Dear

299 23 0
                                    

. . .

"Ahk! " Pekik Namjoon saat luka di punggung tanganya tak sengaja bersentuhan dengan baju Zea, sejak tadi Namjoon tidak mau melepas pelukannya..

Zea hanya bisa maklum membiarkan Namjoon seharian memeluknya, namun Zea terperanjat saat mendengar pekik kan Namjoon saat tak sengaja tanganya bergesekan dengan baju Zea.

"Ya! Tanganmu berdarah Namjoon" Zea meringis saat melihat begitu banyak sayatan lebar di punggung tangan Namjoon, lalu Zea meniup pelan luka yang agak mulai mengering itu.

"Tak apa ini tak sakit" Zea menatap tajam Namjoon sedangkan yang di tatap hanya mencengir menunjukkan deretan giginya.

"Tidak sakit apanya! Kau sampai memekik begitu, tunggu di sini aku akan ambil kotak p3k dulu" Namjoon menahan lengan Zea.

"Tidak perlu, namu masih mau peluk" Zea menghela nafasnya, ia mengelus kepala Namjoon.

"Iya nanti peluk lagi sehabis tanganmu di obati ya? Jadilah anak penurut hm? " Namjoon memajukan bibirnya dan mengangguk.

. . .

Namjoon memejamkan matanya menahan perih obat merah yang Zea teteskan di tanganya, Zea bersusah payah menahan tawanya saat Namjoon terlihat begitu lucu dengan wajah menahan sakit itu.

Setelah usai memperban luka Namjoon Zea menaruh kotak p3k di meja kaca, Namjoon kembali merentangkan tanganya dengan mempoufkan bibirnya. Bukanya membalas Zea malah menggeleng lalu pergi ke dapur.

"Aaaaa Zea..... Tadi kan sudah janji peyuk namu lagiiiii____" Namjoon membuntuti Zea menuju dapur, Zea menyuruhnya untuk duduk di meja makan yang langsung menghadap dapur, Namjoon dapat melihat semua aktivitas Zea dari yang mulai mengambil bahan di kulkas, lalu memotong, menggoreng dan kini menyajikan nya di hadapan Namjoon.

"Wah.... Nasi goreng! Namu ingin sekali makan masakan Zea ini saat terahir kali namu memakannya" Zea tersenyum lembut lalu duduk di hadapan Namjoon. Ia mengambil alih sendok Namjoon.

" A" Ucap Zea, Namjoon tanpa babibu lagi langsung paham dan dengan senang hati membuka mulutnya. Zea sudah berjanji akan merubah sikapnya, ia dulu menyesal tidak peka dengan keinginan Namjoon.

"Enak? "

"Sangat..... Apa lagi saat Zea yang menyuapi nya bom.... Rasanya lebih luar biasa" Namjoon memeragakan letupan bom dengan dentuman yang ia buat dari suara dan tangannya yang naik ke atas.

"Hahah... Kau ini" Namjoon tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya.

Cklek

Zea dan Namjoon menoleh saat pintu terbuka dan menampakan ibu Namjoon dan ayah Namjoon.

. . .

Di sini lah mereka di ruang tamu berkumpul dengan orang tua Mereka, setelah Zea menjelaskan semuanya dan juga sudah terbukti hwangsa yang bersalah akhirnya mereka setuju mempersatukan kembali Namjoon dan Zea.

Namjoon bersorak heboh dan melompat-lompat kecil lalu memeluk erat Zea, Zea yang di peluk merasa gugup dan malu. Pipinya memerah, beda halnya dengan dulu Zea yang di penuhi rasa dengki kepada Namjoon.

"Apa kau senang bersamaku Namjoon? " Namjoon mendongak, mereka sudah berada di kamar, dengan posisi Namjoon tengah berada di dekapan Zea di atas ranjang besar Namjoon. Zea pasrah saat Namjoon memaksanya menginap. tak apa toh juga lusa mereka akan menikah lagi.

