Sudah satu jam berlalu sejak kejadian dimana Abyga tak sadarkan diri tadi, dan sampai saat ini Abyga masih belum juga sadar.
"By, bangun," ucap Skala melirih, jika saja hanya sedang berdua rasanya Skala ingin menangis saat ini.
Bahkan laki-laki yang berstatus suami Abyga itu tengah menahan kuat isakannya, suhu tubuh Abyga sangat tinggi gadis itu menggigil dengan wajah yang terlihat pucat.
"Dia siapa, Ano?" tanya Maga pada Nino, sekalipun tak sedekat Maga dengan Altair tapi Maga dan Nino bersepupu.
"Suaminya," jawab Nino yang memang sering dipanggil dengan sebutan Ano oleh keluarganya.
Maga, Xander dan Zander terkejut bukan main, pantas saja ketika Maga ingin menggendong Abyga ketika pingsan tadi karena kondisi Altair yang tak memungkinkan cowok yang tak ia kenal itu menepisnya.
"Jangan ngaco deh lo, man─mana mungkin ha ha ha," Xander tertawa garing mendengar jawaban Nino.
Cowok humoris itu menatap sendu pada Abyga, mereka yang mengenalnya tau, sangat tau jika Xander sangat amat mencintai kembaran dari sahabatnya itu.
"Gue serius, bahkan satu sekolah pun tau," ujar Nino menjelaskan.
"Tap─ haha gak mungkin!" elak Xander pergi keluar dari kamar Altair.
"Xan─" Nino berdiri hendak mengejar tapi ditahan Zander, kembaran dari Xander itu menggelengkan kepalanya.
"Biarin sendiri," ucap Zander kemudian fokus kembali dengan game nya, kemudian menghentikan game nya saat ada notif masuk.
Letha
[Kluar, Zan. Gw mau ngmng sma lo!]"Ga, gue nyusul Xander," pamit Zander menepuk baju Maga, kemudian berlalu.
Nino menatap sepupunya, "Xander secinta itu sama Biga?" tanya Nino.
"Mungkin," jawab Maga menggedikan bahunya.
"Dia gak bakal macem-macem kan, Bang?" tanya Aldo, sedari tadi kebanyakan dari mereka diam.
Maga menoleh menatap Aldo, "apa, Bang?"
Aldo mengangguk, "temen lo gak bakal macem-macem kan?" kembali Aldo bertanya.
Bukannya apa-apa, setelah mengetahui fakta bahwa Maga dan si kembar anak geng motor termasuk juga Altair yang entah sejak kapan jadi bagian dari mereka, Aldo sedikit waspada.
"Kenapa lo mikir gitu?" kali ini Erlangga yang membuka suara.
Aldo terdiam, di kamar Altair hanya ada pasutri muda, Maga, Altair yang tengah istirahat disamping Abyga, Elga, Nino, Erlangga. Gaby dan Vio? Kedua gadis itu pamit ke minimarket dibawah.
"Al?" Nino kebingungan dengan keterdiaman Aldo, meski laki-laki itu memang lebih sering terdiam.
"Abang gue dulu dibunuh anak geng motor, dan itu gara-gara cewek. Gue cuma takut aja kalo─" Aldo menjeda ucapannya, lalu menghela napasnya dalam. "Gue takut temen lo, nyakitin temen gue."
Mereka serempak menatap Skala yang telaten mengompres Abyga, gadis itu selalu jatuh sakit ketika mengalami khawatir berlebihan.
"Gue jamin enggak, Xander gak sebodoh itu," ucap Maga meyakinkan.
"Apa jaminannya?" tanya Aldo, cowok itu hanya takut apa yang terjadi dengan almarhum abangnya terjadi juga pada temannya.
"Nyawa gue."
•••
"Zander."
Zander yang baru sampai di lobi apartemen menatap orang yang memanggilnya lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adek Kelas
Teen FictionINI BUKAN CERITA HASIL 𝙋𝙇𝘼𝙂𝙄𝘼𝙏, Ya! DIKARENAKAN AKUN 𝙇𝙖𝙥𝙖𝙠𝙈𝙖𝙠𝘽𝙪𝙘𝙞𝙣 GAK BISA LAGI DI AKSES KARENA HP RUSAK, JADI AKU SI PEMILIK AKUN FACEBOOK 𝘿𝙮 𝙄𝙄 & 𝘿𝙮 𝘾𝙤𝙢𝙚𝙗𝙖𝙘𝙠 MEMUTUSKAN UNTUK MEMBUAT AKUN BARU! DENGAN NAMA WP INI...