"Zander," panggil Letha yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Gue Xander," orang itu membalikan badannya.
"O─oh, hai Xan," sapa Letha terdengar gugup.
"Santai kali, sodara gue mana?" tanya Xander menaruh gelas minumnya diatas meja.
Letha menggeleng, "gak tau, makanya gue pikir elo Zander," jawab Letha mendapat anggukan paham dari Xander.
"Mau gue anterin?" tawar Xander mengusap kepala Letha.
Letha bergerak mundur karena terkejut juga takut, setiap pergerakannya selalu dipantau Zander dan cowok itu selalu menghukumnya karena hal se-sepele ini.
Xander tertawa pelan, "lo takut sama gue?" Letha menggeleng dengan kepala menunduk.
"Ngapain lo?!" Letha tersentak kaget saat pinggangnya direngkuh dan diremas sedikit keras.
Letha menggigit bibir bawahnya guna menahan suara ringisannya sendiri.
"Jangan kasar-kasar sama cewek, bro!" tegur Xander, ia kasihan pada Letha yang sudah ia anggap adik sendiri sebagai mana Zander dihidupnya.
"Bukan urusan lo!" Zander semakin merengkuh posesif Letha, karena Xander yang terus menatap lekat gadisnya.
"Lo mulai suka sama Letha?" tanya Xander tersenyum remeh.
"Enggak!" bantah Zander tapi malah mengubah posisinya, yang tadinya hanya merengkuh pinggang kini malah memeluk Letha.
Xander tertawa geli dibuatnya, "mulut lo bilang enggak, tapi tindakan lo ngejelasin semuanya."
"Gue duluan," pamit Xander meninggalkan keduanya.
"Gini ya kalo gengsi sama posesif jadi satu," gumam Xander menutup pintu apartemen kembarannya.
"Gak usah deket-deket Xander!" marah Zander melepas pelukannya, tangannya mencengkram bahu Letha sedikit kuat.
Letha mengangguk, "enggak kok, tad─"
"Enggak-enggak, terus ngapain berduaan didapur?!" sela Zander.
"It─hmmpt," Letha membulatkan matanya sempurna, ketika tangan Zander bergerak tiba-tiba mencengkram dagunya lalu menyatukan bib*r mereka.
"Lo itu punya gue!" tukas Zander setelah menghentikan aksinya, lalu kembali memeluk Letha erat.
"Jangan benci gue, cukup gue yang benci lo."
Jika kamu peka, kamu bisa mengerti arti sebenarnya dari ucapan Zander.
‘’Jangan pergi, gue cinta sama lo.‘’ Mengerti sekarang? Ucapan Zander itu selalu punya arti tersendiri.
Letha terdiam, ia hanya bisa bungkam setiap mendengar penuturan Zander yang selalu mengatakan membencinya tapi juga selalu kukuh menahan keberadaannya.
Bahkan Zander tak segan-segan menghajar setiap laki-laki yang mendekatinya, mengatakan pada semua orang bahwa ia miliknya itu pun ketika marah jika dalam keadaan sadar mana mungkin Zander berujar demikian.
Sempat juga laki-laki itu mendapat skors karena menghajar teman sekelasnya hingga koma dirumah sakit, dan selama skors itu berlaku Letha juga tidak masuk sekolah.
"Gak usah kecentilan lo, diem di apart sama gue!" Ujaran itu terlontar dari Zander, kala itu.
‘’Gak usah sekolah, nanti gue kangen.‘’
Zander emang beda, dibalik kata sarkasnya mengandung unsur yang membuat siapapun tersipu.
Spik gengsian + tempramen macam Zander emang agak susah ditebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Adek Kelas
Teen FictionINI BUKAN CERITA HASIL 𝙋𝙇𝘼𝙂𝙄𝘼𝙏, Ya! DIKARENAKAN AKUN 𝙇𝙖𝙥𝙖𝙠𝙈𝙖𝙠𝘽𝙪𝙘𝙞𝙣 GAK BISA LAGI DI AKSES KARENA HP RUSAK, JADI AKU SI PEMILIK AKUN FACEBOOK 𝘿𝙮 𝙄𝙄 & 𝘿𝙮 𝘾𝙤𝙢𝙚𝙗𝙖𝙘𝙠 MEMUTUSKAN UNTUK MEMBUAT AKUN BARU! DENGAN NAMA WP INI...