"Sangat senang! Karna hati namu selalu bergerak seperti ini" Namjoon bergerak terlentang lalu menggerakan tanganya di depan dada naik turun dengan tempo yang cepat, itu berhasil membuat Zea tertawa.

"Berdetak cepat maksud mu? " Namjoon memiringkan kepalanya.

"Ya begitulah intinya, namu tidak paham" Namjoon kembali memeluk pinggang Zea menjadikan tangan Zea bantal ter empuknya.

"Aku janji Namjoon saat sudah resmi nanti aku akan berubah sepenuhnya dan menerimamu apa adanya" Namjoon semakin memper erat pelukan ya, mencium aroma vanilla Zea dengan rakus.

"Tidurlah sudah malam" Zea mengelus surai Namjoon lalu mempuk puknya perlahan.

"Sweet dream my dear" Bisik Zea lalu mengecup pucuk kepala Namjoon sayang.

. . .

Pagi ini Zea mengajak Namjoon jalan jalan ke  sungai yang selalu Zea datangi saat ia merasa rindu akan kehadiran Namjoon. Namjoon tampak begitu senang saat angin kencang menerpa wajahnya membuat rambut coklat Namjoon menari indah, Zea memandangi Namjoon dari sisi kirinya menatap betapa indah dan tampan nya seorang Namjoon yang bodohnya baru ia sadari.

"Eoh kau mau kemana Namjoonie? " Namjoon berjalan menuju sebuah rombong es krim, ia berjalan dengan mata berbinar.

"Paman mau yang vanilla! " Namjoon menunjuk gambar es krim putih pada papan di atasnya.

Paman penjual es mengangguk dan mulai membuatkan pesanan Namjoon, Zea yang baru datang menggeleng samar. Anak ini tau saja dimana letak penjual es.

"Berapa paman? " Zea mengeluarkan dompetnya, namun dengan segera Namjoon mencegahnya.

"15 rb" Namjoon mengangguk memegang es krim nya dengan tangan kiri lalu mengambil sesuatu yang pastinya uang di saku kananya.

"Kembaliannya di ambil saja paman" Penjual itu mengkerut kan dahinya, pasalnya Namjoon pas memberinya uang 15 k, Zea menepuk jidatnya pelan. Berpamitan dengan penjual dan menarik Namjoon menjauh.

"Habiskan sebelum ibumu memergoki kita karna sudah beli eskrim tanpa ijinnya" Namjoon segera melahap sisa corn eskrim. Pipinya mengembung lucu dengan sisa eskrim di sudut bibirnya.

"Kkkk" Zea terkekeh lalu mengelap sudut bibir Namjoon dengan jempolnya.

"Makasi sayang" Zea terdiam, apa tadi dia tidak salah dengar? Namjoon memanggilnya sayang? Aaaaaa oke pipinya pasti sudah berubah menjadi tomat.

"K-kau... ? "

"Apa? " Ucap Namjoon polos, Zea memilih diam saat tatapan Namjoon menunjukkan bahwa ia tidak paham maksud yang ia bicarakan

"Kau tau arti kata sayang?" Namjoon menggeleng dengan mengigit bibir bawahnya.

"Tapi aku sering mendengarnya dari ibu atau saat ayah dan ibu berdua" Zea menggangguk paham.

"Ah sudahlah ayo pulang" Zea berjalan di samping Namjoon ia kembali menatap Namjoon dari samping, seandainya sejak dulu ia tidak buta akan egonya mungkin saat ini pernikahannya masih tetap utuh. Namjoon yang merasa di tatap balik menatap Zea ia menatap lamat Zea lalu menurunkan netranya dan mengenggam jemari Zea.

"Eh? " Namjoon tak menyahut ia menarik Zea agar cepat jalannya.

. . .

Tbc

IDIOT HUSBAND √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang