Setelah pertemuan Raven dan Galen kemarin malam, membuat Raven tidak bisa tidur, karena ia masih berusaha mencerna dan mengerti apa yang diucapkan Galen waktu itu.
Sehabis pulang sekolah, kini Raven dan Alezza sedang berbelanja di mall, mereka berkeliling di pusat perbelanjaan, Raven mendorong troli sembari mengikuti istrinya yang sedang memilih sayur-sayuran, buah-buahan, daging-dagingan, dan lain-lain.
"Lo belanja tinggal ambil bisa gak sih?! Pake milih-milih segala, capek gue" lirih Raven.
"Huh, yaudah kalo lo capek, pulang sana!"
"Gak jadi deh"
"Kenapa gak jadi, takut gue di culik ya?" goda Alezza dengan mengedipkan sebelah matanya.
"Gausah ge'er lo"
"Giisih gi'ir li" cicit Alezza.
Raven memutar kedua bola matanya, ia jengah dengan sifat istrinya yang bikin emosi itu.
"Jangan lama-lama, bosen gue"
"Iyaa"
"Raven?" ucap seseorang, membuat Raven dan Alezza berbalik badan dan melihat sosok itu.
"Kamu Raven kan?" perempuan itu masih bertanya.
"Iya, lo siapa?" tanya Raven balik.
Perempuan itu memanyunkan bibirnya, "ih, masa kamu gak tau aku sih, kamu udah move on ya?!" tiba-tiba ia berteriak.
"Lo kenal Ven?" tanya Alezza
"Gak"
"Raven, aku Luna pacar kamu"
"Luna? Pacar?"
"Iyaaa, waktu beberapa bulan yang lalu aku kan pernah bilang sama kamu, kalo aku mau ke Belanda"
"Ohh, ya ya ya gue inget"
Luna pun langsung tersenyum manis, "beneran kamu inget?"
"Iya, tapi kan kita udah putus, lo juga kan yang minta, iya kan?"
Ucapan Raven membuat Luna terdiam sejenak.
<flashback>
Beberapa bulan yang lalu...
Raven sedang menunggu kekasihnya yang ke 17, yaitu Luna di taman ibukota.
"Raven!" gadis cantik nan mungil itu berlari dengan kaki pendeknya menuju ke arah Raven.
Raven pun berdiri dan mengusap kepala kekasihnya, "lama banget, capek tau nunggu nya"
"Hehe, maaf"
"Eum, Raven.." panggil Luna.
"Iya? Kenapa hm?"
"Aku-" Luna sengaja memotong ucapannya.
"Kenapa?"
"Aku--mau putus" ucapnya sambil menundukkan kepalanya.
"Kenapa minta putus?, kamu udah bosen sama aku?" tanya si cowok cap biawak itu, pake aku-kamu an segala.
Luna menggelengkan kepalanya.
"Terus karena apa?"
"Karena aku mau ke Belanda sama keluarga aku untuk sementara ini"
"Hm, tapi kan kita masih bisa LDR kan? Kenapa harus putus hm? Aku ada salah?"
"Enggak, kamu gak salah kok, aku minta putus karena ini permintaan papa aku, dia gak setuju sama hubungan kita, papa aku juga maksa-maksa aku, buat putusin kamu, maaf" ucap Luna panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Novela Juvenil[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...