PART 14

42.8K 4.6K 24
                                    

Hari ini reva akan ke Bandung, dia memilih naik kereta, Gevan sebenarnya ingin ikut, namun dilarang keras oleh reva. Belum saatnya gevan tahu, dia berjanji akan mengatakan yang sebenarnya, tapi bukan sekarang.

Reva juga izin ke sensei untuk tidak latihan selama dua hari.

Reva berangkat pukul delapan, perjalanan kurang lebih selama 4 jam, dia sampai di Bandung tepat tengah hari saat adzan dzuhur berkumandang.

Reva memilih menunaikan solat di musola dekat stasiun, setelah selesai, dia memesan ojol, dia akan mampir ke cafe untuk makan siang terlebih dahulu. Dia memilih cafe yang sering dia kunjungi saat menjadi Vera, sekalian nostalgia.

Saat makan, ada suara yang meminta izin
"Permisi, boleh gabung gak?"

Reva menaikan pandangannya melihat orang yang berbicara.

Deg

Itu, itu Ricky dan Ikhsan. Sahabatnya.

"Ricky, ikhsan" lirih Reva

"Eh lo bukannya yang di gramed jakarta itu bukan sih?" Ikhsan

"Aah, iya" Reva

"Duduk aja" Reva

"Thanks" Ikhsan.

Mereka akhirnya duduk berhadapan

"Oiya, nama lo siapa?" Tanya Ikhsan

"Reva" jawab Reva

Reva menahan tangisnya, dia harus kuat, Ricky sedari tadi mencuri pandang kearah cewe depannya, dia seperti merasakan aura sahabatnya. Ikhsan juga merasa dekat dengan reva, dia merasakan semenjak dijakarta.

selesai dengan makannya. Reva langsung mengajak bicara mereka berdua.

"Emm, gue, ada yang mau gue omongin ke kalian berdua" Reva

"Emang lo kenal kita, kita belum ada kenalan juga" Ikhsan

"Sebelumnya gue bakal ngomong panjang, dan jangan dipotong"

Dan mereka nurut

"Gue vera, Vera Novya Syakilla. Anak ayah yoga dan ibu ayu, Gue tahu kalian gak akan percaya, apalagi wajah gue beda sama vera. Tapi ini nyata, setelah kecelakaan itu, gak tau gimana ceritanya gue kebangun dibadan ini, gue awalnya gak percaya. Tapi kenyataan nya jiwa gue masuk ke raga ini. Gue vera, sahabat kalian" jelas terisak Reva

"Lo gausah ngaco ya, gak masuk logika!" Emosi ikhsan

"Apa buktinya kalo lo vera?!" Ricky

"Gue tahu kebiasaan kalian. Ikhsan, lo kebiasaan maling mangga tetangga dan punya koleksi kolor spongebob, lo juga kebiasaan ngemil malem. Lo yang paling banyak makan antara kita bertiga. Ricky, lo yang paling cuek dan dingin, lo kebiasaan nangis dipojokan, ngelap ingus dibaju gue, dan tiap lo makan cemilan selalu gue comot." Jelas Reva dengan isakan yang semakin jelas, dia menengadahkan kepalanya keatas.

"Gue tau ini gak logis, tapi... gue- gue vera" tangisnya pecah sudah.

Ricky yang tersadar dari keterkejudan nya langsung beranjak memeluk vera menumpahkan tangisnya yang tertahan. Ikhsan yang masih cengo berusaha mencerna kata-kata itu, vera- sahabatnya masih hidup, dia senang, sahabatnya tidak jadi meninggalkannya. Lalu menyusul memeluk vera.

Mereka berpelukan bagai teletubies, menghiraukan tatapan orang lain.

"Jangan tinggalin kita ver" adu ikhsan

"Lo jahat ver, lo jahat" isak Ricky

Reva juga hanya bisa menangis, setelah tenang mereka tersenyum dan mengobrol menumpahkan kerinduan.

VERA or REVA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang