27. malam dan kelamnya.

4.3K 316 4
                                    

Pesawat yang membawanya kembali ke Seoul mendarat pukul 08.00 pagi waktu setempat. Johnny dengan perawakan tinggi semampai nya di sambut oleh beberapa rekan nya, wakil wali kota itu menyapa awak media pada hari kepulangan nya. Berita tersebut menjadi hangat di perbincangkan.

Johnny sebelumnya memang bukan bagian dari orang-orang politik, dia hanya bekerja sebagai model sekaligus pembisnis yang kemudian terjun pada dunia politik dengan menghalalkan segala cara. Awalnya kedatangannya di dunia politik menjadi kontroversi, tapi lama kelamaan semua media bungkam dan mulai menerima kekuasaan nya.

Ia tampilkan senyum paling menawan miliknya pada awak media yang terus meliputnya. Haechan yang tengah menonton berita itu menggertakkan giginya kesal, matanya memerah.

"Kau... Di hari kematian ibu pun kau tidak berani menampakkan dirimu. Johnny Seo."

Sejak kemarin Haechan lebih ijin untuk menginap di rumah lamanya. Dan disinilah tempat penuh kenangan bersama Ibu nya. Bulir air mata berjatuhan membasahi bingkai Poto yang berada dalam genggaman tangan nya. "Bu.."

Orang-orang berpikiran bahwa hidup seperti Haechan lebih menguntungkan. Namun bagaimana rasanya jika kalian hidup dengan status yang abu-abu?

Ikatan janji suci hanya sebatas formalitas, status yang di ketahui beberapa orang. Sedangkan dia yang katanya sudah jadi pemimpin yang memiliki kekuasaan, asik bermain status tanpa mau mengakui kehadiran keluarganya.

"Brengsek." Haechan memaki sosok orang lain dalam Poto itu, Johnny yang berdiri di samping Ten.

"Haechan, liburan musim panas ini aku pergi ke danau dan memancing ikan bersama Ayahku tau. Apa yang kau lakukan dengan Ayahmu di liburan kali ini?"

"Hmm, tidak ada."

"Kau itu bagaimana sih haha."

"Katanya Ayah mu sosok yang keren, tapi kami belum pernah melihat Ayahmu datang pada acara seminar pembagian rapot tuh. Kau pura-pura ya? Dimana Ayahmu?"

"Tidak! Aku punya Ayah kok! Besok aku akan pergi bersama Ayah!"

Malam itu Haechan tengah duduk sambil menonton acara kartun di tv, Ten yang tengah mempersiapkan makan malam untuk keluarga kecil mereka. "Bu! Echan mau ambil boneka yang kemarin ketinggalan yaa!"

"Iyaa sayang." Jawab Ten singkat. Haechan langsung berlari menuju kamar Ibu nya untuk mencari boneka beruang miliknya yang tertinggal semalam.

Beberapa menit dia mencarinya sebelum akhirnya boneka miliknya ketemu. Satu album Poto yang berada di atas meja kerja membuat atensinya tertarik. Dengan tangan mungilnya Haechan membalik satu persatu halaman album itu. Senyuman nya mengembang melihat penampilan Ten Ibu nya yang begitu cantik dengan kehadiran Johnny ayah nya yang tengah memeluk Ten dari belakang.

"Ayahku sangat tampan tau~" bibirnya mendumel tidak terima atas perkataan anak lain tadi siang.

Sampai pada halaman terakhir napas Haechan tercekat, bola mata hazelnya bergetar. "S-siapa?"

Seseorang mencium pipi Ayahnya dan mereka memamerkan gelang couple yang melingkar pada pergelangan tangan masing-masing. Sedangkan Haechan melihat Ibu nya yang tengah berdiri di samping orang itu sambil membawa boneka dan tersenyum ke arah kamera.

"K-kenapa bukan Ibu yang cium pipi Ayah?"

Pintu kamar terbuka. "Sayang, kok kamu lam— Chan!!"

Haechan tersentak ketika Ten dengan kasar menutup album Poto itu. "B-bu, itu siapa?"

"Bukan siapa-siapa!" Lagi-lagi Ten menyentaknya.

[ ✔ ] Malam, dan kelamnya - nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang