R A I L A_0.2_

152 22 0
                                    

Jangan lupa Voment

Jadian..

K

ini jam menunjukkan pukul 06.10 ritual di pagi hari harus sarapan bersama dengan keluarga. Raila baru saja selesai memakai baju dan mengambil jaket Phoenix nya dan tak lupa tas yang isinya hanya ada dua buku kosong karena Raila yang tidak pernah mencatat. Membuka pintu dan bertepatan dengan Raka yang baru keluar dengan wajah segarnya.

"Pagi Twins!!" sapa Raka dengan wajah menyebalkannya. Raila mendelik tajam dan tak menyahut. Ini masih pagi.

"Aelah songong amat lo! Disapa saudara tuh nyahut!"

Raka berjalan cepat menyamai langkah Raila dan merangkul saudara kembarnya itu. Tinggi mereka hampir sama namun Raka sedikit lebih tinggi dan Raila hanya sampai telinga Raka.

"Jangan berisik! Masih pagi!" desis Raila tajam. Raka mengerjap polos. Dan mengecup singkat pipi Raila yang dengan cepat menghapus dengan tanganya seperti baru terkena debu.

"Raka! Lo nyebelin banget sih!". Teriak Raila di pagi. Raka acuh menjulurkan lidahnya dan menuju meja makan yang sudah diisi Papanya yang sudah rapi dengan Jaz kantornya dan Mamanya sudah rapi dengan Jaz dokter terlampir di atas kursi.

"Masih pagi YaAllah.. Jangan ribut deh". Lerai Mila kesal.

"Ma tadi malem Rai--- aws Raila setan! Sakit bangke!" Raka meringis merasakan denyut luar biasa di kakinya.

"Lo ya iblis banget!" Raka menatap Raila tajam dan Raila menampilkan wajah garang.

"Kenapa Raila tadi malam?" tanya Mila penasaran. Raila memelototi Raka yang hampir saja berbicara lagi.

"Gak Ma. Serem kayak macan tutul!" jawabnya asal tepat di depan muka Raila.

"Sarapan". Intruksi Bara yang sudah jengah melihat drama pagi hari keluarganya.

"Raka Raila nanti jangan bolos". Tegas Bara seperti tau isi kepala kedua anaknya. Raka dan Raila lemas seketika.

"Tapi pa". Rengek Raka.

"Mau Papa bongkar kolam berenang di belakang? Terus Raila mau Papa ambil semua buku Ensiklopedia kamu?" tanya Bara dengan datar. Keduanya menggeleng cepat. Bagi Raila Ensiklopedia sudah menjadi sebagian hidupnya.

"Gak pa!" jawab keduanya cepat.

"Gimana Les kamu Raka?" tanya Mila kepada putranya itu.

"Ma Raka mau nikah deh". Katanya Tiba tiba. Raila yang sedang minum susu pun tersedak.

Uhuk uhuk!!

Rasa perih meradang di tenggorokan Raila yang menatap Raka tajam. Yang di tatap hanya menampilkan wajah polos.

"Random banget otak lo!" desis Raila tajam. Raka mengangkat bahunya acuh.

"Kalian percaya gak tentang cinta pada pandangan pertama?" tanya Raka lagi. Raila memutar bola matanya malas.

"Gak!" jawabnya.

"Mama percaya". Kata Mila tersenyum kecil. Mengingat jika Bara menyukainya dari pandangan pertama.

"Papa juga. Karena Papa suka sama Mama karena pandangan pertama". Jawab Bara santai. Raka dan Raila saling pandang.

"Wajar sih. Mama kan cantik gini, siapa yang gak mau?". Monolog Raka.

"Mama emang cantik". Jawab Mila. Mengibaskan rambut panjangnya ke belakang. Ketiganya meringis melihat Kupercayaan diri tingkat tinggi Mamanya.

"Udah. Sarapan, habis itu sekolah". Titah Bara. Keduanya mengangguk.

RAILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang