Love Me 5

828 115 39
                                    

Seorang Jung Eunji, model papan atas dan Kim Sang Bum, mahasiswa populer yang digilai kaum hawa disatukan? Bukankah itu perpaduan yang bagus?

Mendadak suasana di ruangan itu hening dan terasa canggung setelah Eunji berkelakar tadi.

"Eomma, eonni, oppa, maaf aku ke kamar lebih dulu, ada tugas yang belum aku selesaikan." Setelah mengatakan hal tersebut So Eun langsung pergi ke kamarnya. Meninggal  empat orang yang masih betah berada di ruang tamu tersebut. Hingga jam menunjukkan pukul 9.00 malam akhirnya Seunggi dan eunji pun berpamitan untuk pulang. Eunji diantar oleh Seunggi karena gadis itu tidak mau merepotkan Kim Bum, katanya.

***

Waktu terus bergerak maju. Kini Kim Bum dan Eunji terlihat semakin hari semakin lengket. Dimana ada Kim Bum, disana ada Eunji. Gadis itu bagaikan perangko yang selalu menempel. Sebenarnya Seunggi kurang suka terhadap Eunji, karena gadis itu sudah pernah membuat sahabatnya itu terpuruk. Gadis itu meninggalkan Kim Bum untuk mengejar karirnya sebagai model ke luar negeri. Bahkan Seunggi juga mendengar jika Eunji pernah menjalin hubungan dengan beberapa pria yang satu profesi dengannya. Seunggi juga mengingatkan jika Kim Bum harus lebih menjaga hatinya kali ini. Bukan tidak mungkin Kim Bum kembali terketuk hatinya oleh Eunji. Gadis itu sangat cerdik, dirinya memanfaatkan keadaan Kim Bum yang saat ini masih betah menyendiri.

"Mau kemana?" Minho mengalihkan netranya ke arah Kim Bum yang kini sudah menyampirkan tasnya di punggung, bersiap untuk pergi.
"Keluar sebentar mencari angin segar."

"Dengan Eunji?" Tembak Seunggi, Kim Bum mengangguk.

"Aku tahu hubungan kalian sudah membaik, tapi kau juga harus ingat bahwa Eunji pernah menyakitimu."

"Aku tahu Seunggi, tidak perlu kau mengulangi perkataan yang sama padaku." Agaknya Kim Bum sedikit kesal karena Seunggi memperingatkannya pada kejadian yang sudah lama berlalu.

"Aku mengatakan hal ini karena aku peduli. Aku tidak ingin melihat tampangmu yang menyedihkan itu." Seunggi juga tersulut sedikit emosinya karena Kim Bum rasanya memberi reaksi tidak peduli dengan ucapannya.

"Minho, suruh temanmu ini diam, bisa kan?" Setelah mengatakan hal tersebut, Kim Bum bergegas pergi. Meninggalkan Minho dan Seunggi yang kini menggelengkan kepalanya. Sepertinya Kim Bum sudah mulai terpengaruh lagi akan keberadaan Eunji.

"Sudahlah, percuma mengingatkan Kim Bum jika keadaannya seperti ini." Minho menepuk pelang bahu kawannya itu.

"Aku hanya peduli padanya."

"Mungkin aku paham maksudmu, tapi Kim Bum? Aku tidak tahu masalah apa yang dia hadapi dengan keluarganya, tapi hal ini sudah membuatnya berubah. Kim Bum yang hangat, kini sudah berubah menjadi Kim Bum yang dingin." Minho memandang punggung Kim Bum hingga pria itu menghilang dari pengelihatannya.

"Dia tidak akan pernah menceritakan masalahnya kepada kita."

***

Suasana di meja makan kini terasa begitu hening. Tidak seperti biasanya yang beberapa hari ini terjadi. Setelah kepulangan sang ayah tadi malam dan bergabungnya tuan kim di meja makan di waktu sarapan ini membuat suasana senyap. Obrolan yang selalu dilakukan oleh sang ibu dan putranya kini tidak lagi terdengar. Hanya dentingan alat makan yang beradu dengan piring.

"Kenapa dengan wajahmu?" Tuan Kim bertanya, tetapi fokusnya masih pada roti yang sedang ia olesi dengan selai sebagai menu sarapannya. Meskipun subjek yang ditanyakan oleh tuan kim tidak disebutkan, mereka semua paham untuk siapa pertanyaan itu ditujukan. Kim Bum, pria itu kini sedang tidak berselera untuk makan. Ayahnya kembali menjadi orang yang menyebalkan ketika pria paruh baya itu menyuruhnya untuk berangkat kuliah bersama sang adik. Memang benar So Eun sudah menolaknya, tetapi perintah sang ayah itu mutlak.

DEAR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang