9.

24.4K 2.2K 88
                                    

Aksa sudah bangun pagi sekali, ralat ia tak tidur sebanarnya suara dari kamar sebelah membuatnya prustasi bahkan Aksa sendiri ereksi uhh sungguh menjijikan.

Aksa sudah seperti zombie, lingkaran hitam dimatanya sangat tercatak jelas.

Seperti biasa ia akan menyiapkan sarapan, kali ini ia tak berniat membangun kan majikan nya, karena ia tahu bahwa Reza sangat tak suka diganggu. Mulai hari ini ia akan berusaha cuek, dan bersikap selayak nya pembantu dan majikan.

Aksa sendiri berniat untuk pergi keluar hanya untuk sekedar mendinginkan kepala nya.

Aksa menulis kan sesuatu di note kertas kecil, lalu menempelkan nya dimeja tempat biasa Reza duduk.

Aksa segera pergi, ia tak mau melihat wajah yang baru saja bercinta sungguh menggelikan.

Aksa pergi ketaman kota, hari minggu seperti ini banyak orang yang tengah olah raga, Aksa tersenyum senang saat melihat sekelompok ibu-ibu yang melakukan senam, biasa nya Bunda nya juga akan melakukan hal yang sama pada hari minggu.

Aksa jadi rindu sosok itu, tak terasa air matanya menetes, ia merasa seperti anak yang dibuang bahkan Papa nya sama sekali tak berniat mencarinya, atau membujuk nya, Bunda nya pun sama Bunda nya hanya menangis dan mengeluarkan kata-kata, walau begitu Aksa tahu Bunda nya seperti itu karena tak punya kuasa.

Aksa menyeka air matanya, tak sepantasnya ia menangisi akibat dari kelakuan nya.

Selama ini Aksa selalu berharap semuanya seperti dulu, dimana Papa nya belum mengetahui jati diri nya, dimana ia selalu dimanja sang Bunda, dan dipanggil jagoan oleh Papa nya.

Orang yang ia cintai pun sama brengsek nya, Aksa mempertaruhkan kan segalanya untuk mempertahankan perasaanya, namun yang ia dapat hanya makian dan luka yang ditorehkan Reza.

"Gak baik ngelamun pagi-pagi." celetuk seseorang dihadapan Aksa.

Aksa mendongak dan mendapati ketua kelas dihadapan nya.

"Deo." ucapnya pelan.

"Hay." ucap Deo. "Lagi ngapain malaikat muncul pagi-pagi." cetusnya.

Aksa tersenyum canggung menerima panggilan malaikat itu.

"Itu sangat berlebihan Deo." ucap Aksa malu.

"Memang benar, Lo tuh manis, baik lagi." ucap Deo lagi.

Aksa semakin salah tingkah, Deo menggoda nya sangat berlebihan.

"Lo lagi ngapain disini Deo?" tanya Aksa. Deo menunjukan handuk kecil yang melingkar dilehernya, dan juga air botol ditangannya.

"Memanjakan tubuh sendiri." ucap Deo diakhiri dengan cengiran.

Aksa ikut tersenyum ia tak tahu harus bertanya apa, walaupun kenyataannya ia tahu kalau Deo lagi lari pagi.

"Boleh duduk?" tanya Deo sebelum mendapat persetujuan Aksa ia sudah duduk terlebih dahulu.

Aksa mengangguk.

Hening untuk beberapa saat, Aksa kembali dengan dunia nya yang rumit.

"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Deo, Aksa mendongak menatap Deo ia menggeleng pelan. "Gak usah cerita kalau gak mau." lanjutnya.

"Enggak, gue lagu pusing mau cari kerjaan." cetus Aksa. "Butuh uang jajan tambahan." bohong nya.

Deo diam beberapa saat sebelum menampilkan wajah aneh menurut Aksa.

"Gimana kalau jagain toko Mama gue aja." usulnya. "Mama lagi buka lowongan kerja buat jagain toko." lanjutnya.

"Beneran, tapi paruh waktu aja gue kan sekolah." ucap Aksa.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang