"Lo yakin masih mau dapetin Alezza?" tanya Juan.
"Gue.yakin." tegas Galen sembari meneguk wine.
"Oh c'mon man, Alezza aja gak mau sama lo lagi, dia udah punya laki." ujar Juan.
Brakh..
Galen menggebrak meja sembari berdecak, "bisa gak sih lo dukung gue sekalii aja hah?!"
"Gue gak bisa nyerah gitu aja, maupun dia nolak---maupun dia udah punya laki, gue.gak.peduli." tekan Galen.
"Hadeh terserah lo aja," Juan meletakkan kepalanya di atas meja bar.
"Aaaakkhhh sial! Gue kalah telat," lesuh Juan.
"Kenapa lo?" tanya Galen.
"Melda udah duluan sama si Alden babi."
"Oh, goblok sih lo, kenapa gak dari dulu aja?"
"Ah gak tau gue males." Juan meneguk habis minumannya.
•••
Axel sedang duduk di tepi danau, sembari menikmati udara malam.
Lalu Axel melihat seseorang yang ia kenal dan seseorang yang ia rindukan.
Axel pun langsung menghampiri perempuan pendek itu dan menyapanya, "Cia?"
Cia pun membalikkan badannya dan langsung memeluk tubuh Axel.
Sementara Axel, ia masih terdiam--detik kemudian ia pun membalas pelukan Cia, "kam--lo kenapa?" tanya Axel pelan.
"Hiks Raven... Tinggalin aku... Dia jahat Xel," lirih Cia.
"Tapi Raven udah punya Alezza, Cia..." ucap Axel.
"Hiks aku maunya sama Raven! Alezza udah rebut Raven dari aku, Alezza jalang!" kesal Cia.
Seketika Axel melepas pelukan Cia dengan paksa, kini kedua tangannya mengepal membuat kuku-kukunya memutih, ia sangat kesal dengan Cia yang berani menyebut kembarannya itu dengan sebutan yang tidak pantas.
"Alezza gak pantas untuk Raven, cuma aku yang pantas untuk Raven!" sentak Cia.
"Cia, lo gak bisa kayak gitu, Alezza dan Raven udah saling cinta dan bahagia, lo gak bisa paksain diri lo sendiri untuk mengambil Raven dari Alezza, itu udah takdir lo sendiri dari Tuhan. Dan lo juga harus ikhlasin Raven bersama Alezza, biarkan mereka bahagia tanpa hambatan apapun." ucap Axel.
"Kita punya harapan tapi dunia punya kenyataan," ujar Axel.
Setelah mendengar ucapan Axel, nyali Cia semakin ciut--ia masih terdiam dan masih berusaha untuk memahami ucapan Axel.
•••
Selesai pelajaran pertama, kini Raven and the geng--sedang makan makan di kantin.
"Eh jangan lupa nanti malam datang ke pesta ulang tahun gue ya?" ucap Melda.
"Lo hari ulang tahun??" tanya Alden.
"Iya, ish masa lo gak tau sih."
"Kayaknya gue lupa deh yangg," ucap Alden.
"Y."
"Oh ya kalian datang juga ya, di rumah gue, jam setengah delapan, soal pakaian bebas," jelas Melda.
"Boleh pake baju renang?" tanya si tengil Alden.
"Terserah lo."
•••
"Cepet Za! Nanti kita telat." teriak cowok bersetelan jas warna hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Novela Juvenil[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...