2.

33.1K 2.8K 262
                                    

Reza merebahkan tubuhnya, ia sangat lelah malam ini, awal nya ia akan pergi keluar dengan Leni pacarnya, namun gadis itu tengah marah padanya, itu semua gara-gara cowok homo, yang memposting foto nya di website alhasil pacar nya cemburu.

"Haishh...gue yakin si homo Aksa, yang lakuin itu." desis nya kesal. Padahal ia sangat merindukan sang kekasih, sudah dua minggu keduanya belum bertemu, dan harus gagal karena cowok homo macam Aksa. Haish..sangat menyebalkan bukan?

"Lo lihat gue bakal bikin lo benci, sebenci-benci nya sama gue." lirih Reza sebelum ia menutup mata.

__________

Aksa menyenderkan tubuh nya, ia sangat malas untuk kemana-mana, di jam kosong seperti ini, biasanya Disa akan merecokinya, namun gadis itu ijin tak masuk kelas.

Sungguh bosan!

"Aksa, nanti pulang bareng gue yuk!" ajak Deo si ketua kelas. Yang tiba-tiba saja duduk disamping Aksa.

"Boleh." jawab Aksa seadanya.

Ditengah menikmati kesepian nya, Aksa melirik jendela, dan tepat pada saat itu, Reza tengah turun tangga bersama dengan teman-teman nya. Bukan kah itu pemandangan indah? Melihat pujaan hati, disaat tengah galau.

"Kak Reza!" teriak Cika teman sekelas Aksa, dia memang centil, dan tak tahu malu, apalagi jika soal menggoda Reza, dia sangat jago.

Merasa ada yang memanggil nya Reza, berhenti sebentar lalu menoleh, ke jendela kelas sebelas, dan ya suara gadis yang selalu membuat telinga nya sakit.

"Gas aja bro, lagian tuh cewek gak jelek-jelek amat." celetuk Kurnia.

"Hmm." ucap Reza, ia berjalan masuk ke kelas Cika.

"Siapa yang manggil gue?" tanya Reza saat masuk, kelas yang awal nya berisik mendadak sunyi, karena kedatangan si pembuat onar.

"Kak jadi pacar aku, mau kan?" ucap Cika spontan. Aksa mendengar dengan jelas suara enteng Cika, andai saja ia juga wanita, ia pasti menjadi wanita yang akan sangat mengejar Reza.

"Tepos." celetuk Reza sekenanya, Cika yang mendengar itu diam. "Gue suka Aksa." lanjutnya.

Aksa yang merasa hanya dirinya sendiri, yang memiliki nama itu, berusaha tak terlalu percaya diri. Walaupun ucapan Reza, barusan membuat nya salah tingkah.

"Hai." Reza menghampiri Aksa. "Homo." lanjutnya berbisik ditelinga Aksa. Membuat sang empu merinding.

Aksa meremat baju seragam nya, situasi ini sangat membuat nya gugup.

"Kak Reza, tolong jangan ganggu Aksa." ucap Deo geram.

"Heh, siapa yang ganggu, nih banci, emang suka sama gue, iyakan?" ucap Reza matanya menatap Aksa dengan tatapan sulit diartikan.

Aksa hanya bisa menunduk takut, ia tak tahan jika berdekatan dengan Reza terlalu lama, tidak aman untuk jantung nya.

"Ikut gue." Reza menarik tangan Aksa.

"Ta-tapi..."

Reza melepas tangan Aksa, mata nya menatap kedua mata sendu Aksa, jelas Reza bisa melihat rasa ketakutan pada diri Aksa.

"Gue bilang ikut, lo gak budeg kan?" ucap Reza.

"Kalau Aksa nya gak mau, jangan maksa  dong kak." timpal Deo tak terima.

"Bukan urusan lo." ucap Reza, ia menarik paksa Aksa.

"Mau kemana Lo?!" teriak Kurnia yang ditinggalkan, namun Reza tak menyahut. Malah melemparkan tatapan, yang memperingatkannya agar tak ikut campur.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang