SKABY - 01💍

3K 133 3
                                    

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau ananda Atlanta Skala Ricardo Bin Alaric Ricardo dengan ananda Abyga Zoya Arungga Binti Arungga Geraldo dengan maskawin seperangkat alat solat dan uang tunai sebesar satu juta dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinya Abyga Zoya Arungga Binti Arungga Geraldo dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" Skala dengan lantang mengucapkan ijab tersebut.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

"Pak maaf, ini kenapa pake bin-bin bapak beneran ya?" tanya Abyga menggaruk pelipisnya.

Skala menatap kearah Abyga lalu menatap Pak Nizam guru agama yang mendadak menjadi penghulu di acara drama ini.

"Berarti Skala sama Abyga jadi suami-istri beneran dong, Pak?" tanya Altair.

Pak Nizam membenarkan letak pecinya lalu berdeham pelan, "loh iya, astaghfirullahalazim," istighfar Pak Nizam saat menyadarinya.

"Lah Pak, terus gimana dong? Masa saya nikah SMA sih," tanya Abyga memprotes.

"Maafkan saya, saya lupa malah menggunakan nama asli wali kalian," ucap Pak Nizam.

"Ah si Bapak sih becandanya kelewatan, saya kan biasa pulang sekolah minta duit masa sekarang pulang sekolah bawa sumber duit," kata Abyga dengan watadosnya.

"Loh harusnya seneng dong, apalagi Skala kan ganteng, emang kamu gak senang?" saut Pak Nizam.

"Ganteng sih Pak, lagian siapa yang bisa nolak jadi istri anak tunggal kaya raya," ucap Abyga menggebu.

Sedangkan Skala masih terdiam, cowok dingin dan kaku itu diam-diam mengulum senyum. Awalnya ia tidak mau menjadi pemeran mempelai pria di drama ini, tapi karena Abyga partnernya jadi ia mau-mau saja.

Jujur saja, dalam hati ia senang bisa memiliki Abyga. Kakak kelas tercantik yang dikagumi banyak orang dan disukai karena sikapnya yang santai dan ramah.

"Aduhh Pak, saya harus ngomong apa sama orangtua saya kalo kayak gini?" Abyga sudah panik sendiri sedari tadi.

"Mantap! Gagal drama jadi istri anak tunggal kaya raya," pekik heboh Nino.

"Biar saya nanti temui orang tua kamu, sekarang kalian keluar dulu. Bapak jadi pusing," ujar Pak Nizam beranjak berlalu sembari memijat pelipisnya.

•••

SMA Fasific sekolah swasta dengan pasilitas elit di daerah Jakarta Selatan, pagi ini dihebohkan dengan drama berujung nikah beneran yang terjadi kemarin sore.

"Ska! Gimana dong, ah elo mah dari kemaren diem mulu kek gak ada beban idup," gerutu Abyga.

"Lo gak seneng jadi istri gue, Kak?"

Abyga menjatuhkan rahang, melongo menatap Skala. Sejak kemarin setelah acara ijab drama berujung nikah beneran laki-laki itu hanya diam dan sekarang memanggilnya 'Kak'.

"Kak? Gue bukan kakak lo anjim!" protes Abyga memukul lengan berotot Skala, mereka saat ini masih berada di dalam mobil.

"Terus siapa?"

Pasalnya, Abyga sudah kelas 12 sedangkan ia sendiri baru kelas 11.

"Istri lo lah," ceplos Abyga memukul mulutnya sendiri.

Skala tertawa pelan, "iya istri, gak seneng jadi istrinya Skala?" tanya Skala mengusap pipi Abyga yang bersemu merah menggunakan ibu jarinya.

"Males gue sama lo!" ketus Abyga memalingkan wajahnya.

"Dih, blushing," ujar Skala tertawa sembari mencubit pipi Abyga gemas.

"Enggak, ya!"

'Aish, kenapa harus blushing sih!' gerutu Abyga dalam hati.

"Nanti gue suruh orang buat hapus semua videonya, ayok keluar, By," ajak Skala.

Abyga buru-buru keluar dan berjalan cepat meninggalkan parkiran tentu juga menghindari Skala, ia semakin blushing karena panggilan dari Skala, By katanya.

'Sialan nih adek kelas, bikin jantung gue maraton,' dumel Abyga.

"Eh ada pengantin baru, gimana proses aman?" goda Altair -Altair Zico Arungga Abang laknatnya Abyga.

"Gak usah berisik lo!" ketus Abyga.

"By!"

"Ciee, tuh-tuh paksu manggilin. By, katanya," ejek Erlangga.

"Bang Elang kalo gak mau gue sunat dua kali, diem!" sengit Abyga galak.

Belum reda jantungnya dibuat maraton oleh Skala, sekarang malah digodain sama Abang sepupu nya.

"Air keruh sama burung elang mending kehabitatnya aja deh," sambung Abyga terdengar kesal.

"Galak amat Ga, gak dikasih jatah lo sama Skala?" tanya Nino yang baru datang bersamaan dengan Skala.

"Diem lo nano-nano!"

"Kita disuruh ke ruang kepsek," ujar Skala merangkul Abyga dan membawanya dari sana.

"Jagain Al, bini lo inceran banyak buaya," teriak Altair tertawa.

Skala ikut tertawa pelan, lalu mengacungkan jempolnya. "Siap Bang, dijagain tenang aja."

•••

"Makasih pengertiannya Pak, kebetulan orang tua kita juga gak masalah Pak mereka membicarakan ini dengan kekeluargaan dan kebetulan Ayah saya sahabat Papa Alaric," ucap Abyga menjelaskan.

"Syukurlah, kalo begitu silahkan ke kelas masing-masing," ujar Pak Kepsek.

Abyga mengangguk, "mari Pak, permisi."

Abyga menyeret Skala yang sedari tadi diam layaknya patung, "lo jahat banget sih gak bantu ngomong!"

"Gak, buang-buang napas," cuek Skala.

"Dih, dih! Lepas, apaan main rangkul-rangkul," Abyga menepis tangan Skala yang bertengger dibahu Abyga.

"Jangan pelit-pelit sama suami, dosa By," ucap Skala berbisik lalu meniup telinga Abyga membuat perempuan itu meremang.

Abyga mendorong Skala agar berjarak, " sana masuk kelas, belajar yang bener. Ada istri yang harus dinafkahi," cetus Abyga membuat Skala yang jarang tersenyum kini tersenyum-senyum sendiri.

"Iya istri, suami pamit ke kelas dulu," Skala mengedipkan sebelah matanya genit, sebelum berlari menuruni tangga menuju lantai bawah.

"Ya Allah, mengapa suamiku berbeda."

•••

Suamiku Adek KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang