[ ✔ ] Malam, dan kelamnya - nomin

01 . malam dan kelam nya

20 votmen ke atas, baru up chapter selanjutnya. deal?

-

Keluarga adalah tempat paling umum yang sangat nyaman di jadikan tempat untuk pulang. Kehangatan serta kenyamanan di dalamnya akan tertuang begitu saja, mengalir rasa kasih sayang antara satu sama lain.

Alarm menggema seluruh penjuru kamar, Jaemin baru bisa tertidur setelah menyelesaikan semua tugas sekolahnya pukul dua malam. Dan sekarang dia terpaksa harus bangun jam enam pagi karena akan pergi ke bandara untuk menjemput saudara tirinya yang akan kembali dari Amerika.

Satu tahun yang lalu, Bubu nya menikah dengan seorang pria dominan yang baik seperti Jung Jaehyun. Awalnya Jaemin takut membiarkan Bubu nya menikah lagi, tapi waktu di lihat ternyata Jaehyun tidak seburuk laki-laki lain yang hanya mempermainkan hati Bubu nya.

Tidak seperti ayah kandungnya yang memilih pergi dan menikah dengan sahabat bubu nya sendiri.

Jaemin bergegas untuk mandi dan bersiap dengan penampilan seadanya. Dia tidak terlalu mengerti tentang fashion, sangat berbeda dengan Bubu nya yang sangat fashionable.

Karna di rumah tidak ada orang lain selain asisten rumah tangga, Jaemin memilih untuk pergi tanpa sarapan. Dia akan mencari makanan di jalan nanti. Pikirnya.

Menaiki taksi untuk pergi ke bandara, pesawat yang di naiki oleh saudara tirinya akan mendarat sebentar lagi. Menghabiskan sekitar lima belas menit di jalan, akhirnya Jaemin sampai di tempat tujuan.

Sebelumnya Jaemin tidak tau yang mana saudara tiri nya itu, karena waktu pernikahan satu tahun lalu. Dia masih sibuk sekolah di Amerika.

Tapi beruntung Bubu mengirimi nya poto, poto saudara tirinya. Jaemin sempat terkejut tapi beberapa saat kemudian dia menormalkan ekspresinya. Tidak heran kalau saudara tiri nya itu sangat tampan, Jaehyun juga sangat tampan menurutnya.

Mengedarkan pandangannya ke sekitar, bibir tipisnya beberapa kali ia jilat agar tidak terlalu kering. Jaemin menoleh ke arah salah seorang pemuda tinggi di sebrang nya.

"Mukanya . . " membandingkan dengan yang di poto. "Sama!"

Jaemin berjalan menghampiri orang itu, kenapa mendadak dia takut melihat orang ini. Apa karena perangainya yang tak bersahabat? Atau Jaemin salah orang.

"Maaf?" ujar orang itu, karena merasa jalan nya terhalang oleh Jaemin.

Setelah berdebat dengan pikirannya, Jaemin merentangkan tangannya. Bukan untuk memeluk, tapi agar dia tidak berjalan melewatinya. "Tunggu!" mata bulatnya mengkilat. "Kamu . . Jeno kan?"