Love Me 8

828 122 64
                                    

Haaaiiii, ketemu lagi sama aku... wkwkwkw...

Ya ampun, kalian menerorku dengan sangat baik rupanya...😂😂

Terima kasih yang masih nunggui  dan setia baca cerita aku ini. Terhura kan saia..😊

Jangan bosen baca karya aku ya.. apalagi biasanya aku buat cerita dengan alur lambat, karena menurutku hal seperti itu lebih mendetil aja ceritanya. Jadi kesannya gak buru-buru, meskipun aku merasa mungkin kalian akan merasa kadang membosankan, tapi aku sendiri menikmati, karena cerita lwbih mendetil, gitu aja sih.

Oh ya, sampe lupa.

2 hari lagi, kita udah mulai puasa. Aku mau mengucapkan untuk teman-teman mates yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini "Marhaban Ya Ramadhan". Semoga nanti kita sama-sama meraih kemenangan di hari Idul Fitri. 

Ya udahlah, selamat menikmati aja buat kalian.

Kim Bum memacu motornya dengan kecepatan sedang. Hari ini ia sedang tidak mood untuk membawa mobil ke kampus, makanya membawa motor sport. Pikiran Kim Bum lagi-lagi dipenuhi dengan perkataan So Eun malam itu di rumah sakit. Jika diingat memang benar selama ini dirinya irit bicara dan menghindari So Eun. Ia juga tidak menyangka bisa mengeluarkan kalimat yang lebih menuduh So Eun sebagai gadis yang tidak baik.

Padahal semala ini So Eun juga tidak pernah terlihat bergaul dengan laki-laki. Ya mungkin jika benar, hanya teman sekelas. Ia tidak tahu jika So Eun juga cepat akrab dengan lelaki yang baru dkenalnya. Itu sedikit membuatnya jengkel, entah karena alasan apa. Rasanya seperti ada yang mengganjal melihat So Eun pergi dengan lelaki lain.

Karena kurang fokus saat bekendara Kim Bum dikejutkan dengan beberapa orang yang berpakaian serba hitam di depannya. Jika dihitung terdapat enam orang. Sebenarnya Kim Bum melihat 2 orang dari mereka berada di belakang tadi, tampak tidak mencurigakan. Kenapa tiba-tiba mereka sudah menghadangnya di jalan sepi ini. Kim Bum turun dari atas motornya, berniat menanyakan perihal mereka menghadangnya.

“Minggirlah, aku sedang buru-buru!” memang mood Kim Bum hari ini sedang tidak baik.

“Wah, anak muda ini berani sekali ya.” Salah satu dari mereka mengejek Kim Bum.

“Aku sedang tidak ada mood untuk meladeni kalian, jadi pergilah!”

“Hajar dia!” Merasa jengkel karena pengusiran dari Kim Bum, akhirnya membuat salah satu dari mereka menyuruh kawanannya menyerang Kim Bum.

Kim Bum membelalakan netranya kemudian bersiap menerima serangan dari kelima orang itu secara bersamaan. Meskipun Kim Bum sudah mengantongi seni bela diri, tetapi satu lawan lima juga sangat tidak imbang. Kim Bum kewalahan menghadapi mereka, sehingga kini mereka mengeroyok Kim Bum.

Setelah Kim Bum tidak mampu bangun lagi, keenam orang itu pergi meninggalkan Kim Bum yang kini terkapar di jalan dengan kondisi tidak berdaya. Beberapa luka menghiasi wajah tampannya. Darah juga mengalir di kedua sudut bibirnya dan pelipis sebelah kanan. Memar juga menghiasi wajahnya, tampak menyakitkan. Sebelah tangannya merogoh saku celana untuk menghubungi Seunggi. Sedangkan sebelah lagi memegangi perutnya yang tadi sempat menjadi sasaran pukulan dan tendangan orang-orang tidak dikenalnya itu.

Setelah menghubungi Seunggi, Kim Bum langsung di bawa ke rumah. Pria itu tidak mau dibawa ke rumah sakit. So Eun yang waktu itu baru saja pulang dari rumah sakit, karena bergantian jaga dengan sang ibu terkejut melihat kondisi Kim Bum sudah babak belur. Kim Bum masuk ke dalam rumah di papah oleh Seunggi dan Minho.

“So Eun, bisakah kau membawakan air dan handuk untuk mengompresnya?” So Eun yang sejak tadi mengikuti lengkah ketiganya langsung menuju ke kamar mandi yang berada di kamar Kim Bum. mengambil handuk dan sebaskom air hangat untuk mengompres luka Kim Mum.

DEAR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang