menetap teman-temannya dengan serius.

"Semuanya gimana aman?" tanya albian.

"Wis, aman selama ada Cakra semuanya terkendali" ucap Cakra.

"Kita menang, tapi tadi kita kalah jumlah. untungnya anak-anak langsung pada telepon teman-teman yang lain dan mereka semua langsung dateng, gue juga agak heran kenapa mereka bawa jumlah orang yang lebih banyak dari yang lalu. ada yang janggal tapi gue nggak tahu, dari cara mereka berantem kayaknya bukan dari anak dragon, soalnya nya dari cara mereka mukul, gerak, dan lainya. semua bisa ditebak kayak mereka nggak memancarkan dari dragon gitu. gue yakin ada yang gak beres soalnya muka-muka mereka muka-muka anak baik woi" jelas Dylan.

"Gua sepemikiran sih sama Dylan" sahut Aidan dan di angguki Galen.

"Gue juga lihat ada bekas pukulan di muka satu anak yang berantem sama Cakra" Alldric ikut berucap.

"Nah iya tuh, bocah yang itu padahal gue kan belum pukul itu bocah tapi di mukanya aja udah ada lebam" Cakra mengingat kejadian tadi.

"Apa mereka maksa buat anak-anak sekolah mereka ikut tawuran?" ucap Albyan.

"Bisa jadi, kita nggak tahu. kan kita nggak pernah masuk ke kawasannya, lagian mereka licik mereka selalu pengen ada di atas kita" sahut Dylan.

"Udahlah gua laper nih anjrit" seru Cakra.

"lo kalo laper makan jangan nyocot" ucap pedas dari Dylan.

"Eh bro, nggak boleh ngomong kasar ya"

"Udah, kita makan aja dulu" Alldric bangun dari duduknya dan berjalan ke arah dapur.

"Wih, keren nih kalau Al udah ke dapur berarti dia mau masak mie nih azekk" Cakra semangat.

"Ya udahlah, main game yuk" ucap Aidan.

"Gaskeun lah" sahut mereka kecuali byan tentunya.

Alldric masak makanan di dapur, Albyan memainkan ponselnya dan yang lain kalian pasti tahulah mabar.

"Eh anjir itu di sono bego lu ngapain ke sini sini" seru Cakra.

"Susah woi senjata gue jarak dekat" jawab Dylan.

"Galen Lo Ngapain ke sono bego"

"Gua ngebag anjir"

"Ya elah lu kalau miskin kuota nggak usah ikut main!" Cakra misuh misuh.

ALBYAN  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang