4

80 11 6
                                    

Segalanya terjadi begitu cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segalanya terjadi begitu cepat. Yuju bahkan baru sadar dirinya terjatuh ketika sudah bergelantungan di tepi tangga bata, berpegangan pada lengan Seokmin. Bangau pengantarnya cepat bereaksi, langsung terbang ke bawah dan menyangga badan majikannya. Tubuh Yuju berangsur terangkat dan bersamaan dengan itu, Seokmin lambat laun melepaskan genggamannya. Namun, si pria masih memandang majikan barunya sendu, cemas, terguncang, tak memedulikan beberapa helai rambutnya yang mencuat dari sangtu.

Tatapan Seokmin menyerempet sisi peka hati Yuju. Satu, perasaan yang tercermin di mata itu tulus. Dua, Yuju tidak mengantisipasinya. Untuk seseorang yang baru saja disalahkan dan direndahkan, maka reaksi seperti Hyejin lebih dapat Yuju terima, tetapi kekhawatiran?

Meski tidak diakui, hati kecil Yuju sesungguhnya masih mengharapkan kekhawatiran ini.

"Beribu ampun, Yuju-nim!" Seokmin tiba-tiba bersimpuh, seolah baru saja melakukan kesalahan yang pantas dihukum mati. "Hyejin-ah, ayo, kamu juga harus minta maaf!"

"Tapi, Ayah—"

"Hyejin-ah, bukan begini caramu berterima kasih pada penolongmu. Ayo, bersujudlah dan minta maaf," tegur Seokmin lembut seraya menatap mata putrinya. Sekarang, Yuju malah iri.

Anak itu berbuat salah. Mengapa tidak ditegasi saja?

Namun, tanpa 'ketegasan' yang Yuju maksud, Hyejin sudah terjinakkan. Masih sedikit cemberut, anak itu dengan patuh bersimpuh di sebelah ayahnya, menunduk dalam-dalam, dan menyilangkan telapak tangannya.

"Beribu ampun, Yuju-nim. Ini kesalahan saya, tolong jangan hukum Ayah lagi ...."

"Tidak semua kesalahan dapat dengan mudah dimaafkan," gumam Yuju, bercermin pada kasusnya sendiri beberapa tahun silam. "Tinggalkan kebun ini. Sebagai gantinya, bersihkan seluruh lantai 50 sebelum sore!"

Bukan Seokmin dan Hyejin, yang lebih dulu terkejut justru si bangau pengantar. "Lantai itu jauh sekali dari lantai ini, Yuju-nim. Anda tidak mungkin menyuruh teman-teman untuk mengantar mereka, kan?" bisiknya.

"Memang apa gunanya tangga?" Sengaja Yuju mengeraskan suaranya, membuat Hyejin berjengit dan Seokmin menelan ludah. Walaupun bisa masuk ke menara lewat jendela dari kebun spiral, mereka masih menempuh 45 lantai lagi! Tentu saja, itu bukan urusan Yuju. "Bawa aku turun. Sampaikan pada Halmang untuk membuatkanku teh melati dan membawakanku buku meditasi."

Setibanya Yuju di lantai satu, bangau pengantarnya pergi mencari Halmang. Sang murid Mago duduk menunggu dengan bosan sampai Halmang datang dengan baki teh dan buku.

"Saya bertemu si pendaki dan putrinya di lantai 15," ucap Halmang ketika menuangkan teh untuk Yuju. "Anda menyuruh mereka membersihkan lantai 50?"

"Benar," dengus Yuju sebelum meminum tehnya. "Ada apa, Halmang?"

Halmang mengembuskan napas panjang. "Anda tahu kalau Mago-nim selalu mengawasi Anda, kan? Menurut Anda, beliau akan menerima sikap semena-mena seperti ini?"

Mago's Last Apprentice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang