1

259 19 7
                                    

Cheonwangbong, puncak tertinggi Gunung Jiri, sejak seabad lalu menyimpan sebuah rahasia di balik kabut tebal yang menyelimutinya sepanjang tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cheonwangbong, puncak tertinggi Gunung Jiri, sejak seabad lalu menyimpan sebuah rahasia di balik kabut tebal yang menyelimutinya sepanjang tahun. Hanya orang-orang terpilih yang dapat mengetahui rahasia itu walaupun kelak akan melupakannya. Warga Provinsi Jeolla—tidak—seluruh Kerajaan Joseon sebenarnya ingin tahu kebenaran di balik kabut itu, sayangnya orang-orang terpilih yang bisa masuk ke sana tak pernah memiliki keinginan menyelidik.

Demikian pulalah seorang pendaki kumal dengan pakaian bernoda kotoran cair itu. Selama 3 hari penuh, ia menapaki Gunung Jiri selangkah demi selangkah; makan seadanya, tanpa tidur sama sekali. Keputusasaannya justru menjadi pendorong untuk tetap berjuang mencapai Cheonwangbong.

"Nak." Melawan udara yang terus menipis makin ke puncak, si pria memanggil gadis cilik pemilik lengan kurus yang tersampir di pundaknya. "Kita hampir sampai. Ayo, bangun."

Tangan kecil si anak berkedut untuk menjawab, cukup untuk membuat ayahnya lega. Tongkat kayu yang menumpu tiap langkah sang pendaki ditancapkan dalam-dalam ke tanah. Dia pasti sudah menyerah beberapa ri lalu—andai tak pernah mendengar tentang para penyembuh di balik kabut Cheonwangbong yang mungkin dapat menyelamatkan putrinya.

***

Sementara itu, seorang perempuan duduk merokok dekat jendela kamarnya. Kamar tersebut berada di lantai 44 menara yang tersembunyi oleh kabut Cheonwangbong, istana dengan sangat banyak tingkat yang puncaknya menembus awan. Murid-murid Mago—'gadis ganja', dewi penyembuhan—yang sudah menyelesaikan masa pelatihan akan dibawa ke puncak itu. Sekeluarnya dari sana, mereka akan menjadi abadi untuk melayani Mago dan meracik Eliksir Kehidupan. Itulah tujuan si wanita berada di istana ini selama delapan tahun, berebut menyembuhkan para pendaki melawan kandidat pelayan Mago lainnya.

Si wanita mengisap pipa panjang dan mengembuskan asap ke arah kabut tebal Cheonwangbong. Ia bukan penggemar tembakau sampai purnama lalu, ketika Mago mengantarkan berita buruk untuknya—dan berita baik untuk kawannya.

"Sowon akan pergi sendiri bersamaku ke Nirwana. Yuju, kau masih harus tinggal di sini sementara waktu."

Sebulan sudah lewat sejak Mago terakhir berkunjung dan membawa pergi kawan Yuju, perempuan yang sedang merokok itu. Setelahnya, Cheonwangbong belum kedatangan tamu lagi. Yuju sebetulnya tidak yakin menangani satu lagi pendaki akan mengangkatnya ke Nirwana sebab ia sudah memenuhi semua syarat 'kelulusan': menyembuhkan 108 orang sakit, menghapal semua buku di perpustakaan Mago, dan menguasai seluruh teknik sakral penyembuhan menggunakan ki. Jadi, mengapa ia tidak diangkat?

"Ada sesuatu yang masih mengikatmu dengan dunia ini. Putuskan ikatan itu dan kau baru bisa naik ke kebunku."

Waktu ditanya ikatan apa itu, Mago menyuruh Yuju mencari tahu sendiri sebelum pergi bersama Sowon—yang memandangnya sedih sebelum membalikkan punggung. Yuju memikirkan ucapan Mago ini bermalam-malam dan tidak mendapatkan kesimpulan apa pun, maka ia menyerah sambil menunggu seorang pendaki datang. Barangkali ada jawaban dalam diri orang sakit berikutnya yang ia tangani. Mungkin juga Mago menahannya sampai menemukan murid baru. Memang semua murid Mago yang pernah Yuju lihat di istana ini sudah naik ke Nirwana, menyisakan dirinya seorang.

Mago's Last Apprentice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang