Mereka semuanya berkumpul di meja besar untuk menikmati hidangan utama. Kim Bum dan Kim So Eun duduk berdampingan. Meskipun terasa sangat canggung, tapi hanya dua kursi itu yang tersisa. Mau tidak mau So Eun harus menerima. Posisi Sora juga lumayan jauh darinya.
"Aku tidak menyangka kalau kalian semua akan hadir hari ini. Karena di acara reuni sebelumnya beberapa orang berhalangan hadir. Oh ya, aku ingin bersulang untuk idola besar kita hari ini. Ya, Junho berdirilah! Kita semua akan bersulang untuk comeback 2PM beberapa bulan lalu. Kami semua mengucapkan, selamat atas comebackmu kali ini. Lee Junho, selamat atas comebackmu." Suara dentingan gelas kaca terdengar ramai ketika saling bersentuhan. Mereka meneguk cairan berwaena ungu pekat itu bersama.
"Terima kasih untuk kalian semua."
"Eh, kenapa gelas Kim So Eun berbeda?" Semua orang menatap gelas So Eun yang isinya berbeda dari semua orang. Ketika semua orang meminum anggur, maka dirinya hanya bisa meminum jus jeruk saja. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa minum.
"Maaf aku tidak bisa minum anggur malam ini. Aku ada jadwal operasi besok pagi."
"Waah Kim So Eun, aku dengar kau baru kembali dari Australia dan langsung diterima di rumah sakit Haesung ya?"
"Sebenarnya aku sudah mengirim proposal sejak beberapa tahun yang lalu, tetapi karena ada beberapa pekerjaan dan harus melanjutkan studi di Australia, aku baru bisa kembali dua tahun terakhir ini."
"Lalu kenapa tahun lalu kau tidak ikut menghadiri acara reuni kita?"
"Untuk itu aku minta maaf, karena jadwal di rumah sakit begitu padat."
Sejak Kim So Eun membuka suara, Kim Bum terlihat melihat ke arahnya. Pantas saja Kim Bum tidak menemukan keberadaannya di Korea, ternyata gadis itu berada di negri Kanguru itu.
"Tidak disangka teman kelas kita ternyata ada dua dokter hebat. Dokter Kim Sang Bum dan Dokter Kim So Eun. Sungguh, aku benar-benar bangga melihat kalian." Ketua kelas yang bernama Kang Haneul itu bertepuk tangan, diikuti oleh semua orang.
"Kalian terlalu berlebihan." Kim Bum yang sejak tadi terdiam kini ikut mengambil suara. Ia melirik So Eun yang hanya berbicara seperlunya. Gadis itu tidak banyak berubah, selain lebih memukau tentunya.
Sora memberikan ponselnya kepada So Eun karena seseorang menelponnya. Ponsel So Eun kehabisan daya, maka dari itu dia menghubungi ponsel Sora.
"Siapa?"
"Anakmu." So Eun tersenyum geli karena ungkapan Sora. Ia mengambil ponsel Sora dan pergi sedikit menjauhi teman-temannya. Kim Bum yang mendengar penuturan dari Sora tadi mendadak terdiam. Benarkah gadis di sampingnya tadi itu sudah bersuami dan memiliki anak? Apakah peluang untuk memulai semuanya akan sama seperti harapannya beberapa waktu lalu, saat dia masih belum mendengar jika gadis itu sudah berkeluarga? Apakah ia harus menyerah sebelum berperang? Ataukah ia harus menjadi jahat untuk merebutnya? Tidak. Kim Bum menggeleng dengan pikiran anehnya. Ia tatap lagi gadis itu yang kini menampakkan senyum manisnya. Senyum yang selama ini ia rindukan. Senyum yang kini harus rela ia bagi dengan orang lain. Senyum yang bahkan dirinya tidak memiliki hak untuk mengklaimnya.
Apa Tuhan tidak mau berbaik hati padanya untuk keinginannya yang satu ini? Ia hanya ingin memiliki So Eun dengan utuh. Apakah sudah terlambat baginya untuk membuat gadis itu kembali berada di sisinya?
****
So Eun memutar lengannya untuk merenggangkan otot-ototnya yang terasa lelah setelah melakukan operasi selama beberapa jam lamanya itu. Ia kembali mencoba untuk fokus ke layar di depannya. Sejak pertemuannya dengan Kim Bun malam itu, sudah menyita kefokusannya dalam pekerjaan.