08.22 WIB
Alezza sedang menyuapi sang kembaran dengan bubur buatannya."Sekarang ceritain, gimana lo bisa jadi gini" ucap Alezza.
"Nanti aja, masih gue ingat-ingat" jawab Axel
"Okey"
_______
Raven dan ketiga temannya sedang mencari rumah sakit, dimana Axel dirawat.
Kini mereka berada di rumah sakit Ken Saras, tujuan terakhir.
"Permisi mbak" sapa Raven.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu penjaga kasir.
"Di sini ada pasien yang bernama Axelio Michelo gak?" tanya Alden.
"Sebentar saya cek dulu" ucap perempuan berkerudung itu.
Raven mengangguk, "huh, semoga dia ada disini"
"Hm"
"Permisi mas, pasien bernama Axelio Michelo ada di lantai tiga kamar VVIP nomor 205" jelas nya kepada ke-empat cowok tampan itu.
"Terimakasih ya mbak, misi"
"Iyaa"
_______
"Ini bener kamarnya?" tanya Alden.
"Iya bener" saat Raven hendak membuka pintu, tiba-tiba pintu langsung terbuka sendiri.
"Kalian? Ngapain pada disini, hah?" tanya Alezza.
"Za, gue ke sini, karena mau ngejelasin semuanya, please kasih gue kesempatan sekali lagi untuk jelasin semua" ucap Raven.
"Gak ada yang bisa dijelasin lagi sekarang, mending lo pada pergi dari sini" usir Alezza.
"Pergi."
Mereka hanya terdiam, "kenapa malah diem sih, sana pergi"
"Za? Lagi ngomong sama siapa?" tanya Axel di dalam kamar.
Alezza langsung masuk ke kamar Axel, disusul oleh ke-empat cowok di belakangnya.
"Siapa Za?" tanya Axel dengan menoleh kebelakang.
"Temen" Alezza membuang pandangannya ke arah lain, saat Raven melihatnya.
"Axel? Apa kabar cuyyy" Alden langsung memeluk sahabat kecilnya itu dengan pelukan ala lakik.
Membuat ke-empat manusia itu kebingungan.
"Gue baik" jawab Axel.
"Wih, udah lama gak ketemu lo, udah bertahun-tahun nying" ucap Alden dengan menepuk-nepuk bahu Axel.
"Kalian saling kenal?" tanya Alezza.
Alden dan Axel menoleh, "oh itu, kita temenan dari esde, ya pasti kenal lah" ucap Alden.
Ke-empat manusia itu mengangguk paham.
•••
Di siang harinya, kini Axel, Raven dan kawan-kawan masih berada di kamar inap Axel untuk bertanya.
"Kenapa lo gak kasih tau soal ini Den" ujar Raven.
"Ck, gue juga gak tau soal Axel sebelumnya--karena gak pernah ketemu juga, gue kira kalo yang lo ceritain itu Axel orang lain bukan Axel kembaran Alezza" jelas Alden.
"Oh, sekarang lo ceritain semuanya soal lo bisa koma, Cia dan Galen" ucap Raven.
"Anjir banyak bener" timpal Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Ficção Adolescente[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...