21. malam dan kelamnya

6K 489 27
                                    

Setelah semalaman di gempur oleh Jeno, tubuh Jaemin benar-benar sakit bukan kepalang.  Punggungnya seperti remuk, belum pagi perih menjalar di area anal nya.  Saat sarapan pun, Jaemin terpaksa harus menutupi rasa sakitnya dengan cara berjalan seperti para jompo.

Ketiga nya di antar oleh sang supir, Jaemin, Jeno dan jangan lupakan keluarga baru mereka.  Haechan.

Sesampainya di sekolah, semua orang menatap aneh ketika Haechan dan Jaemin yang terkenal seperti musuh itu sekarang malah saling bergandengan tangan.  Haechan yang bergelayut manja di tangan Jaemin, melupakan sosok Jeno yang sejak tadi memantau dengan pandangan mautnya. 

"Sudah kau pergi sana, Jaemin biar aku yang urus" Kata Haechan saat mereka sudah berada di depan kelas. 

Jeno menatapnya datar.  "Kau tidak punya hak untuk melarang ku menemui Nana ku" Ucap Jeno pasih.  Dia meraih tangan Jaemin membuat anak itu terpaku beberapa saat sebelum sebuah ciuman mendarat di ujung hidung bangir nya.  Jaemin membola, pipi nya memanas. 

"K-kalian itu... " Haechan melotot, dia sangat terkejut dengan aksi nekat Jeno barusan.  "Ck, incest menyebalkan. Na, aku juga pro kok jadi dominan.  Aku bisa menggagahi mu sungguh, lupakan orang mesum ini dan sambutlah aku dalam pelukan mu"

Jeno menyeringai.  Dia menatap selangkangan Haechan, membuat pemuda tan itu langsung bersembunyi di balik Jaemin.  "Nana tidak akan tertarik pada penis kecil mu" Celoteh nya. 

Jaemin menghela napas panjang kemudian mencubit pipi Jeno kesal.  "Kau lupa meng-upgrade filter di mulut mu kak" Katanya.  Jeno tersenyum.

"Yasudah, aku akan kembali ke kelas.  Haechan tolong jaga Nana ku"

"Ck iya iya" Haechan mendumel pelan. 

Sebelum Jeno pergi, lelaki itu sempat mengacak rambut Jaemin dan memberi kata-kata penyemangat untuk kekasihnya.  Jaemin mati kutu, dia selalu larut dalam segala hal yang Jeno lakukan padanya. 

Jeno tidak langsung pergi kedalam kelas, dia berjalan menuju toilet untuk menghubungi Minju teman nya.  Yah mungkin mereka memang pantas menjadi seorang teman, walaupun sempat saling mencicipi.

"Bagaimana? Rencana yang ku susun berjalan dengan lancar kan?" Tanya Jeno langsung. 

Dari sebrang terdengar suara aneh, seperti seseorang yang tengah mendesah, dan di sertai erangan rendah.  "Kau sedang melayani siapa pagi-pagi begini?"

"Seo Johnny, Jen.. Aku sudah mengambil beberapa poto. Hanya saja, dia membawaku keluar kota."

Jeno melotot.  "Kenapa tidak menolaknya??"

"Aku butuh uang" Cicitnya di sertai kekehan. 

"Terserah, yang pasti jaga dirimu dan lakukan apa yang ku minta.  Aku akan membayar mu lima kali lebih banyak dari pria brengsek itu"

Minju tersenyum lebar. "Tentu saja! Sudah dulu yah, pria tua ini meminta ku untuk melakukan morning sex"

"Ada-ada saja.  Yasudah, ku tutup dulu" Jeno menutup telepon nya.  Dia menghela napas panjang saat membuka pictures yang di kirimkan oleh Minju. 

Disana terlihat jelas Minju yang tengah di gagahi oleh pria ini.  Mungkin kalian berpikir gadis itu tak tau malu, tapi Jeno membutuhkan bukti ini. 

"Baiklah tuan wali kota.  Ku pikir akan lebih bagus jika Haechan tau soal ini" Jeno menyeringai. 

-

Hari ini semua orang yang berasal dari kelas Jaemin berkumpul di lapangan.  Pelajaran olahraga.  Jaemin dan Haechan saling melempar canda sembari melakukan pemanasan lari ringan mengelilingi lapangan. 

[ ✔ ] Malam, dan kelamnya - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang