16

22K 2K 281
                                    

Matahari tampak sudah hadir, dengan kehangatan nya.

Hari minggu membuat siapa saja akan malas, terutama lelaki yang tengah memeluk kekasihnya sepanjang malam.

Ia sudah membuka matanya dari sejam lalu, namun ia enggan untuk bangun, lebih baik memeluk gadisnya pikir nya.

Ting!

Reza mengambil ponselnya diatas nakas, ia segera membuka pesan dari Aji, yang mengingatkan nya, hari ini ada acara.

Reza melihat puluhan sambungan telepon tak terjawab dari Aksa, dan beberapa pesan.

tangan nya bergetar membuka pesan Aksa, ia baru ingat kekasih laki-lakinya meminta dibelikan obat tadi malam.

Aksa
Pukul 03.04

Kak udah pulang belum?

18.19

Kak jangan lupa obatnya

18.21

Kak masih lama?

18.43

Kepala ku pusing banget,
Mungkin karena hujan-hujanan.

19.00

Reza meremat ponselnya, ia juga melupakan janji nya untuk menjemput Aksa, kemarin Aksa pulang naik apa? Tak ada angkutan umum pada jam segitu.

Reza buru-buru memakai baju nya, ia tak melanjutkan pesan selanjutnya dari Aksa.

Leni terganggu dengan pergerakan Reza yang terburu-buru.

"Sayang aku pulang dulu ya, aku lupa ada sesuatu yang harus aku kerjakan." ucap Reza ia mencium bibir Leni sekilas, gadis itu tampak nya masih mengantuk jadi ia hanya mengangguk saja.

Reza dengan terburu-buru segera pergi, ia harus pulang.

Sesampainya dirumah, ia melihat Aksa yang tengah berkutat di dapur.

"Aksa." ucapnya, Aksa menoleh sebentar. "Sorry semalem..."

"Ah, gak papa kak lagian pusing sedikit tak membuatku mati." ucap Aksa datar, ia membalikan telur nya.

Reza menarik lengan Aksa, ia memaksa Aksa untuk menghadap padanya.

"Kalau lo sakit ngapain lo disini?" tanya Reza dingin.

"Aku harus sarapan, siapa lagi yang peduli pada diriku selain diriku sendiri." balas Aksa tak kalah dingin.

"Lo marah sama gue?" tanya Reza ia mencengkram bahu Aksa.

"Kenapa harus marah? Lagian menjadi pacar kedua memang harus banyak-banyak sadar diri, jangan terlalu berharap akan diperhatikan, karena pada dasar nya yang kedua hanya akan di nomer duakan." tutur Aksa, sungguh saat mengatakan nya Aksa ingin menangis.

"Anghhh..." Reza semakin mencengkram bahu nya, itu cukup sakit.

"Sa-sakit kak." ucap Aksa rendah.

"Lo pikir gue sengaja apa hah?! Gue juga lupa, kalau gue inget udah gue beliin lo obat!" bentakan Reza berhasil mencubit hati Aksa.

MINE { END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang