"Cepet za! Nanti kita telat!" teriak cowok berseragam putih abu-abu itu.
"Iya!" Alezza keluar dari kamar, lalu menatap Raven.
"Yaudah ayo, malah bengong" ucap Alezza.
Raven tersadar, kemudian mengerjapkan matanya berkali-kali, "oh ya ya, ayok"
Setelah beberapa menit perjalanan, kini pasutri muda itu sudah sampai di depan gerbang sekolah yang sudah ditutup kembali, sontak mereka terkejut dan menghampiri satpam.
"Pak, tolong buka gerbangnya, please" mohon Alezza.
"Maaf neng gak bisa, karena udah telat 10 menit" ucap satpam nya.
Alezza hanya bisa mengangguk, "eum yasudah, makasih pak" , satpam membalasnya dengan senyuman.
"Ven, gimana ini? Kita telat"
"Ck, yaudah bolos aja, lagipula gue juga udah ngeduga kalo kita emng telat"
"Ish, tapi kan gue gak mau bolos"
"Yaudah lo masuk aja sono, kalo lo mau di hukum, gue sih tentu saja tidak mau" ucap Raven dengan santai. Membuat Alezza frustasi.
"Hm, gini aja deh, kita ke markas aja" ujar Raven.
"Kita? Lo aja sana, gue pulang aja"
Raven menarik tangan Alezza, "Za plisss ya? Emang lo mau bosen di apart?"
"Ya, gak mau juga sih" Alezza menarik tangannya kembali.
"Yaudah ayo"
"Hm"
•••
Raven dan Alezza sudah berada di markas Valanza, Alezza dibuat takjub dengan desain gedung yang mulai menunjukkan sisi gelapnya.
"Ini markas geng lo?" tanya Alezza.
"Iya, kenapa? Bagus kan"
"Dih, malah jadi kek horor gitu dah"
"Sialan, lo kali yang horor" seketika Alezza melotot kan matanya ke cowok rese itu.
"Horor apanya njir" bisa-bisanya ia di katain horor.
"Nah tu, lo melotot, kan jadi horor, kayak genderuwo" ucap Raven sembari menunjuk wajah Alezza.
Seketika wajah Alezza memerah, ingin sekali ia gepengin cowok pecinta frozen itu. Ia benar-benar ingin teriak dan menyeburkan Raven ke lautan.
Raven yang melihat wajah Alezza mulai memerah, ia langsung ancang-ancang untuk kabur, 'adoh mampus gue, bentar lagi singa betina bakalan ngamok pake nada high note nih' pikir Raven.
"Apa lo bilang?!!"
Raven terkejut, lalu ia berlari masuk ke dalam markas, "sorry Za! Gak sengaja! Huuaaa mama!"
"Sialan lo kodok rawa-rawa! Sini lo!" Alezza pun mengejar Raven. "RAVEN!! Sialan lo!"
"Ampun Za!"
Di sisi lain tempat yang tak jauh dari markas, ada seseorang yang sedang mengawasi mereka.
"Gue pasti bisa dapetin Alezza dari lo Rav, gue bakalan bikin Alezza kecewa karena lo" ucapnya sembari tersenyum miring.
Setelah itu, seseorang yang bersembunyi dibalik pohon itu menjauh dari area markas.
Di dalam markas, pasangan muda itu masih saling mengejar, Alezza berhenti sejenak karena lelah berlari, ia sambil menatap Raven yang sedang berlari sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Teen Fiction[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...