Di hari minggu nya, kini dua pasutri muda ini sedang bermain dengan kelinci Alezza, ah tidak, yang bermain hanya Alezza saja. Kalau Raven, ia sedang bermain game.
Kelinci itu sudah di beri nama dari sang pemilik, Alezza.
Yaitu, Lixi, kelinci itu betina."Za, Jalan-jalan kuy.." ajak Raven.
"Maless"
"Ck, ayolah...ke mall, nanti gue beliin macem-macem barang yang lo mau dehh..."
Mendengar ucapan Raven, Alezza pun langsung mendekati suaminya.
"Oke, ayoo, hehe" Alezza menunjukkan poppy eyes nya.
"Ayo, tapi ada syaratnya"
"Isshh, yaudah apa syaratnya?"
"Cium pipi gue dulu" ucapnya sambil menaikkan alis sebelah nya.
Alezza berdecak pelan, "nyusahin lo, mau pergi aja ribet"
"Hm yaudah kalo gak mau, gak jadi pergi"
"Ehh! Iya-iyaa" Alezza memajukan kepalanya, dan...
Cup!
Alezza mengecup pipi mulus Raven, dengan bibirnya. Sementara Raven, ia langsung terdiam sejenak, lalu memegangi pipi kanannya yang baru saja dapat kecupan manis.
Wajah Raven tidak bisa ditebak lagi, karena tentunya wajahnya langsung memerah seperti tomat, telinganya pun ikut memerah.
'I-ini.. Gue gak mimpi kan? Ini beneran kan?' ucap Raven dalam hati.
"Malah bengong, ayoo jadi gak?" sahut Alezza.
"Y-ya lo aja b-bikin jantung gue jedar jedur sih, g-gue kan jadi....aaaaggghhhh" Raven mulai menjadi gagap seketika, ia pun langsung lari ke dalam kamar.
Jeeduarrr!!
Raven membanting pintunya. Sementara Alezza, ia masih terdiam, ia tidak tau harus berbuat apa.
"Lah... Dia yang minta, dia yang salting sendiri, aneh" cicit Alezza.
Sementara itu Revan yang ada didalam kamar...
Ia jingkrak-jingkrak sendiri, berteriak tapi tanpa suara, sampai-sampai ia menggigit bantalnya."Aaggghhhh! Sial! Pertama kalinya dicium sama istri, hhuuaaaaaa mamaaa, putra ganteng mu ini, dibikin salting, aaaaaaaa!! Gue mau lagi, Alezzaaaa!!" teriak Raven.
Ceklek
Alezza masuk kedalam kamar, karena mendengar teriakan gajelas dari cowok itu.
"Kenapaa?" Alezza duduk di sebelah Raven. Malah membuat Raven senyum-senyum sendiri.
"Dih? Udah gila kahhh?" ujar istri Raven itu.
"Za.. "
"Hm"
"G-gue...."
"Apa?"
"Gue mau"
"Mau apa?"
"Guemaudiciumlagi" ucap Raven dengan cepat. Grogi.
"Hah? Lo kalo ngomong yang jelas napa"
Raven menarik nafasnya dalam-dalam, lalu membuangnya, "gue mau... Di--dicium lagi" Raven menunduk.
Alezza tercengang saat mendengar ucapan Raven, "ohh gitu" ia mengangguk paham.
Raven terdiam.
"Jadi lo mau gue cium lagi, hm?" Alezza memajukan wajahnya, membuat Raven terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN [ON GOING]
Teen Fiction[𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐃𝐔𝐋𝐔 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] Raven Jarevie Vanderlas, sang ketua geng motor bernama VALANZA, cowok yang kerap dipanggil Ven/Rav itu memiliki sifat yang nakal atau badboy, playboy, suka bolos, sering membuat onar, manja, suka minta...