I Won't Let You Go Again 4

814 63 36
                                    

Hallo ada yang nungguin ff ini gak??

Boleh cerita dikit gak?

Maaf ya, aku telat update cerita ini. Itu dikarenakan aku sedang ada dalam masalah. Aku bahkan berpikiran jika aku sudah tidak bisa melanjutkan hidup. Berlebihan? Mungkin jika kalian ada di posisiku tidak. Aku benar2 sudah merasa lelah dengan hidupku. Aku benar2 tidak bisa melakukan apa pun. Aku juga menceritakan masalah ini ke sahabatku, dan mereka menyuruhku untuk pergi ke psikiater. Bahkan jika aku benar2 memutuskan untuk pergi, mungkin sekalian untuk cuci otak kali ya. Rasanya aku menghadapi masalah kali ini benar2 tidak kuat. Bahkan aku sudah semingguan ini tidak makan. Rasanya capek banget untuk menghadapinya. Dan setiap hari kerjaanku hanya menangis jika sudah pulang kerja.

Oh ya, aku nulis ini juga di sela2 rasa frustasiku sama masalah ini. Mungkin agak sedikit gak nyambung, karena pikiranku juga sedang kacau. Aku juga gak tahu nextpart itu kapan, tapi mungkin aku akan menyelesaikan ff ini. So...

--------HAPPY READING GUYS--------

Kim So Eun berlari menghampiri Kim Bum yang kini sedang duduk di kursi taman sendirian. Ia menatap lurus ke depan, tatapannya kosong. So Eun menempelkan sekaleng minuman dingin di pipi Kim Bum, hingga membuatnya terkejut.

"So Eun." Gadis yang disapa itu tersenyum manis kemudian menyodorkan minuman kaleng itu pada Kim Bum.

"Kenapa?" Tanya So Eun sambil duduk di samping Kim Bum.

"Tidak apa-apa." Jawab Kim Bum singkat dan hal itu membuat So Eun menatapnya bingung. Hubungan mereka kini naik 1 tingkat. Dari teman sekelas, menjadi sahabat, kemudian menjadi kekasih. Kim Bum menyatakan cinta padanya dua bulan yang lalu. Hubungan mereka baik-baik saja. Selama menjadi sahabatnya Kim Bum sangat baik, kini setelah menjadi kekasih Kim Bum masih seperti lelaki yang ia kenal.

"Kim Bum, hari ini bisa tidak kau mengantarku ke toko buku?"

"Tidak bisa, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Kau bisa pergi sendiri, kan?" So Eun menatap Kim Bum lamat-lamat. Pria itu kini sedang sibuk dengan ponselnya. Sudah beberapa hari ini So Eun perhatikan memang Kim Bum lebih banyak diam dan sering keluar. Mereka juga jarang pulang bersama. Apa Kim Bum memiliki masalah yang tidak diketahuinya? Atau Kim Bum memiliki rahasia? Entahlah, So Eun tidak tahu hal itu.

"Baiklah." Dengan terpaksa So Eun melangkahkan kakinya meninggalkan Kim Bum yang berada di parkiran. Meskipun sedang melangkah, So Eun menyempatkan dirinya untuk menoleh dan pria itu masih sibuk dengan ponselnya.

****

Kim Bum mengendarai motor sport miliknya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ekpresi wajah yang serius membuat Kim Bum terlihat begitu tampan.

Kim Bum memasuki sebuah kamarnya yang dihiasi dominan oleh warna hitam, abu, dan putih. Kim Bum mengambil sebuah map di laci meja belajarnya. Beberapa kertas berserakan. Kim Bun memilah-milah kertas-kertas tersebut.

"Ini akan menjadi senjata untuk menjebloskanmu ke penjara." Kim Bum tersenyum smirk, tapi ketika sebersit ingatannya terlintas ada tatapan sayu dan kata maaf lirih yang terucap dari bibirnya.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Ia segera berlari kekuar dari rumah tanpa mengganti pakaian sekolahnya lebih dulu. Ia mengendarai motornya dengan sangat cepat. Kim Bum ingin segera sampai ke tujuannya. Ia tidak ingin terlarut-larut membiarkan masalah ini dan membuat orang bersalah itu menghirup udara bebas.

Kim Bum mengetuk pintu kaca di depannya dan masuk setelah mendapat jawaban dari dalam.

"Aku sudah mendapatkan bukti-buktinya. Aku harap paman akan segera memprosesnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEAR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang