. . .
"Apa kau puas? Puas menghancurkan hidupku dengan kehadiranmu yang membuat harapanku hilang!, hahahah terjebak dengan idiot gila yang tak bisa apa selain merengek seperti bayi! indah bukan takdir hidup?!!!!" Bentak Zea saat sudah berada di apartemen yang orang tua mereka belikan setelah pernikahan berlangsung.
"Jawab aku idiot!, kenapa kau malah diam hah?! " NamJoon menunduk ia tidak tau harus apa badannya begetar menerima bentakan itu.
"Oh selain idiot kau juga bisa bisu ya!!!Ahhk.... Aku membencimu! sangat! KIM NAMJOON! " Zea meremat kuat gaun pengantin nya, ia menatap nyalang Namjoon yang kini menatapnya dengan mata memerah.
"Bukan begitu, aku juga... "
"Juga apa hah?! Juga apa! Juga tidak mau ini terjadi?! Kenapa baru sekarang NAMJOON! kau payah atau bodoh?! Di saat semuanya sudah terjadi, setelah semua janji itu terucap! " Ucapan Namjoon terhenti oleh Zea yang mulai semakin emosi, nafasnya berhembus tak karuan bahunya yang naik turun menahan habis habisan emosinya agar tidak main tangan dengan NamJoon.
"Maaf.... "Ucap NamJoon lihir dengan air mata yang tak tertahankan, Zea memejamkan matanya , memilih pergi dan meredakan emosinya di kamar.
"Maafkan namu " Namjoon terjatuh duduk di lantai dengan memeluk erat bonekanya, ia terisak dengan menutup mulutnya saat teriakan Zea yang menyuruhnya agar tak berisik.
"Ibu aku takut" Ucap Namjoon lihir.
. . .
"Sedang apa kau disini? Mau apa lagi??? Tidak cukup menghancurkan hidupku dengan hadir di tengah tengah kebebasan ku?!" Namjoon menggeleng cepat, ia masih mengenakan tuxedo nya dan bonekanya yang masih senantiasa ia peluk.
"Namu..... Namu mengantuk " Zea yang tau arah pembicaraan pria aneh yang kini menyandang gelar sebagai suaminya itu, dengan segera mengambilkan satu bantal lalu ia lempar ke lantai dengan di iringi tutupan pintu yang kuat.
Namun sebelum itu Zea sempat berkata "jangan harap badan besar mu itu bisa tidur di kasur ku!, kau itu hanya idiot yang hidup sebagai benalu di rumah ini paham?! "
Namjoon terdiam, kalimat itu sungguh menyakitkan dengan air mata yang menetes, ia tau zea tak menerimanya. Karna dirinya ini aneh dan zea tak suka itu, namjoon dengan tertatih mengambil bantal itu lalu pergi menuju sofa. Ia merebahkan diri nya tanpa selimut dan masih berpakaian pengantin.
Namjoon mengusap air matanya, ia mencoba untuk tersenyum. "Ibu bilang namu harus kuat, bukan kah sekarang namu kepala kelurga seperti ayah?. Hiks.... Bu di sini dingin" Namjoon memeluk tubuhnya yang menggigil akibat dinginya AC.
Dengan air mata yang mulai mengering di pipinya, Namjoon mulai terlelap ke alam mimpinya dan di sana Namjoon tengah bermain dengan para koalanya.
. . .
Cahaya matahari mulai memasuki apartemen zea dan Namjoon, Zea mengeliat saat merasakan matahari menusuk indra pengelihatan nya.
Zea terbangun dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, setelah itu ia keluar kamar dan menuju meja makan, namun saat di tunggu selama lima menit ia masih tidak menemukan makanan ataupun pembantu yang menyiapkan makanan.
"Shit! " Umpatnya saat menyadari bahwa di apartemen ini hanya ada dirinya dan si idiot, ia bangkit dengan malas menuju dapur ia membuka kulkas dan mengeluarkan bahan makanan seadanya, ia hanya bisa memasak nasi goreng .
Berhubung sekarang hari libur, ia jadi bisa bangun lebih siang dari biasanya. Usai berkutat dengan masakanya ia pun menghidangkannya di meja, hanya satu piring dengan satu porsi yang hanya cukup untuk satu orang. Namu Zea lupa mengambil air dan dia pun kembali ke dapur.
Namun saat hendak ke meja makan, ia sudah mendapati Namjoon yang tengah menyantap makanannya tanpa dosa .
"Ya! Apa yang kau lakukan! Itu sarapanku dasar payah! " Namjoon terkejut sampai sendoknya terlepas dari genggaman nya dan jatuh ke lantai.
Zea mengepalkan tanganya, ia menaruh keras gelas yang ia bawa di meja tepat di sebelah Namjoon, yang mengakibatkan dentingan kuat dan membuat Namjoon mulai bergetar.
"Bodoh! Kau memakan makananku! Sekarang apa yang aku makan hah! Jawab! " Namjoon ketakutan, matanya bergerak random panik.
Ia mulai menggeleng kuat dan berkata "tidak..... Maaf..... Bukan aku..... Tidak... BUKAN AKU...... TIDAKKKK" Namjoon mulai berteriak dan mengepalkan tanganya, ia mengangkat kepalan itu dengan dirinya yang mulai berdiri.
Zea pikir Namjoon akan memukulnya, Zea sudah membuat benteng dengan lenganya. Namun tidak terjadi apapun ia malah melihat Namjoon yang memukuli dirinya sendiri.
"TIDAK..... BUKAN NAMU..... BUKAN!!!! " Namjoon histeris terus memukul dan menangis.
Zea total panik, ada apa ini. Zea mencoba mendekat, namun Namjoon malah mundur, Zea binggung apa yang harus ia lakukan.
Zea mengingat pesan ibu Namjoon sebelum acara pernikahan berlangsung.
"Jika Namjoon ketakutan atau merasa bersalah maka ia akan memukul dirinya sendiri dan berteriak dengan kencang. Nak... Ibu mohon jangan biarkan Namjoon melakukan itu" Zea menatap wanita berusia empat puluhan itu.
"Jika itu terjadi ibu mohon tenangkan Namjoon, berikan dia kata kata penenang. Ibu percaya padamu "
Zea kembali melangkah dengan merentangkan tangannya, sebernanya ia jijik melakukan itu.
Greb
"Namu.... " Zea memeluk Namjoon dengan erat. Matanya terpejam dan badannya terhuyun saat Namjoon memberontak di dekapanya, Zea mengusap punggung namjoon perlahan, dan ia juga menarik pelan pelan lengan Namjoon.
"Tak apa, ini bukan salahmu. Tenang namu... " Namjoon mulai berhenti menangis, deruf nafasnya kembali teratur.
Kepalanya jatuh pada bahu Zea ia memeluk Zea erat.
"Maafkan namu.... Jangan marahi namu" Zea mengangguk.
"Dasar cengeng! Jika saja aku tak kasihan pada ibumu sudah ku diamkan kau terus begitu sampai babak belur".batin Zea.
. . .
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
IDIOT HUSBAND √
Fantasy"dasar idiot" "maaf" ! Just fantasi ! Hate plagiat ! Vote!!!!