who?

288 31 0
                                    

. . .

Makan siang sudah siap, Zea dengan celemeknya berjalan menghampiri dua sejoli itu. Sejak kepergian Zea ke dapur mereka sudah terlihat akrab dan bahkan bermain bersama.

"Ayo makan siang" Zea melipat tanganya di depan dada saat NamJoon menggeleng tidak mau makan, bertingkah lagi manusia satu ini pikir Zea.

"Jangan banyak tingkah NamJoon" Zea menarik paksa lengan NamJoon namun tertahan karna lengan satunya lagi di pegang kuat oleh hwangsa, Zea menatap hwangsa dengan satu alisnya yang terangkat.

"Jangan kasar padanya" Ucap hwangsa sembari berdiri dan mengelus kepala NamJoon.

"The hell, apa urusanya dengan mu? " Ucap Zea santai sembari mengunyah permen karet yang sudah tidak berada itu. Hwangsa menarik NamJoon ke belakangnya.

"Dia tidak sama seperti kita, bersikap lah lembut padanya. " Zea menghela nafas lelahnya.

"Ya terserah mu saja cuih..." Zea membuang permen karet itu dari mulutnya dan mengenai dress Hwangsa, Zea menyerah ia malas berdebat lalu pergi meninggalkan keduanya menuju meja makan, ia menduduki dirinya dengan santai tanpa menghiraukan hwangsa dan NamJoon yang menatapnya sedari tadi.

"Kenapa menatapku begitu?, mau mata kalian ku colok dengan garpu? " NamJoon dengan segera menggeleng, ia berjalan menuju meja dan duduk di sebelah Zea. Sedangkan hwangsa duduk di hadapan NamJoon.

Zea yang merasa di perhatikan menoleh pada sisi kanannya, ia mendapati NamJoon yang berdiam diri memandangnya.

"Apa? " NamJoon membuka mulutnya, Zea mengerutkan dahinya.

"Apa NamJoon, aku tidak paham bahasa isyarat mu" NamJoon cemberut, ia menyilangkan tangan nya di atas meja lalu menumpu wajahnya yang masih cemberut.

Hwangsa terkekeh melihat tingkah NamJoon hwangsa tau NamJoon ingin di suapi, tapi Zea terlalu lambat menangkap maksud NamJoon.

"NamJoon a " Hwangsa menyodorkan sendok yang berisi nasi goreng itu di hadapan NamJoon.

NamJoon tersenyum senang lalu melahap suapan itu rakus, NamJoon tersenyum sampai matanya hilang. Zea yang baru paham maksud NamJoon hanya mengangkat bahunya acuh.

"Enak, sama seperti tadi pagi" Zea melambankan kunyahanya.

"Apa Tadi juga namu makan nasi goreng? " NamJoon mengangguk.

"Ipi tidi pigi nimi mikin nisi giring? Cih sok sekali wanita ini, bibit² pelakor. " Batin Zea mengejek.

"Apa namu mau makan ayam? " NamJoon mengangguk semangat dan kembali tersenyum dengan giginya yang terlihat, matanya berbinar membayangkan bagaimana enaknya ayam itu.

"Baik kalau begitu nanti malam kita pergi ke... " Ucapan hwangsa terhenti saat Zea menaruh sendoknya cukup kuat.

"Tidak. NamJoon tidak boleh keluar, ia harus tetap di rumah. Dan nona hwang, soal NamJoon itu sudah menjadi tanggung jawab saya. " Zea menatap nyalang hwangsa sedangkan NamJoon memandang takut Zea.

Hwangsa tersenyum manis menanggapi suara tegas Zea, ia tidak ada maksud lain selain membuat NamJoon senang.

"Baik kalau tidak boleh maka aku akan pesankan saja nanti untuk kalian" Zea menggeleng.

"Aku bisa sendiri, dan soal nasi goreng ini memang apa yang salah? " Zea berucap angkuh ia tidak mau di rendahkan hanya karna ia cuma bisa memasak nasi goreng.

"maksudku bukan begitu, aku hanya ingin memberi sedikit hadiah untuk kalian sebagai tanda pertemanan" Hwangsa kembali menyuapi NamJoon yang kini tengah melongo karna tidak paham jalan pembicaraan dua wanita di depannya.

. . .

Malam hari seperti biasa Zea tidak mau sekamar dengan NamJoon, ia tetap menyuruh NamJoon tidur di sofa tamu. Ia juga memberikan selimut dan mematikan AC agar NamJoon tidak kedinginan.

"Tidurlah" Zea hendak pergi namun tanganya di cekal NamJoon.

"Apa lagi? " NamJoon menimang kalimat yang akan ia ucapkan.

"Cepat NamJoon aku mengantuk, besok aku harus ke sekolah" NamJoon menatap ragu Zea, ia takut jika Zea akan marah dengan permintaanya ini.

"Biasanya ibu akan puk puk kepala namu sampai namu tidur" Zea memandang datar NamJoon yang mengigit bibir bawahnya dan memainkan jari jemarinya.

Dengan segala kemalasan Zea mendudukan dirinya di sebelah NamJoon, ia mengulurkan tanganya sampai menyentuh lembut surai NamJoon.

"Cepat Pejamkan mata mu kalau tidak ku jambak! " Titahnya dengan masih mengusap rambut coklat NamJoon.

. . .

Tbc

IDIOT HUSBAND √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang