Kini Alezza dan kedua orang tua Raven sedang makan malam di ruang makan.
"Zaa, suapinnn!" rengek Raven membuat orang tuanya menahan ketawa, saat melihat putranya bermanja-manja dengan Alezza.
Alezza tersenyum kikuk, lalu menabok paha Raven, "gak usah manja, lo masih punya tangan kan?" bisiknya.
Raven memajukan bibirnya beberapa senti, lalu mengaduk-aduk makanannya.
"Udah Za, suapin aja--nanti ngambek terus lhoo" sahut Regan kepada menantunya.
Alezza terpaksa mengangguk, lalu mulai menyuapi suami sengklek nya itu, untung cinta.
Raven pun bersemangat memakannya, saat beberapa suapan, ada suara bariton.
"Halo everyone! I'm comeback!" Teriak seseorang.
Krik.. Krik..
Tidak ada yang menyahuti suara yang menggelegar itu, ke-empat manusia yang sedang makan itu hanya melihat pria berkemeja putih sambil membawa dua koper di sebelahnya.
"Siapa kamu?" tanya Regan kebingungan, begitu juga dengan Diana, sementara Raven sudah mengetahui siapa pria itu--tetapi ia tidak peduli.
"Hiks kalian sangat jahat, masa sama anak sendiri aja gak inget coba huaaaaa!" pria tampan itu mendudukkan diri di lantai dengan kaki selonjoran, seperti anak kecil yang tidak mendapatkan mainan.
"Siapa sih pa?" tanya Diana kepada sang suami.
"Gak tau"
"Huaaaaaa! Aku Raden, anak dari pasutri Alregan Vanderlas dan Diana Anindita Kartika, masa gak inget sihh... Hiks" rengek Raden.
"Malu sama badan, badan gede tapi sifat kek bocah cuih.." sindir Raven.
"Lo juga cuih.." ucap Alezza.
"Owalah Raden! Putra sulung mama papa yang gantengnya gak ketolong itu toh" Diana langsung menghampiri Raden dan memeluknya, karena sudah 3 tahun tidak bertemu.
Ya, dia adalah Radeno Amero Vanderlas berusia 21 tahun, putra sulung dari keluarga Vanderlas, Raden sudah 3 tahun tidak pulang, karena ia berkuliah di Australia--sudah 3 tahun ia disana.
Dan akhirnya ia bisa pulang ke Indonesia untuk melepas kerinduannya bersama keluarganya.
"Maafin mama ya, mami pangling--karena kamu berubah banget, mulai dari rambut yang dulu agak gondrong dan sekarang udah cukur, tubuh kamu--yang dulunya kurus, eh sekarang jadi gagah gini, gimana kabar kamu Den?" ucap Diana.
"Alhamdulillah baik ma, mama juga kan?"
"Iya mama baik, kita semua baik"
_______
Dan setelah makan malam, kini Raven dan Alezza dipaksa menginap oleh papa Raven, mereka berlima sedang ada di ruang keluarga.
Raven sedang bermain game di ponselnya dengan rebahan di sofa, sementara orang tuanya dan Raden sedang mengobrol.
"Mama mau punya cucu" ucap sang mama.
"Hah?!" Raven terkejut saat mendengar ucapan Diana.
"Santai aja kali" ujar Regan.
"Apa ma?" tanya Raven tidak paham.
"Mama mau gendong cucu, ish mama iri sama temen-temen mama, mereka udah pada punya cucu, sementara mama belum" lesu Diana.
"Kenapa gak Raden aja noh yang kasih cucu, kalo Raven belum siap punya anak" jawab Raven.
"Dih, kok gue? Lo lah, kan lo udah nikah" sahut Raden.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Fiksi Remaja[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...