33

43 6 0
                                    

"Kamu tidak sakit, Hyejin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu tidak sakit, Hyejin. Ini namanya haid, tanda kalau kamu sedang beranjak dewasa. Ini merupakan hal luar biasa yang harus dirayakan sebab dengan menjadi dewasa, kamu siap menyambut lebih banyak cinta dalam hidupmu."

"Tapi," Hyejin menyentuh celah kakinya yang masih terus terbasuh—dan buru-buru mencuci warna merah itu di bawah guyuran air hangat dari paruh patung durumi, "ini terasa aneh dan menyakitkan. Apakah ini memang sesuatu yang bisa dirayakan? Aku takut, Bu ...."

"Semua pengalaman pertama pasti menakutkan, tetapi aku ingin kamu mengingat haid pertamamu sebagai kenangan indah. Bukan hanya aku, ayahmu pun akan kuajak menggembirakanmu hari ini. Kami juga akan membuktikan padamu, betapa kami masih saling menyayangi—sebesar kami menyayangimu." Yuju menangkup wajah putrinya. "Percaya pada Ibu."

Hyejin mengangguk pelan, tepat ketika bayang-bayang Halmang dan Seokmin muncul dari balik pintu bilik mandi. Mereka pasti datang untuk membawakan apa-apa yang Yuju minta.

Ketika Yuju membawanya mentas, Hyejin berpegangan rapat-rapat ke pakaian basah sang ibu dan menggelung tubuh sekecil mungkin.

"Ibu, sampai darahku berhenti keluar, tolong temani aku terus ...."

"Mn." Yuju membenahi posisi Hyejin dalam pelukannya. "Ibu janji."

Kelimpahan ki tidak selalu membawa kebaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelimpahan ki tidak selalu membawa kebaikan. Wanita-wanita yang terlalu lelah atau terganggu perasaannya akan mengalami sumbatan ki sehingga perut mereka—sebagai pusat penyimpanan ki feminin itu—menjadi lebih nyeri. Hyejin yang ketakutan menghadapi haid pertamanya jelas butuh perhatian khusus saat haid, maka Yuju memastikan gadis itu diperlakukan bak putri. Ia dipakaikan baju yang sejuk, gaejim tebal dari kain berdaya serap tinggi, dibaringkan dengan penghangat perut, dan disuguhi hotteok selai murbei serta teh jahe pereda nyeri. Di atas itu semua, Yuju dan Seokmin berperan sebagai orang tua yang akur, yang memanjakan putri mereka bersama-sama.

"Ayah, Ibu, maaf merepotkan kalian. Aku sudah tidak apa-apa. Terima kasih banyak," ujar Hyejin lemah. Penghangat perut sudah disingkirkan, digantikan guling empuk berhubung Hyejin tidak sakit perut lagi.

"Kamu kedengarannya ingin kami pergi?" tanya Seokmin, yang segera Hyejin jawab dengan gelengan.

"Kalian boleh tinggal, tetapi boleh pergi juga. Pokoknya," Hyejin mengeratkan dekapan ke gulingnya, "aku tidak mau merepotkan lagi. Aku tidak mau mengganggu Ayah dan Ibu atau membuat kalian bertengkar."

Mago's Last Apprentice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang