Love Me 14

1.4K 95 22
                                    

Setelah dua hari tidak sadarkan diri, kini netra almond itu sudah membuka dan memperlihatkan mata dengan pandangan sayunya. Ia membuka mata, tetapi tidak mengenali dimana dirinya berada. terakhir kali kejadian yang diingatnya adalah ketika dirinya pingsan dalam pelukan Kim Bum. Lalu dimana pria itu? bukankah Kim Bum juga memiliki luka yang cukup serius setelah dikeroyok antek-antek Jaerim?

So Eun berusaha untuk bangun dari posisi berbaringnya, hanya saja ada rasa sakit yang menyengat di bagian perutnya. Ia juga sangat kesulitan untuk bangun. Ketika So Eun sedang berusaha untuk bangun, Kim Bum membuka pintu dan melihat So Eun sudah sadar. Pria itu bergegas menuju ranjang So Eun dan menaruh semua kantong plastik yang berada dalam genggamannya.

"Kau sudah sadar? Kau membutuhkan sesuatu? Mau minum atau apa?" tanya Kim Bum beruntun. Meskipun sedikit membuat bingung atas sikap Kim Bum, So Eun berusaha terlihat biasa saja.

"Minum oppa, aku sangat haus." Kim Bum mengangguk, mengambilkan gelas berisi air dan membantu So Eun untuk menegak air.

"Bagaimana perasaanmu, ada yang sakit? Oppa panggil dokter ya." Kini So Eun tahu dimana dirinya berada. selang infus dan penuturan dari Kim Bum yang berniat memanggilkan dokter untuknya.

Kim Bum menunduk setelah dokter yang memeriksa So Eun menerangkan kondisinya yang sudah mulai stabil. Dokter juga mengatakan jika untuk sementara waktu So Eun hanya bisa berbaring dan tidak boleh banyak bergerak. Kenapa hidupnya harus menyusahkan orang lain lagi? air mata itu menetes, tetapi bibir itu tidak menimbulkan suara. Kim Bum terkejut mendapati istrinya menangis dalam diam. Apakah gadis itu merasakan sakit lagi?

"Kenapa? apakah kau merasa sakit? Dibagian mana? Beritahu oppa!" Kim Bum memberikannya pertanyaan membabi buta. Benar dirinya merasa sakit, tapi bukan fisiknya melainkan hatinya.

"Kenapa? kenapa baru sekarang?" Kim Bum mengernyitkan dahinya atas pertanyaan yang tidak dimengertinya.

"Kenapa baru sekarang oppa mau peduli padaku? Kenapa harus menungguku terluka, baru kau mau menunjukan kepedulianmu? Apakah aku semenyedihkan itu sekarang? Kenapa kau harus mengasihaniku? Kenapa oppa?" So Eun menatap Kim Bum dengan pandangan nanar. Ia merasa sikap Kim Bum sekarang sangat berbeda jauh dengan Kim Bum yang biasanya. Kenapa Kim Bum harus melembut ketika dirinya terluka? Apakah harus menunggunya terluka lebih dulu baru pria itu akan peduli?

"Tidak So Eun, aku tidak mengasihanimu. Aku benar-benar peduli padamu, ini bukan rasa kasihan."

"Bohong. Bukankah kau membenciku? Kau menghindariku selama ini. Lalu ketika aku terluka, kau peduli, seakan-akan hubungan kita selama ini baik-baik saja."

"Tidak So Eun, bukan itu alasannya. Dengarkan penjelasan, oppa. Aku mohon, berikan kesempatan untukku menjelaskan semua ini." So Eun menangis tersedu dan Kim Bum menunggu hingga gadis itu merasa tenang.

"Baiklah, katakan!"

"Aku menghindarimu bukan karena aku membencimu. Aku hanya merasa kesal dengan diriku dan semua yang berhubungan dengan status kita. Takdir mempermainkan aku. Aku menerimamu sebagai anggota keluargaku yang baru. Menjagamu sebagai adikku, tapi entah kapan perasaan cinta antara pria dan wanita itu datang. Aku mencoba menepsinya, tapi perasaan itu semakin besar. Aku tidak ingin merusak hubungan keluarga diantara kita. Aku mencoba membuka hati untuk orang lain. Ketika perasaan itu sudah mulai bisa aku kontrol, seseorang datang. Dia sama sepertimu, memiliki hati yang begitu baik dan tulus. Ada sedikit rasa suka padanya. aku mendoktrin jika aku tidak boleh memiliki rasa terhadapmu, karena kau adalah adikku." Kim Bum menatap mata So Eun yang kini juga menatapnya.

"Ketika aku sudah mulai menerimanya dan meresmikan hubungan kami, takdir kembali mempermainkanku. Aku ingin mengenalkannya pada ayah. Mengatakan pada ayah, bahwa aku menyukai gadis itu. Memang benar aku menyukainya, tapi aku tidak pernah menggantikan posisimu di hatiku. Kau selalu memiliki tempat tersendiri di sini. Aku tidak ingin meninggalkannya, karena aku tidak ingin menjadi jahat. namun sesuatu terjadi, kejadian yang tidak aku sangka sebelumnya."

DEAR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang