5.

28.8K 2.7K 272
                                    

Setelah enam hari dirumah sakit, Aksa dibolehkan pulang.

Aksa takut untuk bertemu Papa nya, Papanya sedang marah, huh, padahal dia berkata jujur, Reza memang bukan kekasih nya. Ia memutuskan untuk mengurung diri dikamar.

Aksa memakai sweeter biru, dan celana hitam bahan panjang, ia duduk di dekat jendela kamar, melihat jalanan dari atas kamar nya.

Suasana malam sangat menenangkan, gemerlap lampu dikota ini, menjadi pemandangan indah.

"Papa bawa mainan, buat jagoan Papa."

Aksa kecil yang sedang duduk, berlari kecil, menghampiri sang Papa.

"Wahh...Aksa suka, makasih Papa." ucap Aksa ia menerima mobil-mobilan remot.

Papa nya mencium sayang kening Aksa, Aksa balik mencium pipi Papa nya.

Bayangan masa kecil berputar diotaknya. Aksa merutuki dirinya sendiri, ia harus bisa mengubah orientasi seksual nya, mau sampai kapan ia dan Papa nya terus bertengkar.

________

Hari rabu termasuk hari yang tak disukai Aksa, entahlah setiap hari rabu ia selalu merasa galau.

Entah itu karena kesiangan, atau bahkan karena piket kelas, dan yang paling buruk adalah ia harus membersihkan toilet karena terlambat, oh ayolah dia benci dengan bau toilet sekolah.

hoekk...hoekk

Aksa mengeluarkan sari makanan dari perutnya, ia tak kuat dengan bau setan ditoilet, apalagi toilet laki-laki, yang sudah diberi julukan, bau abadi.

"Ck, seumur-umur belum pernah gue disuruh bersihin toilet." rutuk nya, Aksa menendang-nendang ember didepannya.

Bruk!

Aksa teperanjat saat mendengar pekikan seseorang.

"Ah..maaf kak." sesal Aksa, saat  seseorang menjerit terkena ember  yang ia tendang.

"Lain kali gak usah main bola, di toilet." cetus orang itu, Aksa melihat bet seragam nya Xll  sudah jelas orang dihadapan nya kakak kelas, mengapa hidup nya dikelilingi kakak kelas? Huh, membuatnya takut saja.

"Maaf kak." ucap Aksa sekali lagi.

"Hmm."

Aksa dapat menarik napasnya, ia bukannya apa, namun kakak kelas selalu main fisik, jadi lumayan membuat nya agak segan.

"Lo cowok yang suka sama Reza kan."

Entah pernyataan atau pertanyaan yang dilontarkannya.  "Gue Kurnia, temen sekelas Reza." lanjutnya.

Aksa kembali merinding, mendengar kebenaran itu.

"Maaf kak tapi..."

"Gak usah cari alasan, gue sering lihat Lo ikutin Reza, saking suka nya lo sama dia, Ampe segitunya. Lo tahukan, Reza setia sama Leni?" ucap Kurnia.

"Iya." jawab Aksa seadanya.

"Terus ngapain lo masih ngejar Reza, lo mau jadi orang ketiga dihubungkan mereka." tutur Kurnia.

Aksa hanya diam, ia tidak tahu harus bicara apa. Sedangkan Kurnia telah selesai mencuci tangannya.

"Gak usah heran, berita lo ngejar cinta Reza, udah kesebar." bisik Kurnia sebelum ia pergi.

Aksa mematung, ia tak menyangka rasa sukanya pada Reza tersebar, jadi orang-orang pasti sudah mengetahuinya. Mau ditaruh dimana wajahnya, apalagi apa tadi? Ia mengejar Reza.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang