38

51 4 6
                                    

 "Yuju, kau telah sampai pada ujian terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 "Yuju, kau telah sampai pada ujian terakhir." Suara tenang Mago yang memuakkan menyahut Yuju. "Eliksir Kehidupan begitu kuat hingga mampu membangkitkan orang yang sudah mati. Sekarang, gunakanlah Eliksir Kehidupan di sekitarmu untuk menghidupkan mereka kembali. Kalau berhasil, maka kau akan resmi menjadi Mago yang baru."

Yuju terbelalak. Ada banyak perasaan yang tersirat di matanya, marah menjadi yang terbesar, tetapi mulutnya tak dapat bersuara. Sebagai murid Mago, ia telah menyembuhkan sangat banyak orang dari berbagai penyakit sulit yang tak dapat ditangani tabib biasa, tetapi kematian? Itu bukan penyakit, melainkan takdir, yang sebanyak apa pun ki tidak akan bisa mengubahnya.

Satu hal lagi yang jelas memancing kemurkaan Yuju adalah—

"Demi mengujiku, kau membunuh dua manusia yang penuh harap menyongsong kehidupan baru mereka. Mago, kau bukan dewi, tetapi iblis."

Desisan Yuju rendah, tetapi sarat rasa dan ancaman. Ia bahkan tidak repot-repot menjuluki dewinya dengan rasa hormat. Para gadis di taman Nirwana berbisik-bisik antara sesama mereka, takut akan konsekuensi yang akan ditimpakan Mago pada mereka atas kekurangajaran Yuju. Hanya Sowon yang masih menatap lurus pada mantan pelayannya, yang cepat atau lambat akan berbalik menjadi tuannya.

Yuju, aku menyesal kau harus mengalami ini.

Mago menatap Yuju lurus-lurus tanpa senyum.

"Aku dewi penyembuhan dan keabadian, bukan penguasa takdir. Apa yang kautuduhkan padaku justru semuanya di luar kuasaku. Mengapa kau ditinggalkan orang tuamu segera setelah lahir, bagaimana kau mulai jatuh cinta pada laki-laki itu dan dunia pengobatan, mengapa kau dibawa utusanku ke Cheonwangbong, hingga bagaimana keluargamu sama-sama terperosok di gunung dalam perjalanan pulang dan menjadi ujian terakhirmu, itu sudah tertulis di Langit jauh sebelum kelahiranmu.

"Kau memiliki apa yang dibutuhkan sebagai Mago dalam dirimu. Kalau kau menghendaki, ki-mu akan mampu memberikan kehidupan baru pada dua manusia itu tanpa kau harus mempelajari caranya terlebih dahulu. Sekarang," Mago bersilang lengan, "lakukanlah."

Air di sekitar Yuju bergolak, awalnya lemah, lama-lama mengombak. Mago tahu itu mencerminkan gejolak emosi murid terbaiknya, jadi dia mengangkat tangan dan meredam riak-riak itu sebelum membesar. Seringai lantas terkembang di bibir tipisnya, satu yang menjengkelkan, tapi sulit dimaknai.

"Kalau kau sebegitu membenciku, musnahkanlah aku, tetapi kau tidak bisa melakukannya bahkan sebagai manusia istimewa. Jadilah dewi lebih dahulu."

... yang berarti, Yuju harus memusatkan ki-nya untuk membangkitkan kembali dua orang dalam pelukannya. Gigi Yuju mengertak dalam bibir yang terkatup, tetapi gejolak air di sekitarnya menghilang meskipun Mago tidak lagi menekannya. Ki yang semula meletup-letup tak teratur kini digunakannya menahan tubuh Seokmin dan Hyejin yang ia baringkan di permukaan danau.

Kalian tampak begitu bahagia saat pulang. Seokmin, Hyejin, harusnya kalian sekarang sudah di rumah, lupa akan segala hal yang terjadi antara kita, dan menjalani hidup seperti biasa. Mengapa ini yang terjadi?

Mago's Last Apprentice ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang