HAPPY READING
Kantor Polisi
Kini Raila duduk anteng di atas motornya. Memikirkan kemana dia akan pergi. Pulang? Tidak mungkin. Apalagi semua sahabatnya berada di rumah sakit dan di pastikan masalah tawuran ini diketahui Mamanya.
Baiklah Raila akan pergi ke Hotel A.D saja. Raila menatap dingin ke arah Diego yang juga menatapnya. Di lihatnya Mata dengan Iris berwarna hitam legam itu.
Raila memberikan ponselnya pada Diego. "Tulis nomor lo disini"
Diego menerima ponsel itu dan mengetikkan nomornya dan memberikan pada Raila. Raila mengambil ponselnya.
"Gue pamit". Katanya dan mulai memakai helmnya. Diego mengangguk kecil, sedikit tidak rela membiarkan Raila pergi."Hati hati".
Raila dengan cepat menancapkan gasnya meninggalkan kediaman Diego. Melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Belum sampai tujuan kini dua motor mengikutinya dari belakang. Raila berdecak sebal melihat itu.
Raila memberhentikan motornya dan kedua orang itu ikutan berhenti. Raila menatap tajam Emon sang ketua Glory.
"Emon. Ngapain lagi sih anjir!" dengusnya sebal.
Raila turun dari motornya dan berdiri di depan Emon yang menatapnya remeh.
"Raila, apa kabar?" tanyanya basa basi. Raila merotasi.
"Intinya aja". Ujarnya dingin.
Ketiga motor anggota Glory berhenti di dekat Raila. Raila lagi lagi mendengus sebal.
"Gue mau lo bubarin Phoenix!" katanya tajam. Raila mengangguk kecil dan tersenyum miring.
"Kenapa? Capek kalah terus? Oh atau lo iri karena Phoenix lebih di atas lo?" tanya Raila mengejek. Emon maju selangkah mendekati Raila yang menampilkan wajah datarnya.
"Lo tuh cantik, mending jadi pacar gue dari pada lo ngelupain diri lo sendiri dengan cara gini". Tangan Emon tergerak memegang pipi Raila. Dan dengan cepat Raila memegang tangan itu dan memutar nya ke belakang tubuh Emon.
"Jadi pacar lo? Air surga kaya gue di dapetin air comberan kaya lo? Dih najis!" sinis Raila tajam.
"Ck! Lepasin gue!"
"Lepasin? Lo gak bisa lepas dari gue? Lemah banget lo!" ejek Raila.
Keempat teman Emon dengan sigap maju dan melawan Raila.
Raila sendiri melawan kelimanya. Dengan tingkat bel diri yang tinggi Raila bisa menangkis dan menghajar mereka dengan gesit. Perkelahian terhenti saat suara sirene polisi terdengar. Raila mengumpat kasar dalam hati.
Baru saja ingin kabur namun mereka sudah di kepung dengan empat polisi yang menyuruh mereka berhenti.
****
Dan disinilah Raila berakhir. Di depan seorang polisi yang menginterogasi mereka. Keadaan Emon dan keempat temannya sangat memprihatinkan, sebab wajah mereka sudah babak belur dengan banyaknya warna biru dan ungu. Sedangkan dirinya hanya terdapat satu luka dari Farel tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAILA
Teen FictionSQUEL KEDUA (My Sweet Boyfriend (Bara, Mila, Kenath, Maya)) cantik dan pintar. dua kata yang mampu mendeskripsikan seperti apa sosok Raila. hidup dalam keluarga kaya dan Harmonis. namun sayang, Raila memiliki sifat dingin dan Beku seperti ayahnya...