19. malam dan kelamnya

6.4K 564 12
                                    

Kamu, jawaban itu seketika membuat bulu kuduk Jaemin berdiri. Belum lagi saat tangan Jeno tiba-tiba menariknya agar dia berada di bawah posisi Jeno yang tengah mendukungnya. Jeno kalap, menarik paksa seluruh pakaian yang di kenalan Jaemin hingga terlepas, begitu juga Jaemin yang menatap Jeno penuh arti.

"Bagaimana kalau mereka tau?" Tanya Jaemin dengan suara pelan nya. Jeno menggeleng sekali, mencium dari bibir sampai ke leher Jaemin.

"Mereka nggak bakalan tau sama apa yang kita perbuat malam ini" Ia menatap teduh netra coklat yang meredup di depannya. "Aku janji sayang"

"T-tapi, Nana takut"

"Ssstt, semua akan baik-baik saja, percaya padaku"

Satu anggukan dari Jaemin, adalah jawaban bagi Jeno untuk kembali melanjutkan aksinya. Melepas pakaian yang di kenakannya, mereka sama-sama telah telanjang bulat. Wajah Jaemin memanas, segera ia palingkan wajahnya ke arah lain saat di rasa, dengan sengaja Jeno mengelus bagian selatannya menggunakan lutut.

"Ermhh"

"Kau cantik Jaemin" Bisik Jeno seraya mengecup daun telinga Jaemin lalu menjilatnya sensual. Rasa geli membuat Jaemin harus terus menerus menahan suara aneh yang keluar dari mulut nya.

"J-jen"

"Aku sayang kamu"

Jaemin tersenyum, mengusap rahang tegas milik dominan nya. "Sayang kakak juga" Jeno mencium bibir delima milik kekasihnya, melumat nya kasar, dan tak henti terus menggerakan lututnya untuk memancing bagian selatan milik Jaemin yang sudah setengah berdiri.

"Mmphh"

Tangan Jaemin pun juga tidak mau diam, dia mengusap dada bidang milik Jeno, menambah sensasi gairah bagi milik Jeno untuk terbangun. Lidah mereka saling memagut, nafsu telah menyelimuti keduanya. "Umphh ssh"

Jeno sudah tidak tahan, dia melepas ciumannya. Membuka lebar-lebar paha Jaemin, penis nya sudah tegang sempurna begitu pun dengan penis mungil milik Jaemin. Lelaki dominan itu kini dengan sengaja memasukan jari tengah nya kedalam lubang berkedut milik Jaemin.

Suara pekik kan khas yang di keluarkan Jaemin semakin membangunkan dirinya. "A-akhh! Jen.. Ohh shithh" Memejamkan matanya kuat, Jaemin ingin sekali menangis tapi mungkin ini belum seberapa dengan milik Jeno yang sudah berdiri dengan urat yang menghiasi milik dominan nya.

Meneguk ludahnya kasar, Jaemin membiarkan Jeno untuk segera menggerakkan jari miliknya. "Ahhh"

"Uhmm"

Jeno memasukan dia jari nya lagi untuk mengobrak abrik lubang berkedut milik Jaemin. Bahkan sensasinya seperti di jepit dengan kuat. Kadang Jeno tidak yakin dan ingin bertanya, apa ini yang pertama kali bagi mu?

Jaemin menyentuh bagian dada nya yang belum sempat di jamah Jeno, bagian yang gatal juga meminta untuk di sentuh itu kini terlihat dia puting mencuat milik Jaemin. "Hahhh akhh Jeno!" Jaemin mengernyit saat Jeno dengan sengaja mempercepat gerakan tangan nya.

Di balas oleh senyuman milik Jeno. "Cantik"

Blush. Jaemin malu.

Mengeluarkan tangan miliknya dari lubang berkedut milik Jaemin. Jeno membenarkan letak posisi Jaemin, kembali mengukung tubuh mungil milik kekasihnya. "Kau siap?"

Jaemin ingin pergi dari sini, tapi tubuh nya menolak untuk itu. Dia hanya mengangguk dengan pasrah dan balas tersenyum ke arah Jeno. "Uhm, lakukan"

Ia menuruti perintah dari submisifnya, dengan cepat Jeno mengarahkan penisnya ke lubang berkedut kekasihnya, menggesekkan nya di bibir hole Jaemin. Desahan ringan mengalun di penjuru ruangan.

Jeno menghentakkan penisnya untuk masuk kedalam hole Jaemin, bersamaan dengan itu dia mencium bibir Jaemin yang sudah bengkak karena perbuatannya. Ia menjerit, bulir air mata membasahi pipinya.

"A-arghh.. hiks jenhh" Jeno kembali melumat bibirnya, membiarkan penisnya berdiam diri di dalam hole Jaemin, tubuh Jaemin menegang dan Jeno tau kalau itu menyakitkan seperti tubuhnya yang telah di belah menjadi dua.

Hole Jaemin terlalu sempit, Jeno harus tahan dengan sensasi jepitan kuat hole itu. Penisnya di biarkan menggembung di dalam sana. "Masih sakit?" Tanyanya.

Jaemin menggeleng, walaupun itu memang terasa sangat sakit! Mengalungkan tangan nya di leher sang dominan, wajahnya merah padam. "G-gerakan"

Pada saat itu juga Jeno mulai menggerakan miliknya di dalam sana, Jaemin mendesah samar, Jeno sesekali membubuhi kedua nipple Jaemin dengan ciuman.

"Ahhh m-more sshh"

Mencengkram rambut belakang milik Jeno, sungguh kepalanya pusing dia dapat merasakan sakit dan nikmat dalam waktu yang bersamaan. Jeno menggeram rendah merasakan Jaemin kembali menjepit miliknya.

Tanpa babibu lagi Jeno semakin mempercepat gerakannya, Jaemin yang sudah terbiasa dengan benda tumpul miliknya tentu saja menjadi hadiah tertentu bagi Jung Jeno. "Shit" Jeno mengumpat.

Jaemin yang mendesah dan wajahnya yang merona serta di penuhi oleh keringat dingin itu semakin membuatnya terlihat cantik di mata Jeno. Masa bodoh dengan kekhawatiran keduanya mengenai orang tua mereka.

Mereka saling mencintai, jadi siapapun tidak berhak untuk ikut mencampuri perasaan keduanya.

Jeno menggenggam penis mungil Jaemin, mulai mengocok nya cepat. Jaemin tersentak beberapa saat sebelum Jeno kembali menghentakkan miliknya agar masuk lebih dalam. "ARGHH! Ouhh fuck mmphh" Menggigit bibir bawahnya kuat.

Rasa besi dapat Jaemin rasakan di area mulutnya. Jeno terus menerus menggempur hole sempit Jaemin, sampai ke puncaknya. Jaemin memekik kencang dan Jeno yang menggeram rendah seraya mengeluarkan cairan miliknya di dalam hole Jaemin..

"Ahhh~" Desahan itu terus mengalun, memandangi perutnya yang kotor akibat sperma miliknya. Jaemin menatap Jeno sayu, membiarkan dominan nya kembali mengeluarkan sisa-sisa percum nya.

Mencium bibir Jaemin sekilas, senyuman tersirat di wajahnya. "Harus nya aku yang buat bibir kamu luka" Katanya.

"M-maaf"

"Ily Jung Jaemin, jangan pernah punya pikiran buat lepas dari aku setelah ini"

Pandangan mereka bertemu dan saling menyelami satu sama lain. Ia balas tersenyum dan mengangguk, kemudian memeluk erat tubuh dominan nya yang sudah lengket dengan keringat. Mengusakkan wajahnya di sekitar ceruk leher Jeno. "Ily more Jung Jeno"

"Mau aku lepas?" Tanyanya seraya mengusap pinggang ramping kekasihnya. Jaemin menggeleng, dia bilang masih sakit.

Jaemin, kau bisa membuatku gila hanya karena melihatmu menggelengkan kepala seperti itu.

Jeno memeluk pinggang nya dan sedetik kemudian mengubah posisi mereka, menjadi Jaemin yang berada di atas tubuhnya. "Cantik, terimakasih" Pungkas Jeno lalu mengecup seluruh bagian wajah Jaemin penuh sayang.. Di peluknya tubuh yang lebih mungil agar tidak merasa kedinginan, jangan lupakan milik Jeno yang masih menancap sempurna di bagian hole Jaemin.

"Aku capek" Rengek yang lebih muda.

"Tidur, aku temani"

"Jeno nggak punya niatan jahat mau tinggalin Nana kan??"

"Big No baby. Sekarang tidur" Mengusap punggung polos Jaemin perlahan, ia tersenyum melihat Jaemin yang seperti anak kucing tengah menduselkan kepalanya di dada bidang miliknya.

"Boleh aku gerakan lagi?"

"Nou! Punyaku sakit"

"Yasudah, nanti aku minta lagi gapapa?"

"Jenoo!" Jaemin merengut sebal seraya memukul lengan Jeno yang dengan jahil nya meremas bokong sinyal milik Jaemin.

Jeno terkekeh lalu menepuk bokong nya. "Bobo, haha, dasar anak bayi"

- tbc

[ ✔ ] Malam, dan kelamnya - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang