Saat ini reva akan dites oleh sensei Burhan, dia harus mempraktekkan gerakan yang dia tahu, mencoba membelah papan dan bata, lalu terakhir melawan seniornya.
Semua dia lakukan dengan jujur, dia sedikit kesal karena melawan senior sabuk coklat dan hitam. Terasa seperti perundungan, bukan itu masalahnya, hanya saja reva terlihat seperti anak kecil ditengah-tengah tiang.
Selesai dengan itu, reva dipersilakan istirahat lima menit, untuk kemudian nanti diberitahu keputusan dia naik ke tingkat apa.
"Lo persis bocil va, hahahah" Naya dengan tawanya, untungnya mereka duduk di pojok sehingga tidak terlalu mencuri perhatian
Reva mendengus sebal, salahkan seniornya yang seperti tower itu.
"Sadar diri penting" Lia
Naya yang sudah selesai tertawa mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Haa? Maksudnya?" Naya
"Lo lebih boncel dari Reva" Lia
"Heh! Gue gak boncel ya" pelotot Naya
"Nyatanya lo cuma sepundak gue" Lia
Lia ini lumayan tinggi ya, jika diurutkan Lia, Reva, Naya itu bagai do re mi.
Naya mendengus sebal, sepupunya ini memang sangat senang membuatnya kesal. Naya kemudian tersenyum dan berkata
"Yang penting gue imut manis" pd nya
"Huekk" gaya mual Lia
"Ihhh kok gitu sih" tabok Naya ke paha Lia
"Shh panas nay" Lia mengusap usap pahanya
"Syukurin, wle" Naya menjulurkan lidahnya mengejek Lia
"Ngalah sama dora aja li" ucap Reva
Sontak ucapan reva menguundang tawa Lia dan tatapan tak percaya Naya.
"Bwahahahha, dora.. hahahahaha" Lia
"Udah ah, gue mau ke sensei, istirahat gue cuma lima menit" Reva
"Iya sana huss" usir Naya, dia tidak terima dipanggil dora.
Reva tersenyum melihat Naya kesal, lumayan seru juga.
....
"Jadi Reva, karena kemampuan kamu sedah setara dengan sabuk hitam, saya putuskan kamu naik ke tingkat Chaobi atau sabuk coklat" sensei Burhan
"Saya sebenarnya tahu kamu berbohong, maka dari itu saya memberi kamu hukuman lewat tes tadi" jelasnya lagi
"Kalo udah tau kenapa gak dari awal aja hukumannya?" Tanya Reva
"Terserah saya" sensei Burhan
Reva menghela nafas kasar, dia kesal .
"Kamu kesal dengan saya?" Sensei Burhan
"Enggak" jawab Reva
"Lalu kenapa mendengus?" Sensei
"Apa mendengus selalu berarti kesal?" Reva
"Tidak juga" Sensei
"Lalu kenapa sensei bertanya seperti itu?" Reva
"Hanya ingin" jawab sensei datar
Reva benar-benar kesal sekarang, wajah saja tegas dan garang, nyatanya tengil.
"Dilarang menggrutu" tegur ilham
Ya diruangan itu selain dia dan sensei, ada juga ilham. Dia seperti ajudan berdiri terus disamping sensei.
"Siapa?" Ketus Reva
KAMU SEDANG MEMBACA
VERA or REVA [TERBIT]
Fantasy⚠ BANYAK TYPO BERTEBARAN [ PART SUDAH TIDAK LENGKAP ] Vera Novya Syakilla gadis cantik, memiliki IQ diatas rata-rata, cuek kalo baru kenal, gak pekaan, hangat kepada sahabat dan keluarga. Anak tunggal dari keluarga sederhana. Selalu ingin memiliki k...