Maaf kalau kalian sudah baca cerita ini di lapak OS/TS. Aku pindah cerita ini kesini karena aku pikir mungkin cerita ini akan lebih dari 3 part. Jadi aku pindah kesini. Untuk part 2nya juga udah separuh aku tulisnya. Secepatnya akan aku up untuk part 2nya.
Bagi yang belum baca cerita ini di lapak sebelah. Kalian bisa baca ini disini. Tolong vote dan komennya ya. Kalau respon kalian di sini bagus, aku alan secepatnya up part 2. Komen juseyo.. 😁😁😁
.................... HAPPY READING ..................
Kim So Eun, gadis dengan paras cantik itu menatap lamat-lamat amplop berwarna merah di tangannya. Sudah sejak beberapa menit lalu dirinya masih betah untuk menatapnya tanpa membukanya. Ini merupakan amplop yang ketiga kalinya ia terima, tapi kedua surat sebelumnya juga berakhir sia-sia.
"Undangan reuni lagi?" So Eun sedikit terperanjat ketika suara seseorang yang dikenalnya menyapa telinganya secara tiba-tiba. So Eun menoleh dan menatap datar gadis dengan seragam hijau muda yang melekat di tubuhnya.
"Sepertinya perawat Yoon sangat santai hari ini?" Yoon Sora, perawat juga sahabat baiknya di rumah sakit itu hanya menyengir dan memberikan sebuah map kepada So Eun.
"Aku kesini membawakanmu laporan tentang kondisi pasien di kamar 302. Oh ya, tentang undangan reuni itu, apa kau tidak mau datang?"
"Lalu kau sendiri bagaimana?"
"Tentu saja aku datang." Sora dengan semangat mengangguk. Selain menjadi sahabat di rumah sakit, pertemanan mereka juga sudah terjalin sejak mereka di bangku SMA. So Eun dan Sora berada di kelas yang sama. Entah kebetulan atau memang berjodoh, mereka bertemu di rumah sakit yang sama dan menjadi rekan kerja yang solid.
"Ini undangan ketiga yang mereka kirim padamu, sebelumnya kau sudah menolak dua undangan itu dengan alasan sibuk. Mereka menanyakanmu, So Eun. Aku harap kali ini kau bersedia untuk datang."
"Entahlah, kita lihat nanti. Jika jadwalku lebih santai, mungkin aku akan datang."
"Aku harap kau tidak akan menambah jadwalmu secara sengaja. Lagi pula dia juga tidak datang sebelum-sebelumnya. Kemungkinan kali ini ia juga tidak akan datang." So Eun terdiam ketika Sora menyebut 'dia'. Meskipun tidak secara gamblang memyebutkan nama, tetapi So Eun paham betul seseorang yang dimaksud oleh Sora.
Demi mengalihkan pikirannya, So Eun menaruh undangan yang sejak tadi berada di genggamannya dan memilih untuk memeriksa kondisi pasien yang laporannya sudah diberikan oleh Sora tadi.
***
So Eun menatap bangunan restoran mewah di depannya. Perasaannya agak sedikit ragu untuk masuk. Mobilnya sudah terparkir sekitar lima menit yang lalu dan selama itu pula ia sibuk untuk memandangi restoran itu. Sora sudah mengirimkan ruangan yang direservasi oleh teman-temannya sejak ia memutuskan untuk datang. Jika dilihat dari waktu yang tertera di dalam kertas undangan itu, ia sudah terlambat selama lima belas menit.
So Eun menghembuskan nafas kasar, lalu memyenderkan tubuhnya di kursi kemudi. Ponsel yang berada di dashboard berdering dan nama Sora tertera di layarnya.
"Hallo?"
"Kau dimana? Kenapa belum sampai? Apa terjadi sesuatu?"
"Tidak. Aku baik-baik saja." Belum juga mendapatkan balasan, So Eun sudah memutuskan sambungan teleponnya. Ia kembali meyakinkan diri untuk masuk dan bertemu teman-temannya. Dan ya, keputusannya adalah ia akan masuk dan menyapa beberapa temannya.
Dengan tubuh yang dibalut celana berbahan kain berwarna biru, kemeja putih, syal kecil, dan juga jas panjang yang senada dengan celananya membungkus tubuh mungilnya. Ia mantapkan langkahnya untuk memasuki ruangan yang sudah ia dengar keramaiannya dari luar ruangan. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya sebelum benar-benar mendorong pintu tersebut. So Eun dapat melihat teman-temannya kini menatap ke arahnya. Ia langkahkan kakinya memasuki ruangan itu.