cup

274 23 0
                                    

. . .

"NamJoon jangan lari lari!, jatuh nangis nyusahin mulu! " Zea berteriak saat NamJoon dengan semangatnya berlarian mengitari taman dengan sahabat bocahnya, ia memaksa Zea untuk mengajaknya ke taman dekat apartemen setelah pulang sekolah. Karna NamJoon bosan di rumah, kebetulan juga Hwangsa tidak pernah terlihat belakangan ini.

Di sini NamJoon dapat teman banyak dan juga banyak mainan, NamJoon bisa main perosotan, ayunan dan jungkat-jungkit.

"Wah..... Ini menyenangkan" Ucap NamJoon sembari menaikan kedua tanganya saat dirinya merosot ke bawah.

"Kak namu keren" Kata salah satu anak kecil yang kebetulan berada di sana dengan beberapa temannya.

"Kau juga" NamJoon dan anak anak itu tertawa lepas, mereka kembali bermain sampai pada akhir satu anak menangis akibat beberaa preman yang tiba tiba saja memasuki area taman dan menakuti anak anak itu.

Awalnya Zea tak peduli mungkin saja mereka cuma bercanda pikirinya, ia masih tenang meminum sodanya sampai suara NamJoon terdengar sangat jelas.

NamJoon berteriak menarik koya yang di rebut paksa komplotan itu, NamJoon mencoba memukul lengan pria itu tapi sayang NamJoon malah di dorong kuat sampai tersungkur ke tanah, anak anak yang lainnya sudah berhamburan kabur.

Zea bedecak malas ia meremat kaleng soda lalu melemparnya tepat pada kepala pria itu, pria itu mengeram menatap Zea ia membanting boneka itu ke tanah lalu menghampiri Zea dengan ancang ancang.

Hap

Zea menangkap kepalan tangan pria botak itu, ia melintir lengan pria itu lalu memukul kepala gundul nya berulang sedangkan NamJoon berusaha melempari sisanya dengan batu yang ia temui di sana sampai pria dan teman temannya itu kewalahan, Zea tak sampai di situ ia mengambil ranting dan menusukkan nya pada lobang anus pria yang celananya sudah melorot akibat tarikan kasar Zea, namJoon berteriak mengatakan maling.

"MALING BOTAK TOLONG ADA MALING BOTAK!!!! " NamJoon berteriak sampai urat di lehernya terlihat.

Bugh! Zea terkena pukulan di pipinya yang membuat sudut bibirnya berdarah, NamJoon yang melihat itu sontak menangis,  niat hati ingin menghampiri Zea namun ia malah terpeleset tanah yang basah.

Zea tak tinggal diam ia menghapus sudut bibirnya setelah itu Zea kembali menendang kemaluan pria itu berulang.

"Berani sekali kau mengaggunya dan mengusik ketenangan ku! "

Zea menghempas kasar pria itu ke tanah. Pria itu beringsut lalu pergi terbirit-birit, takut warga datang dan menambah derita mereka, Zea menepuk tanganya guna menghilangkan debu di telapak tanganya lalu mengambil koya dan menepuk nya juga, ia berjongkok mengimbangi tubuhnya dengan NamJoon yang masih menangis menenggelamkan kepalanya sambil memeluk lutut.

"Hapus air matamu cengeng,kau itu pria. Seharusnya kau berani dan melawan, tapi tak apa yg tadi sudah bagus" NamJoon mendongak dengan ssesenggukan.

"Takut..... Hiks, Zea luka ini di sini" NamJoon mengusap lembut sudut bibir Zea lalu memeluk erat leher Zea sampai mereka hampir saja saling menimpa.

"Kau ini, lepas" NamJoon menggeleng kuat, ia masih gemetar.

"Haaah, sudah jangan menangis mereka sudah pergi" Zea menepuk punggung NamJoon dan membelai lembut surai NamJoon.

Ia merasakan baju kaosnya basah akibat NamJoon tapi tak apa anak ini masih ketakutan.

. . .

NamJoon dan Zea kini tengah berada di ruang tamu dengan Zea yang sedang mengerjakan prnya. Sejujurnya ia malas tapi mau bagaimana lagi, jika ia tak mengumpul tugas sama dengan ia tak akan naik kelas.

NamJoon yang melihat Zea begitu serius mencoba mendekati dan kini NamJoon tepat duduk bersebelahan dengan Zea, NamJoon mengikis jarak di antara mereka, nafas NamJoon menerpa kuat sebagian wajah Zea sampai Zea merasa pipinya menghangat.

"Jadi orang dewasa itu susah ya? " Zea menjauhkan sedikit kepalanya saat NamJoon tiba tiba berucap dengan suara dalamnya tepat di telinga Zea.

Zea mengagguk kikuk perlahan lahan menjauhkan tubuhnya, NamJoon mengalihkan pandangannya ke wajah Zea yang terlihat memerah.

"Kenapa wajah Zea merah? " NamJoon dengan lancang nya mengusap lembut pipi Zea, oh Tuhan kenapa udaranya menjadi panas?!.

"Eee... T-tidak" Sial mengapa ia menjadi gugup begini.

"NamJoon minum susumu lalu segera tidur" Zea berusaha menormalkan degup jantungnya yang kini sedang konser.

"Ayey kapten" NamJoon menegugnya sampai habis.

"Sudah" Zea menoleh lalu mengagguk dan menepuk sofa di belakangnya.

NamJoon mengerti ia menaikan badanya dan merebahkannya di sofa menarik selimut dan memeluk koyanya, ia memandangi sisi belakang Zea yang kini masih fokus.

"Good night"

Cup

Mata Zea melotot, wtf! Apa yang baru saja NamJoon lakukan padanya! Sial!!!!.

Jantung nya kembali berdisko namun kini diskonya sangat anarkis membuatnya malu setengah mati, bisa bisanya ia gagal fokus seperti ini sampai NamJoon berbuat begitu.

AKSKAKWKAKWKAKWK!!!!! AAAAA

Zea dengan segera mengemas bukunya dan berjalan cepat ke kamar, malu sekali jika NamJoon tau ia tengah salah tingkah.

. . .

"Namu" NamJoon bangun dari duduknya dan berlari memeluk hwangsa yang kini menjadi kekasih nya.

Entah apa yang sedang NamJoon rencanakan di antara kedua wanita itu, keduanya sama sama menaruh perasaan pada NamJoon pria dengan keterbelakangan mental.

Zea yang belum sepenuhnya pergi dari area parkir melihat itu, hatinya memanas padahal baru kemarin NamJoon menciumnya.

Jemarinya meremat kuat stang motor, memakai helem nya kasar lalu menacap gas montor nya kuat sampai suaranya terdengar membelah jalan.

"Sial seharusnya aku menampar saja si idiot itu saat mencium ku! Aku membenci mu NamJoon! " Batin Zea.

Tidak di rasa setetes air mata jatuh di sudut matanya dan terhempas di terpa angin yang kencang akibat laju kendaraan nya.

. . .

Tbc

IDIOT HUSBAND √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang