18

49 14 3
                                    

Tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu. Sudah berapa lama aku bersembahyang?

Begitu tertarik dari keadaan trans, Seokmin serta-merta bangkit dan menyambar pisau yang gagangnya sudah dililiti kertas-kertas mantra, berharap Mago telah mengabulkan doanya dengan memasukkan energi murni ke pisau itu.

Membabat semak gu merupakan kerja mustahil tanpa ki murni.

Dalam keadaan biasa, Seokmin akan menertawakan dirinya yang berdiri sok kesatria dengan pisau berlilit kertas mantra di satu tangan serta tutup dandang di tangan lain. Namun, ia tidak dapat tertawa di depan dinding hitam dari jalinan sulur-sulur gu ini. Cahaya bintang hanya masuk sedikit saja, menyisip dari celah-celah jendela di koridor. Bukannya menenangkan, cahaya itu menjatuhi duri-duri dan membuatnya berkilau mengancam.

Duri-duri itu mungkin tidak hanya bisa menggores, melainkan membunuh.

Aku tidak boleh mati gara-gara ini atau ketakutan Yuju-nim akan menjadi kenyataan.

Seokmin menggenggam mantap pisau besar yang sudah diasahnya, mengangkat senjata itu tinggi-tinggi, lantas memotong beberapa sulur gu sekaligus. Reaksi gu tidak seburuk dugaan Seokmin: beberapa sulur yang terpotong, ujung-ujungnya membelok kepadanya dengan lambat. Serangan mereka terhalang oleh tutup dandang yang Seokmin gerakkan menyibak.

Ada sesuatu yang mencegah sulur gu ini mengganas. Aku harus cepat mumpung ada kesempatan!

Demikianlah kedua tangan Seokmin sibuk memotong dan menyibak semak gu yang menghalanginya menuju Yuju. Meski bekerja dengan cepat, terlalu dini baginya untuk merasa aman. Koridor ini panjang—dan kekuatan kutukan yang dibabatinya mulai meradang akibat serangan terus-menerus.

Belum setengah jalan yang ia buka, Seokmin memekik keras. Secara bersamaan, wajah, lengan, dan perutnya dikoyak oleh gu yang kini mampu bergerak cepat. Salah satu sulur akan melilit tangannya yang memegang pisau andai tidak ditahan tutup dandang. Jalan di belakang Seokmin tertutup rapat lantaran sulur-sulur itu berjalinan kembali, mengurangi cahaya untuk melemahkan calon korbannya.

"Sialan," decih Seokmin, mengayunkan pisau dan tutup dandangnya lebih cepat, berlomba dengan gu yang memerangkapnya. Semoga saja gu ini tidak menghantarkan umpatan barusan ke telinga Yuju—karena jika merasa dibenci oleh 'dunianya', Yuju bisa makin dalam terbenam dalam kegelapan.

***

Dengan keluarnya Lee Hyejin dari kamar, seharusnya Yuju bisa lebih tenang dan gu yang mengepungnya akan surut. Mengapa yang terjadi malah sebaliknya? Dada Yuju makin kuat terjerat sulur hitam berduri; beberapa dari mereka merambat naik ke mulutnya, seakan hendak menyumpalnya.

Apa lagi yang kauinginkan dariku, Kutukan? Aku bahkan tak sanggup lagi mengumpatimu.

Mungkin Yuju belum benar-benar 'mengosongkan' dirinya, karena itu gu masih menemukan sesuatu yang buruk untuk dimangsa. Apa itu? Kedengkiankah? Dendamkah? Keputusasaankah? Jika memang demikian, kunci lepasnya gu ini hanya satu.

Mago's Last Apprentice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang