13. malam dan kelamnya

7.1K 673 44
                                    

Setelah sekian lama, Jeno kembali menginjakkan kaki nya di tempat biadab yang di penuhi dengan orang-orang yang tengah bersenang-senang. Bau alkohol menyengat, ahh sudah lama Jeno tidak mencicipi rasa wine yang pekat, dan juga menebar benih secara percuma pada jalang-jalang kelaparan di tempat ini.

Tidak. Jeno ingat Jaemin.

Dia berjanji pada dirinya sendiri agar tidak melakukan hal itu lagi.

"Oii bro" sapa Hyunjin. Teman Jeno sejak lama.

"Alin mana?" tanya ia.

"Lagi di belakang, ada problem sama degem nya maybe" celetuk pria memble yang tengah menggandeng dua wanita sekaligus. Pakaian mereka terlalu minim, tapi Jeno tidak tertarik lagi setelah ia melihat tubuh telanjang dada Jaemin saat ia tidak sengaja masuk kedalam kamar nya dan menemukan Jaemin yang tengah ganti baju.

Baiklah, mari kita ganti. Tidak perlu melon besar, asalkan tonjolan pink itu bisa di mainkan.

Jeno menggeleng. Sialan pikirannya kotor.

"Oh. Liat Minju?"

Yah, mereka tau siapa Minju. Wanita incaran banyak lelaki berhidung belang yang datang kemari hanya untuk sekedar bermalam dengan gadis cantik itu. Hyunjin tertawa remeh. "Kau ingin bermain lagi dengannya?"

"Tidak. Aku hanya perlu mengatakan sesuatu"

Hyunjin mengangguk. "Yakin? Nggak mau booking slut?"

"Ck, aku tidak datang untuk itu" Jeno jengah. Dia memutuskan untuk mencari Minju ke area vvip.

Dan benar saja, Jeno dapat langsung menemukan gadis itu. Wanita yang sedang duduk di atas pangkuan pria dengan posisi intim dan dada nya terekspos tanpa halangan. Jeno mendecih, bukan kah ini menyebalkan?

Jeno bukan cemburu. Tapi dia jijik.

"Kim, aku datang" kata Jeno. Minju menyembulkan kepalanya setelah berhasil membuat tanda pada leher pria tua itu.

Jeno mengernyit. Dia seperti pernah melihat orang ini di suatu tempat, tapi Jeno tidak mengenalnya.

"Uhm sebentar Jeno" kata Minju dengan nada mendayu. Ia mengusap tengkuk pria di depannya lalu mengecup bibir pria itu singkat sebelum merapikan diri dan menghampiri Jeno menjauh dari sana.

Pria tua itu mendecih sebal.

Tak apa, masih banyak jalang yang menggoda nya. Dan dia menikmati itu.

"Hey sudah lama ngga main kesini, aku kangen kamu" Minju memeluk lengan Jeno manja, menggesekkan dada nya pada lengan Jeno. Reflex Jeno menjauh, hal itu membuat Minju kaget sekaligus tidak terima.

"Ada apa?" tanya Minju.

"Ini yang terakhir aku datang kemari. Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan dengan mu"

"Hm?"

"Aku mulai menyukai adik tiri ku Kim, sialan sih" Jeno mendecih pelan. Hal itu membuat Minju tertawa lalu menepuk pelan bahu Jeno.

"Dasar penjilat. Waktu di Amerika kamu bilang nggak bakalan belok, taunya sekarang malah belok beneran. Karma itu instan ya Jung" Minju duduk di atas meja di depan Jeno, sambil mengayunkan kakinya di udara.

"Heem. Kali ini aku benar-benar menyukai orang itu, kau benar dengan perkataan mu dulu. Cinta datang tanpa di undang, tapi apa hubungan kami akan baik-baik saja? Mengingat dia saudara ku Kim"

Minju menarik napasnya panjang. "Cih, aku kesal. Bisa-bisa nya kau jatuh cinta pada orang asing, sedangkan aku yang siap mengangkang di depanmu saja belum pernah kau lirik" gadis itu mendecih. "Tidak ada yang salah kan? Coba saja dulu"

[ ✔ ] Malam, dan kelamnya - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang